Kisah satu keluarga yang memiliki ilmu spiritual dan memiliki khodam pendamping dari bangsa Jin. Namun tanpa diduga itu juga terus berlanjut hingga ke anak cucu mereka.
Lalu apakah yang terjadi pada anak cucu mereka? Apakah bisa terlepas dari perjanjian dengan bangsa Jin?
Simak terus ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. M yanie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SUSUK PEMIKAT PART 1
Subroto yang melihat Ayahnya terbaring lemah di kasur rumah sakit, ia merasa bersalah atas segala perbuatannya.
Ia teringat dulu Ayahnya sudah melarang untuk berguru, menghafalkan mantra-mantra yang kini menjadi kodam untuk dirinya.
Kodam itu justru mengajak ke dalam kesesatan, selama ini Subroto sudah lama meninggalkan sholat lima waktunya, Subroto menangis di depan tubuh Ayahnya, rasa penyesalan kini tiada artinya, nasi sudah menjadi bubur.
Tak terasa waktu sudah menjelang maghrib, Subroto bergegas untuk pulang, karena asisten Ayahnya sudah ada untuk menjaganya.
"Pak Dirman, tolong jaga Ayah saya yah, saya mau pulang dulu, istri dan anak saya pasti sudah menunggu."
"Oh, nggih pak monggo,pak Danu biar saya yang jaga."
Setelah pamit, Subroto langsung bergegas untuk pulang, di tengah perjalanan ia melihat mushola yang sudah sepi, karena memang sudah melewati waktu maghrib.
Akhirnya Subroto memarkirkan mobilnya, di sisi jalan, ia berhenti sejenak untuk sholat maghrib, ketika Subroto sudah berada si tempat pengambilan air wudhu, tiba-tiba di telinga sebelah kirinya seperti ada seorang wanita yang membisikinya.
"Subroto, jika kamu sholat maka kamu tidak akan lagi di sukai oleh istrimu." Mendengar bisikan gaib yang selama ini mengikutinya, Subroto langsung berhenti mengambil air wudhu.
Subroto teringat dulu istrinya adalah wanita yang paling cantik semasa kuliahnya dulu, namun istrinya tidak pernah melirik nya sedikitpun, padahal banyak wanita yang tergila-gila padanya, ia tampan dan juga kaya.
Tapi tidak dengan Istrinya, jangankan sekedar suka, bahkan untuk melirik dirinya saja, istrinya tidak mau.
Karena frustasi, sudah berkali-kali mencoba mendekati istrinya gagal, akhirnya Subroto nekat pergi ke dukun, ia memutuskan untuk memasang susuk pemikat.
Sejak saat itulah istrinya mau berpacaran dengannya, dan memutuskan untuk menikah, meskipun sudah lama, namun jika ia melepas susuk itu, ia takut istrinya akan meninggalkanya, karena dari awal jalan yang ia pilih sudah salah.
Subroto memutar keran kembali, untuk mengulang wudhunya yang batal, tapi lagi-lagi bisikan itu terdengar di telinganya lagi.
"Coba kamu pikirkan, bagaimana jika nanti susuk itu hilang kekuatannya, dan akhirnya dia meninggalkanmu? Bukankah kamu sangat mencintainya?"
Subroto akhirnya tidak jadi sholat, ia langsung keluar dari mushola itu, di sisi lain sosok wanita yang tak kasat mata, ia selalu mengikuti subroto,kini ia merasa senang, karena dia berhasil menggagalkan seorang hamba yang ingin bertobat, terhadap Tuhannya.
Subroto melajukan mobilnya, agar ia bisa langsung pulang kerumah, setelah sampai ia melihat istri dan anak-anaknya sedang bermain di ruang tamu.
"Assalamu'alaikum.. "
"Wa'alaikumussalam, Yeee Ayah sudah pulang Nak, ayok salim sama Ayah." Ibu mencium tangan suaminya dengan Rani yang masih berada di gendongannya.
"Ayah sudah makan?"
"Sudah Bu, tadi dirumah sakit!"
"Gimana kabar Ayah?"
"Dia masih harus menjalani perawatan intensif Bu."
"Mudah-mudahan Ayah cepat sembuh ya, Yah, oh iya, Ayah sudah sholat?"
"Emm.. sudah kok Bu, tadi dijalan." Setiap di tanya sholat, Subroto pasti berbohong terhadap istrinya.
Waktu semakin larut, jam sudah menunjukan pukul 22:00 malam, Rani dan Aji sudah tertidur pulas, kini giliran Subroto dan istrinya yang masih bertahan, karena semenjak istrinya melahirkan, sudah dua bulan ia tidak merasakan kehangatan dari istrinya.
Subroto menyampirkan anak rambut yang menutupi wajah istrinya itu, dia mengecup kening dan berpindah ke bibirnya, tangan Subroto menjelajah ke area tubuh istrinya, dan membuka satu persatu pakaiannya.
Namun belum sampai ia merasakan indahnya dunia, tiba-tiba suara angin berhembus kencang dan membuat tirai-tirai disana berterbangan, Akhirnya mereka berdua langsung duduk dari tidurnya, dengan selimut yang menutupi tubuh polosnya.
Subroto memakai bajunya kembali dan langsung menutup tirainya, Subroto kaget tiba-tiba ada sesosok wanita yang cantik berada di depannya, sontak ia terjatuh karena terkejut.
"Ayah, kenapa Yah."
"Hemm.. gak ada apa-apa kok Bu."
Subroto langsung bergegas menghampiri istrinya lagi, dan melanjutkan ritual yang tadi sempat tertunda, namun lagi dan lagi ketika ia akan melakukannya, suara benda terlempar ke arahnya dan berhasil mengenai dirinya.
"Awww.. " Subroto mengaduh kesakitan, karena benda itu tepat mengenai kepalanya.
"Siapa sih yang mengangguku."
Subroto langsung keluar rumah untuk mengecek keadaan, karena Subroto tahu bahwa yang mengerjai dirinya adalah sosok wanita tadi.
Setelah keluar rumah, Subroto menghampiri wanita yang masih setia menatap ke arah jendela kamarnya.
"Siapa kamu sebenarnya? mau apa kamu datang kemari, Huh?"
"Bukankah aku juga istrimu, Subroto?"
"Apa maksudmu?"
"Susuk.. susuk yang kamu pakai itu milikku, dan jika kamu memakainya itu berarti kamu menikahiku."
"Jangan ngawur kamu..."
"Hahaha.. tidakkah kamu ingat ketika malam pertamamu?"
Subroto mengingat-ingat kembali ketika malam pertamanya, yang dimana ia merasa sudah menggauli istrinya, namun tiba-tiba istrinya baru muncul dari luar, istrinya bilang jika dia habis menemui para sahabatnya, Subroto mengira istrinya meminta untuk kedua kalinya.
Seketika Subroto membulatkan matanya, "Apa jangan.. jangan yang pertama bukanlah istrinya? melainkan Jin yang ia gauli?"
Subroto langsung menutup mulutnya, karena syok, Jin itu bisa merubah wujud menjadi istrinya, tiba-tiba kilasan bayangan muncul, yang ia merasa aneh kepada istrinya ketika berada di atas ranjang, yang satu sangat agresif dan yang kedua sangat lembut.
"Ayah, kenapa masih di luar, ayok masuk."
Subroto langsung tersadar dari lamunannya, di lihatnya wanita cantik itu sudah pergi, dan Subroto langsung bergegas masuk kedalam rumahnya.
Ketika sudah berada di dalam kamar, "Emm.. Bu, ritual yang tadi kita lanjutin lain kali saja ya."
"Loh, kenapa Yah? Apa aku sudah tidak menarik lagi?"
"Bukan itu Bu, emm hanya saja ahh sudah lupakan saja, ayok kita lanjutkan yang tadi."
Akhirnya mereka berdua melanjutkan apa yang seharusnya terjadi, tak lupa doa sebelum mereka melakukanya.
"Bismillah, Allahumma jannib naassyyaithaana wa jannibi syaithoona maarazaqtanaa."
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah, ya Allah jauhkan lah kami dari (gangguan) setan dan jauhkan lah setan dari rezeki yang Engkau anugerahkan kepada kami."
___
Adzan subuh sudah berkumandang, dan Subroto di bangunkan oleh istrinya untuk mandi dan sholat, namun Subroto hanya mandi besar, dan masih berbohong jika ia telah melaksanakan sholat.
Subroto bergantian menjaga Rani dan mencoba untuk ngobrol dengan anak perempuannya yang masih bayi itu, Istrinya sedang berada di dapur untuk membuatkannya sarapan.
Dari arah pintu, istrinya masuk dengan gaya centil dan manja, istrinya meraba wajah dan meniup-niup wajah Subroto, sehingga membuat ia merasa geli.
"Apa yoh Bu, masih kurang yang semalam, hem..?" Subroto berbicara tanpa melihat ke arah istrinya.
"Ayah lagi ngobrol sama siapa?" Sontak mendengar suara istrinya berasal dari pintu, Subroto langsung melihat sisi kirinya, yang tadi istrinya berada di sampingnya, ternyata tidak ada orang sama sekali.
Nah loh Ayah, ketahuan...!!!
***
Note
Sebenernya part ini aku malu-malu mau buatnya, namun part ini sangat di butuhkan untuk pemanis cerita.
Disini author hanya ingin menyampaikan pesan saja, Secara aturan dasar, pemakaian susuk tidak boleh diniatkan guna bermaksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala, misalnya untuk memikat istri orang lain, supaya kuat apabila ingin melakukan pembegalan, agar tidak hamil saat berzina dan lain sebagainya. Niat seperti ini tentu dilarang oleh syariat.
Memasang Susuk dan Kaitannya dengan Aqidah,
dengan bahasa lain, kaitan susuk dengan aqidah sangat bergantung pada keyakinan si pengguna terhadap susuk. Bisa berakibat pada kekufuran, kefasikan, atau sesuatu yang boleh-boleh saja. Dalam hal ini, menata niat dan kesadaran merupakan hal yang sangat krusial.
Atau berkeyakinan yang berkehendak hanya Allah, namun semua yang berkaitan dengan sebab akibatnya secara rasional, maka yang meyakini hal tersebut dihukumi sebagai orang bodoh. Atau berkeyakinan yang menjadikan hanya Allah hanya saja segala sesuatu terkait sebab akibatnya secara kebiasaan maka dihukumi orang mukmin yang selamat, Insyaallah,” (Syekh Ibrahim Al-Bajuri, Tuhfatul Murid, hlm. 58).
Secara aturan dasar, pemakaian susuk tidak boleh diniatkan guna bermaksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala, misalnya untuk memikat istri orang lain, supaya kuat apabila ingin melakukan pembegalan, agar tidak hamil saat berzina dan lain sebagainya. Niat seperti ini tentu dilarang oleh syariat.
Pemakaian susuk harus mempunyai tujuan yang legal dan jelas supaya tidak ada potensi membuang-buang harta secara sia-sia. Selain itu, susuk tidak membahayakan diri pemakai itu sendiri.
Lalu, apakah orang laki-laki diperbolehkan susuk dari bahan emas? Sebagaimana tercantum dalam literatur fiqih, haram bagi laki-laki mengunakan perhiasan emas. Pertanyaannya: apakah susuk masuk kategori perhiasan?
KH Thoifur Ali Wafa, dalam kitabnya Bulghatut Thullab menyatakan bahwa susuk dari emas, perak diperbolehkan dengan argumentasi bahwa yang dilarang oleh syara’ bagi seorang laki-laki adalah memakai emas. Sedangkan susuk sifatnya bukan dipakai namun ditanam di bawah kulit sehingga tidak tampak di mata orang lain.
"Jarum emas atau perak ditanam di kulit seorang laki-laki sebagaimana yang biasa diketahui masyarakat di sebagian negara untuk berobat, supaya kuat atau dengan tujuan lain hukumnya boleh karena tidak dianggap memakai, dan benda tersebut tertutup. Hal ini juga tidak diklasifikasikan sebagai tato karena tertutup dan tidak sampai mengeluarkan darah di sana.” (KH Thoifur Ali Wafa, Bulghatut Thullab, juz 5, hlm. 543).
Wallahuallam...
Namun yang dipakai Subroto sudah pasti salah,
"Jika dia melakukan itu karena merasa kurang cantik dan kurang atas pemberian atau karunia Allah atas fisik dan tubuhnya, jelas dia mengingkari nikmat Allah. Dan ini adalah bagian dari dosa besar, syirik atau menyekutukan Allah. Menghipnotis orang lain dengan tipu daya susuk agar orang terperdaya aura atau khasiat susuk tersebut,"
Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda,
"Segala sesuatu tergantung pada niatnya, dan apa yang didapatkan ialah apa yang telah diniatkan." (HR. Bukhari).
kasih ⭐⭐⭐⭐⭐ sekalian takut lupa baca lagi novel seru nya 🙏