Bukan area bocil, harap minggir💃🏻
Divya hanya seorang wanita rumah tangga biasa, berbakti pada suami yang memintanya menjadi ibu rumah tangga yang baik dengan hanya mengurusi perihal pekerjaan di rumah dan mengurusinya sebagai suami. Meskipun Divya lulusan S-1, namun wanita itu menurut pada lelaki yang sudah sah menjadi suaminya itu dengan tidak menjadi wanita karir.
Namun, seketika rumah tangga mereka yang baru saja menginjak usia 2 tahun hancur karena orang ketiga. Bahkan orang ketiga itu sudah mempunyai seorang suami.
"Kau tega mengkhianati ku dengan wanita murah4n ini, Bang!" Divya menjambak selingkuhan suaminya itu dengan emosi.
Dughh!!!
Tubuh Divya tersentak, bagian belakang kepalanya dipukul dengan benda keras. Tak lama tubuh Divya terjatuh ke lantai, meregang nyawa dengan dendam yang ia bawa mati.
Namun, tiba-tiba Divya terbangun kembali. Dalam tubuh seorang gadis SMA berusia 18 tahun lalu dengan memakai tubuh gadis yang bernama Ellia itu, Divya membalas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Pergi.
Guys... 2 bab ini tuh update dari pagi tp berhubungan editi kyknya pada sibuk jd baru lolos review 🥲🙈
______
Perusahaan Finn...
Sedang asik-asiknya bibir mereka saling mematuk, ponsel Fayyana berdering.
"Tunggu, ini Emilio." Fayyana mendorong dada Finn, lalu mengangkat panggilan. "Ya, sayang."
Finn mendelik marah, teganya wanita di pangkuan nya itu memanggil mesra pada suaminya di depannya.
"Apa? Bulan madu lagi, di hotel?" Fayyana menoleh pada Finn, wajah lelaki selingkuhannya itu sudah tidak sedap dipandang.
"Baik, pukul berapa? Hm, jam 7 malam kita dinner dulu. Jadi aku harus bersiap-siap dengan tampilan cetar dong ya, Mas." Fayyana terkekeh senang, tiba-tiba Emilio yang beberapa hari cuek padanya akhirnya kini mengajak bermesraan lagi.
"Oke, oke Mas. Aku mau ke salon dan pergi ke butik, jadi kita langsung bertemu di tempat aja ya. Iya-iya sayang, tentu aja aku sangat bahagia. Makasih ya, Mas." Fayyana tersenyum bahagia.
Panggilan pun terputus...
Finn bangun dari duduknya dengan marah, tubuh Fayyana yang duduk di pangkuan Finn hampir saja terjungkal ke lantai jika wanita itu tidak berhasil berpegangan pada tangan lelaki itu.
"Hei, kenapa kau nggak bilang-bilang kalau mau berdiri?!" ujar Fayyana kesal.
"Kau benar-benar wanita nggak berperasaan Fay! Kau bermesraan dengan suamimu di depan ku! Beraninya!" Finn mencekal lengan Fayyana dengan kuat, wanita itu sampai meringis.
"Sakit, Finn! Kau gila ya! Sejak awal kau sudah tau aku wanita bersuami, dan setiap Emilio menelepon memang begitu caraku bicara dengannya. Apalagi sekarang mulutku harus semakin manis untuk menutupi hubungan terlarang kita! Coba lah pahami aku, jangan cemburu berlebihan!"
Finn mengusap wajahnya kasar, "Sudahlah, pergi!" usirnya, lelaki itu tiba-tiba badmood.
"Tentu saja aku akan pergi! Enggak perlu kamu suruh pergi!" dengan cepat Fayyana memakai kembali dress nya, mematut wajah di cermin kecil memeriksa penampilan lalu tanpa bicara lagi pada Finn yang masih emosi wanita itu pergi begitu saja.
"Wanita brengsek! Kalau aku nggak cinta, sudah aku tampar barusan! Arsghttt!"
Tiba-tiba bayangan Divya yang selalu bersikap lemah lembut dalam melayaninya membuatnya merasa bersalah, istrinya itu bahkan tidak pernah menaikan suara padanya. Meskipun ia lelaki miskin namun sejak awal Divya selalu menghormatinya, bak seorang pelayan yang memperlakukannya seperti raja. Apapun keinginan nya selalu Divya dahulukan, apapun yang tidak ia sukai akan Divya jauhi bahkan saat ia menyuruh Divya menjauhi semua teman-temannya dan hanya diam di rumah menjadi ibu rumah tangga, wanita itu pun menurut.
"Div... maafkan aku... aku menyesal..." Finn langsung mengambil kunci mobil, akan pergi dengan tujuan Divya kini berada.
.
.
Di dalam kamar hotel, Emilio tersenyum senang. Dekorasi kamar begitu terlihat romantis, bertabur kelopak-kelopak mawar merah dengan lilin-lilin palm wax yang aromanya tidak menyengat tetapi lembut.
"Sempurna, semoga kali ini berhasil. Aku bisa memuaskan Fayyana, dan hubungan kami kembali membaik." Emilio terlihat sangat antusias.
"Aku harus bersiap untuk Candle light dinner."
Pukul 7 malam, Emilio yang sudah tampil rapi dengan kemeja putih, blazer serta celana panjang berwarna abu-abu. Lelaki itu juga menambahkan kesan formal yang klasik dengan aksesoris dasi menghiasi kemeja nya.
"Sayang, aku datang." Suara Fayyana mengalun lembut.
Emilio berdiri dari kursi, ia menatap penampilan istrinya malam itu dari bawah sampai ke atas. Istrinya itu memakai Slip dress, gaun tanpa lengan yang memiliki potongan tali tipis atau spaghetti strap dengan warna beige. So gorgeous!
Terlihat feminin dan menawan.
"Malam ini kamu luar biasa cantik, sayang." Emilio mengambil tangan Fayyana lalu mengecup punggung tangan istrinya dengan lembut.
"Kau juga sangat tampan, terlihat lebih muda 5 tahun seperti saat kita akan menikah." Goda Fayyana seraya mengerling nakal pada suaminya.
Emilio tergelak mendengar godaan dari istrinya. "Duduklah, sayang."
Sekitar satu jam mereka makan malam seraya berbincang-bincang mesra membahas kenangan masa lalu yang indah untuk mereka berdua.
"Mau ke kamar sekarang, sayang." Ajak Emilio.
"Ayo." Fayyana begitu bahagia.
Di dalam kamar, suasana romantis begitu kental terasa dengan aroma manis dari lilin-lilin di sekitar ruangan. Ranjang besar penuh dengan kelopak mawar merah kontras dengan seprai berwarna putih.
Tadi pun saat makan malam, mereka berdua sudah minum wine hatten wines agar tubuh mereka rileks.
Emilio maju mendekati Fayyana, menarik pinggang istrinya menempelkan pada tubuhnya. "Kamu wangi sekali, sejak tadi aku tidak sabar ingin menarik mu kesini..." bisik Emilio di telinga istrinya.
"Terima kasih untuk yang kamu siapkan malam ini, Mas." Bibir Fayyana mulai bermain di leher suaminya.
Sedangkan tangan Fayyana mengelus dada suaminya lalu turun ke perut dan akhirnya tangannya berhenti di bagian bawah di senjata milik suaminya.
Wanita itu mulai meree_masss lembut disana, masih bermain dari luar celana namun permainan tangan Fayyana tak ayal membuat Emilio mendesaaahhhh.
"Kamu menikmatinya, sayang..." gumam Fayyana dengan suara serak.
"Ahhhh... sayang..." bibir Emilio mulai beraksi, mencium bahu telanjang istrinya. Menurunkan tali tipis dari bahu Fayyana, setelah tali turun Emilio menangkup da da istrinya yang sudah terekspos.
"Sayang, akhirnya punyamu bisa bangun..." Fayyana terpekik kaget terdengar senang.
"Iya... akhirnya... ahhh..." Emilio semakin meree_maasss da da Fayyana yang berukuran besar. Lelaki itu semakin bersemangat karena si junior akhirnya bisa bangun saat bersama istrinya. Kini, dia bisa memuaskan Fayyana dan ia yakin hubungan mereka berdua akan membaik.
.
.
Di Mansion Divya sudah tidak tahan lagi dikurung di dalam kamar, malam itu dia memanggil Sisil dari telepon pemanggil pelayan yang ada di dalam kamar.
"Ya, halo Nona."
"Kemarilah, aku membutuhkan jepit rambut atau kawat. Aku sedang membetulkan barang."
"Hah? Ta-tapi aku harus ijin dulu pada Tuan, Nona." Suara Sisil terdengar ketakutan.
"Sil, aku tau sekarang kamu ada di pihak Om Emilio. Tapi kalau kamu terus begini padaku, aku jamin saat kamu menemukan ku... kamu hanya akan menemukan mayatku di kamar ini!"
"Nona jangan! Maafkan aku, Nona."
"Kalau begitu nggak usah bawa barang-barang tadi, buka saja pintu kamar ini. Cepat!"
Sisil yang ketakutan Divya akan melakukan ancaman nya, dengan cepat naik ke lantai atas dan membuka pintu kamar.
Ceklek.
"Dimana Om ku?"
"Tuan mengatakan pada pengurus rumah hari ini nggak akan pulang, Tuan dan Nyonya Fayyana akan menginap di hotel. Jadi saya diberikan tugas terus mengawasi Nona dan kami semua para pelayan diperintah jangan sampai Nona keluar. Maafkan saya, Nona."
Sialan lelaki itu! Aku dikurung disini, tapi dia malah bermesraan di hotel!
"Kamu tau dimana ponselku?"
"Ada pada Tuan, tapi kata Bi Yeni dia sempat melihat ponsel Nona ada di laci meja kerja Tuan di ruang kerjanya."
Tanpa bicara Divya segera masuk ke dalam lift, setelah di lantai satu dia berlari ke ruang kerja Emilio dan membuka laci meja kerja satu persatu. Dapat!
Yesss! Ayo pergi Div!
"Dia bisa bersenang-senang, aku pun bisa! Dan jangan harap sebelum dia merubah sikapnya padaku yang plin-plan itu aku mau kembali kesini! Misiku untuk balas dendam berasa kacau sekarang! Kemarin dia ingin menikahi ku, tapi sampai sekarang nggak ada pembahasan lagi. Dan kini... lelaki itu malah sibuk bersenang-senang dengan wanita bin4l itu! Bangsaattt!"
Sisil menyusul, "Nona, mau kemana?"
"Mau pergi dari sini, jangan halangi aku!"
"Aku nggak akan mencegah Nona, tapi bawa aku pergi. Aku juga tau jalan yang aman untuk pergi dari sini, Nona nggak bisa lewat pintu depan... di depan pintu ada beberapa orang yang berjaga suruhan Tuan."
"Bajingan itu benar-benar ingin mengurungku! Sebentar, aku harus menghubungi seseorang."
Divya bersama dengan Sisil yang memaksa untuk ikut karena takut dihukum sudah membebaskan Divya dari kamar, sekarang sudah berada di dalam sebuah mobil untuk pergi dari Mansion.
_____
Hayo, jangan ada yang marah-marah sama aku ya karena kelakuan si Om di bab ini... marahin si Om aja, cubit ginjalnya jika perlu 🤣🤣🤣🤣🫣🫣🫣