Ellios atau Kai??
bagaimana jika dua jiwa itu ada dalam satu nyawa?
penyamaran yang awal nya dibuat untuk sekedar candaan, tiba-tiba berubah menjadi sebuah pilihan penting dalam hidup nya.
semua karena "CINTA"!
ya, itulah alasan kenapa tubuh itu harus memilih jiwa mana yang akan dia pertahankan.
akankah sebuah cinta menemui jalan nya?,
atau justru takdir yang akan menyeretnya pulang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clayra sarka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
perpisahan sementara
Dengan senyuman sangat tenang papa mulai membenarkan duduk nya dan ikut menatap kami satu persatu.
"aku akan persingkat tujuan ku mengumpulkan kalian disini. karena pembicaraan ku dengan putriku pada malam kemarin sudah menemukan titik finish nya, maka aku akan umumkan permintaan Ellios pada kalian"
aku mencoba mencerna perlahan ucapan papa. kemana sebenarnya arah tujuan pembicaraan ini.
"mulai hari ini, putriku akan keluar dari rumah ini. semua fasilitas dari keluarga Oscar akan aku cabut, termasuk uang bulanan Ellios, kartu debit dan mobil pribadi Ell. kecuali semua pakaian yang sudah aku belikan untuk nya"
"tuan Darwin,,, maaf sebelumnya. tapi apa ini tidak bisa dibicarakan baik baik lagi pak? kenapa non Ell harus diusir dari rumah ini tuan? saya sungguh tidak tega jika sampai non Ell terlantar diluaran sana"
"benar tuan, saya tau non Ell sedikit bandel karena suka keluar malam. tapi sejauh ini non Ellios tidak pernah macam macam tuan. bahkan sekalipun saya tidak pernah mendengar desas desus jelek mengenai non Ellios"
"jika non Ell dihukum seperti ini, maka kami juga berhak mendapat hukuman yang sama tuan. karena bagaimanapun kami juga ikut andil menyembunyikan kenyataan jika non Ell sering bandel keluar malam"
aku sedikit terkejut dengan apa yang dilakukan oleh ke 3 laki laki ini. pak Broto, pak Gito dan pak Jo. kenapa mereka sangat berani menjawab pernyataan papa? padahal sebelumnya jangankan menjawab panjang lebar, menatap mata papa secara langsung saja mereka sangat segan. dan sekarang? demi membelaku mereka mati matian melakukan hal ini.
"hahaha.... pak Broto, pak Gito, pak Jo. jangan membuat saya tertawa. kalian sudah berpikir terlalu jauh. mana mungkin saya mengusir putri kesayangan ku"
"jadi tuan??..."
"Ellios yang membuat aturan ini pak. Ell meminta saya untuk membiarkan dia hidup mandiri di luar. awalnya saya jelas tidak setuju, namun setelah kami bernegosiasi satu dan dua hal, akhirnya saya kalah dan harus mengabulkan keinginan itu. benar kan Ell?"
sepertinya papa sudah memberikan jeda untuk aku menyela pembicaraan ini. dengan sangat siap, aku langsung membenarkan pernyataan tersebut.
"benar pak. disini Ell yang mau untuk keluar dari rumah ini. bukan karen Ell marah atau papa mengusir Ellios, melainkan ini murni dari niat Ell untuk belajar mandiri. aku dan papa sudah membicarakan ini matang matang kemarin malam"
"biar papa yang lanjutkan Ell"
saat aku ingin menjelaskan secara detail, ternyata tangan papa sudah lebih dulu menggenggam tangan ku. aku pun akhirnya mengangguk setuju.
"baik paa"
"jadi setelah ini, aku minta pada kalian jangan bahas Ell sebagai putriku diluaran sana. kalian tidak perlu menjelaskan jati diri dia di depan umum. biarkan Ell menjadi jati dirinya sendiri tanpa embel embel Oscar, INI HANYA SEMENTARA WAKTU. semua akan ada masa dimana Ell akan kembali menjadi penerus tunggal segala aset dan perusahaan milik Oscar"
melihat tatapan mereka yang seperti nya masih bingung dengan penjelasan papa, akhirnya aku mencoba membantu menjabarkan lagi.
"pada intinya untuk sekarang tolong jangan akui aku sebagai putri papa. perkenalkan aku sebagai Ellios dengan versi diriku sendiri jika sedang ditempat umum. jadi Ell bisa leluasa membuka diri Ellios. kalian tenang saja, terutama si mbok. Ell akan tetap sering kesini. bahkan Ell sudah atur jadwal jika jumat, sabtu dan minggu Ell akan tidur disini"
"simbok takut non Ell tidak bisa makan. sedangkan non Ell tidak bisa memakan makanan siap saji sembarangan. makanan dingin berlebihan dan non Ell alergi air hujan. bagaimana jika non Ell nanti kedinginan?"
"haha... si mbok tolong jangan berlebihan. Ell ngontrak tak jauh dari sini mbok. Ell sengaja memilih tempat tinggal dekat dengan jalanan sekolah Ellios"
"yasudah jika non masih kekeh untuk berniat hidup mandiri, si mbok hanya bisa mendoakan yang terbaik non. tapi janji ya kalo non diluar ada apa apa jangan sampai lupa menghubungi orang rumah terutama si mbok!"
"siap boss. hehe"
aku pun sengaja memecah ketegangan ini dengan mencoba memberi hormat bendera kearah si mbok. dan ternyata hasilnya berhasil, yang awalnya wanita paruh baya ini terlihat sendu dan murung, kini pada akhirnya senyum itu terukir dari bibirnya.
"yasudah kita lanjutkan sarapan nya. Ell juga harus berangkat sekolah kan nak?"
"benar paa. Ell masih harus mindahin buku buku Ell ke kontrakan"
"apa hunian baru mu layak ditempati oleh putri tunggal keluarga Oscar?"
"haha... papa??? padahal belum ada 5 menit Ell bilang ingin hidup dengan versi Ell sendiri tanpa embel embel keluarga Oscar"
"papa lupa nak. rasanya papa masih tidak rela kau sudah beranjak besar, mandiri, dan bahkan sudah siap melawan dunia ini sendirian"
"Ell adalah putri seorang petarung hebat Darwin Oscar. mana mungkin Ell keos hanya dengan rintangan sekecil ini. papa tenang saja, Ell janji jika nanti ada apa apa, orang pertama yang Ell hubungi adalah papa"
"papa pegang janjimu"
"siap bapak negara"
"hahaha... yasudah ayo lanjut sarapan nya"
"hm"
akhirnya kami kembali hanyut dengan makanan masing masing. tidak ada perbincangan lagi sampai beberapa menit kemudian.
"paa Ell naik dulu ya ingin segera mandi dan bersiap ke sekolah Ell"
"baik nak. papa tunggu di teras depan. ada yang ingin papa beritahukan nanti"
"baik paa"
karena waktu terus berjalan maju, tidak mungkin aku terus membuang waktu disini, masih banyak hal yang harus dipersiapkan. salah satunya adalah membersihkan badan dan packing barang barang keperluan ku di kontrakan. karena sebelum berangkat ke sekolah nanti aku akan singgah lebih dulu di hunian itu.
akhirnya langkah kaki ini mulai lah kembali menapaki satu persatu anak tangga menuju kelantai atas tempat kamarku berada. dan segera mungkin kulakukan aktifitas yang tadi sudah ku susun sedemikian rupa.
.........
beberapa menit kemudian.
seragam coklat sudah melekat di tubuhku, lengkap dengan gesper dan atribut pramuka lainnya. rambut sudah ku sisir serapi mungkin dan 2 tas punggung juga sudah terisi penuh peralatan sekolah, setelah semua dirasa cukup, langsung saja aku berjalan keluar kamar dengan menenteng 2 tas tersebut.
"dimana papa mbok?"
aku langsung menanyakan keberadaan papa pada si mbok yang kebetulan baru saja membersihkan meja makan.
"sudah di depan non dari tadi"
"hm baiklah terimakasih mbok"
"sama sama non Ellios. si mbok lanjut ke dapur dulu ya"
"iya mbok"
langsung saja aku menuju ke arah teras depan, tempat dimana papa biasa duduk dan menghabiskan kopinya untuk teman membaca majalah atau koran.
"akhirnya muncul juga anak kesayangan papa"
kedatangan ku ternyata sudah disambut oleh laki laki kekar ini. namun disini ada yang lain dari sosok ini, tumben sekali papa masih belum memakai baju formal? biasanya dia selalu on time jika masalah pekerjaan. penampakan kali ini malah dia hanya mengenakan kaos berkerah dan celana pendek selutut dan tak jauh dari teras ada 2 buah koper besar dan juga pak Gatot yang berdiri di samping pintu mobil papa.
"papa tumben ga kerja?"
"papa kerja sayang. tapi bukan dikota ini lagi. hari ini sampai satu bulan ke depan papa akan ke bangkok. ada kerjasama disana nak"
ternyata sangat sulit menahan papa agar tetap tinggal disini. padahal aku kira setelah kejadian kemarin papa akan lebih meluangkan waktu untuk ku bahkan untuk dirinya sendiri sekedar beristirahat di rumah ini. nyatanya malah sebaliknya. papa justru semakin jauh lagi perginya.
"Ell jangan berpikir yang lain lain. papa murni kerja nak, bukan mencari pengganti mama mu. nama Linda tidak akan pernah bisa hilang di hati papa"
"Ell hanya ingin papa diam dirumah. selama ini papa sudah bekerja keras. kenapa tidak ada jeda istirahat paa? sekarang biar Ell yang cari kerja. papa sudah waktunya menikmati hari tua itu"
"hahaha... jangan membuat papa tertawa nak. kamu pikir papa selemah itu Ell? tidak bisa! papa belum saatnya bersantai. papa harus menyiapkan banyak hal untuk masa depan putri papa. papa akan istirahat dan diam dirumah jika papa sudah lihat putri papa ini siap menggantikan posisi papa"
dengan penuh percaya diri papa menggenggam erat ke dua pundak ku ini. dengan tatapan tulusnya dan raut wajah yang sangat yakin, kenapa justru ini membuatku sangat tertekan? beban yang papa berikan sungguh tidak bisa kubayangkan nantinya. bagaimana jika harapan papa aku musnahkan? bagaimana jika aku tidak becus kelak meneruskan usaha nya? bagaimana jika aku gagal? sedangkan aku masih seperti ini? serius ke dunia bisnis saja aku tidak pernah membayangkan. di otak ku malah penuh dengan skill baku hantam.
"jangan buat ini menjadi beban mu. jalani kehidupan mu layaknya remaja pada umumnya. berkembanglah dengan caramu. papa dulu sama sepertimu Ell. bahkan lebih parah. masa SMA papa malah papa habiskan untuk tawuran dan balap liar. untungnya kakek mu dulu tidak pernah menuntut papa banyak hal. petuah beliau sama seperti petuah papa padamu. kau boleh...."
"boleh melakukan apapun yang kau sukai. tapi jangan sampai merebut dan mengusik hak orang lain. tapi ingat, apa yang kau lakukan tanggung sendiri akibatnya. jangan menyeret orang tua dalam masalah yang kau ciptakan. tapi harum kan nama orang tuamu dengan perilaku baik mu"
dengan sangat lancar aku menyahut ucapan papa yang merupakan kalimat petuah turun temurun. bahkan aku sangat ingat sekali, mama pun dulu pernah mengatakan hal serupa ini padaku.
"kau masih ingat Ell?"
"apa yang pernah kalian ucapkan pada Ell akan selalu Ell ingat paa. kalimat itu juga pernah mama katakan padaku dulu"
"tanamkan itu baik baik dalam hidup mu. jangan hanya di dengarkan dan diingat!"
"baik bapak negara"
"yasudah sana berangkat lah, papa juga akan langsung ke bandara bersama pak gatot"
"siap paa"
"berikan papa pelukan untuk bekal papa disana 1 bulan ke depan"
"haha baiklah"
greppp....
aku pun langsung berhambur kedalam pelukan laki laki itu. entah ini sudah keberapa kali aku memeluknya, tapi moment seperti ini sangatlah berharga untuk ku.