NovelToon NovelToon
Tourguide Cantik Penakluk Bule Tampan (Matahari Untuk Senja)

Tourguide Cantik Penakluk Bule Tampan (Matahari Untuk Senja)

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:12.7k
Nilai: 5
Nama Author: lizzalizawien

" Ibuku pernah bilang begini saat aku kecil; (Nak jadilah Senja yang selalu bersinar untuk orang lain, seperti Senja yang indah di sore hari. Namamu akan selalu diingat orang. Seperti itulah kamu jika selalu berbuat baik kepada semua orang, maka akan selalu di ingat orang lain juga. Itulah kenapa AyahIbu memberimu nama Senja. Kelak doa AyahIbu agar kamu selalu jadi orang yang baik di manapun kamu berada ). Sejak itu aku juga menyukai namaku. Aku selalu melihat matahari di sore hari agar selalu ingat kedua orang tuaku"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizzalizawien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cukup Diam dan Tak usah pedulikan

Deburan ombak kecil di tepi pantai di malam itu seolah beriringan bersama langkah sepasang kekasih yang tengah berjalan di tepi pantai. Aiden dan Senja sedang menikmati matahari terbenam menjelang malam di tepi pantai di dekat hotel. Bergandengan tangan menelusuri pantai kecil itu. Kaki-kaki yang basah terkena air laut dan pasir yang memasuki sela-sela jari kaki mereka, tak mengurangi keinginan mereka ingin tetap menikmati malam yang indah itu. Semilir angin malam menghembuskan dengan lembut rambut Senja. Aiden menatapnya dengan syahdu, mengurai beberapa helai rambut Senja yang mengenai wajahnya. Menarik dengan lembut hidung Senja dan berlarian berkejaran seperti anak kecil. Betapa bahagianya mereka malam ini.

" Oppa, aku pulang jam 9 ya.." Senja dan Aiden tengah duduk di tepi pantai.

" Kenapa cepat sekali?"

" Oppa, kita bahkan hampir seharian bersama"

" Tak bisakah kau menginap?"

" Oppa, waktu kau belum jadi pacarku aku masih bisa mempercayaimu. Tapi kali ini tidak. Tadi saja kau hampir menerkamku"

" Hah? Menerkam?"

" Bahasa di sini menerkam itu artinya kau hampir saja tak bisa mengontrol diri"

" Ohh?" Aiden jadi malu sendiri.

" Oppa, love its not all about sex. Aku berharap kita bisa menikmati masa pacaran tanpa itu bisa lebih indah"

" Iya baiklah"

" Terimakasih untuk menghargaiku dan juga budaya kami"

" Inilah hal yang aku suka darimu, kau sangat tegas dengan prinsip dan pendirianmu. Kalau mungkin di luar sana banyak wanita yang rela melepaskan semua untukku, tapi tidak denganmu. Itu sangat membuatku semakin tergila-gila padamu"

" Hahha...Oppa ucapan macam apa itu?"

" Aku serius, aku tidak suka di dekati banyak wanita-wanita aneh. Tapi kau bahkan menolakku sebelum aku memintanya"

" Hummph..." Senja merasa geli. " Apa semua wanita itu memintamu untuk melakukan itu juga?"

" Iya, bahkan mereka tidak segan telanjang di depanku"

" Haah?? Iyyyuuhh disgusting. Jadi Oppa bahkan sudah melihatnya"

" Hanya sepintas, dan aku terpaksa membatalkan sebuah kontrak besar karena menolak wanita itu"

" Ck..ck..ck..aku salut kalau Oppa bisa bertahan menolak gadis seksi di depan Oppa"

" Itu tidak aneh lagi bagi mereka. Tapi entah kenapa aku tidak bernafsu sama sekali"

" Hahaha...yang benar?? Aku tidak yakin itu"

" Oohh dear, bagaimana bisa kau tidak percaya itu?"

" Hanya kau dan Tuhan yang tahu. Hahaha..." Senja meledek Aiden terus. Aiden kesal dan menggelitik Senja.

" Hahahha....Oppa hentikan"

" Hahahah...aku tidak akan menghentikannya sebelum kau bilang percaya padaku "

" Hahha...berhenti Oppa..Ahahaha...iyaa..iya..aku menyerah..aku percaya " Aiden berhenti menggelitik Senja, ia berakhir dengan memeluk Senja dan membawanya ke dadanya.

" Please, beri aku kesempatan agar kau percaya padaku sepenuhnya"

" Iya Oppa, aku akan mencobanya. Tapi tolong jangan rusak kepercayaanku"

" Iya" Aiden mencium kening Senja dan Senja memejamkan matanya menikmati kebahagiaan yang di berikan Aiden. Kemudian mereka kembali ke kamar sebentar dan memutuskan makan di luar sembari mengantar Senja pulang ke kostan-nya.

.

.

" See u tomorrow Oppa" Senja sudah tiba di Kostan-nya, baru saja akan turun dan membuka pintu Aiden malah menarik tangannya.

" Oppa, please besok aku akan datang lagi" Senja mengusap pipi Aiden. Aiden memegangnya dengan lembut.

" Uluu..ulluuu..kenapa jadi manja begini pacarku. Sudah aah nanti di lihat orang. Aku turun ya.."

" Yaa.." Aiden seolah tak mau melepaskan tangan Senja. Dia tak melepas sedetikpun menatap Senja yang berjalan menuju pagar kostan-nya.

" Ohh, shit! Im going crazy! Susah sekali rasanya melepasnya semenit saja" Aiden tertunduk di handle stir mobilnya.

" Fuuuhhh..fuuhh.." Aiden menghembus-hembuskan nafasnya dan mengibas-ngibaskan kerah bajunya. Merasa panas tanpa sebab. " Benar kata Senja aku tak boleh lama-lama di dekatnya, aku bisa menerkamnya kapan pun tanpa sadar" Aiden menyalakan mobil lalu kembali ke hotel.

Tak jauh diseberang kostan-nya nampak Reynolds keluar dari balik dinding. Bersembunyi agar tak di lihat oleh Aiden dan Senja.

" Benar dugaanku, dia benar-benar pacaran dengan bule itu" Reynolds meremas botol air mineral di tangannya. Reynolds merasa kesal, tadinya dia ingin kembali datang ke kostan Senja untuk meminta maaf. Reynolds menyesal dan masih ingin kembali dengan Senja setelah di putus oleh kekasih selingkuhannya. Reynolds merasa hanya di manfaatkan oleh wanita itu. Selalu meminta ini itu pada Reynolds. Rey menyadari kalau Senja tidak pernah meminta apa pun kepadanya saat masih pacaran dulu. Reynolds memijat kepalanya menyesali perbuatannya sendiri. Saat ini dia bingung harus bagaimana agar Senja kembali padanya.

" Arrrggghh!!" Reynolds meremas rambutnya dengan kesal lalu memutuskan kembali pulang saja karena tidak akan berani masuk ke kostan Senja. Reynolds merasa malu di usir saat itu.

.

.

" Good Morning sweetheart" kata sambutan  panggilan video call di pagi itu yang di terima Senja kala baru saja membuka mata langsung mengangkat telepon dari Aiden.

" Hmm..Morning Oppa..." suara Senja yang masih mengantuk.

" Masing ngantuk sayang?"

" He-Eh" angguk Senja

" Hari ini kita akan ke resort Mr. Andy, mau ku jemput jam berapa?"

" Oppa sudah mulai kerja?"

" Iya, project-nya sudah di mulai kemarin"

" Oppa benar-benar penuh kejutan. Ke sini tanpa kabar, tahu-tahu sudah mulai kerja"

"Hehehe...aku selalu ingin memberimu kejutan"

" Uhhhmmmpph..." Senja mengerang seluruh tubuhnya dan berusaha duduk. Wajah cantiknya saat bangun tidur membuat Aiden semakin terpesona. Rambut pendeknya yang mekar dan berantakan malah membuatnya semakin memancarkan kecantikan alami Senja.

" Senja..."

" Iya Oppa"

" Jangan pernah perlihatkan wajah bangun tidurmu pada orang lain ya"

" Humm? Untuk apa Oppa, aku pasti malu melakukan itu. Muka bantal dan kusut begini"

" Tidak, kau sangat cantik saat bangun tidur"

" Oppaaa..jangan meledekku "

" Tidak, aku bukan meledekmu. Itulah yang ku lihat saat ini"

" Oppa, ini sangat jelek. Mukaku kusut dan tembam"

" Hahaha..justru itu yang aku suka. Aku tak sabar melihatnya langsung nanti"

" Gak mau!"

" Hahaha.."

" Oppa, jam berapa mau jemput?"

" Sekarang"

" Hah?? Ini baru jam 6"

" Iya, kita sarapan dulu"

" Kalau gitu aku siap-siap dulu ya"

" Iya, aku jalan ke sana sekarang "

" Oke..."

Aiden bersemangat sekali akan menjemput Senja. Menelpon room service untuk membersihkan kamar secepatnya dan menyiapkan sarapan mereka. Aiden akan mengajak Senja sarapan di kamarnya. Sambil menikmati suasana pantai pagi itu.

.

.

Drrt..drrtt.. suara getaran notifikasi handphone Senja.

" Senja, aku di depan rumahmu. Boleh aku minta waktumu sebentar" sebuah pesan dari no.tak di kenal masuk di aplikasi chattingnya. Senja tak mengenal no.handphone itu jadi tak membalasnya.

"Senja, ini aku Rey. Kau memblokir no.handphone lamaku. Biarkan aku bicara padamu sebentar saja"  Senja mengernyitkan dahinya. Dari mana dia dapat no.handphone kantornya. Senja berpikir, hmm pasti dari Anggara.

" Senja beri aku waktu 10 menit saja"  Senja tetap tak membalas. Reynolds menelponnya berulang kali. Tetap tak di gubris Senja. Senja sedang bersiap-siap karena sebentar lagi Aiden menjemputnya. Merapikan baju dan memoles wajahnya tak membuka handphonenya lagi. Melangkah keluar dari kamarnya lalu segera menguncinya. Saat di depan pagar nampak dua orang pria sedang bertatapan tajam. Ya, Aiden bertemu dengan Reynolds di depan pagar kostan Senja.

" What are you doing here?" tanya Aiden.

" Its not your business!" Reynolds menjawab dengan ketus.

" Ciih!"

" Oppa, ayo kita pergi" Senja langsung menyambar lengan Aiden karena tak mau sampai mereka membuat keributan di sana.

" Senjaaa, Senjaaa tunggu! Aku mohon beri aku waktu sebentar saja!" Senja tak menggubris Reynolds sama sekali. Sementara Aiden masih menoleh ke belakang sambil di tarik Senja.

" Oppa tidak usah di lihat orang itu"

" Apa dia menganggumu lagi?"

" Tidak, aku bahkan tak tahu kalau dia ada di sana"

" Telepon aku secepatnya kalau dia mengganggu lagi"

" Iya, jangan khawatir aku bisa jaga diri" Senja bicara sambil menaiki mobil yang sudah di bukakan Aiden. Aiden menatap sinis ke arah Reynolds. Reynolds membalas tatapannya dengan kesal. Aiden berlalu memutar ke arah pintu mobilnya dan segera pergi dari sana.

" Errgh, gagal lagi!!!" Kesal Reynolds.

.

.

" Sayang, kenapa diam terus?" Aiden menarik perlahan tangan kanan Senja sembari menyetir.

" Humm.." Senja menjawab singkat.

" Kok cuma hum? Apa masih ada yang di pikirkan?" Lalu mencium singkat punggung Senja.

" Tidak ada, aku cuma masih kesal"

" Jangan di hiraukan"

" Aku kesal kenapa dia terus datang, itu membuatku tambah muak"

" Iya aku tahu, apa perlu kuberi dia pelajaran lagi?"

" Tidak, jangan!"

" Kenapa? Mungkin dia akan kapok dan tidak akan datang lagi setelah itu"

" Tidak, aku tidak mau kau terlibat masalah dengannya. Kau bukan orang sini, dia bisa memakai hukum negara kalau kau membuat masalah dengannya"

" Aku tidak peduli, dan aku tidak takut. Kalau dia berani macam-macam aku tidak akan segan membunuhnya "

" Oppa hentikan kubilang. Kau membuatku takut. Kenapa terus mengatakan hal yang mengerikan seperti itu"

" Aku tidak akan segan-segan jika ada yang menyentuh milikku"

" Oppa, aku tahu kau menyayangiku. Tapi aku tidak suka kalau orang yang ku sayang berbuat kasar berlebihan hanya karena alasan ingin melindungiku. Secukupnya saja, kita tidak usah berurusan dengan orang-orang yang tidak penting daripada mengotori pikiran dan buang-buang waktu"

" Iya baiklah kalau itu maumu"

Mereka pun tiba di hotel tempat Aiden menginap. Aiden meminta agar Senja tak lagi cemberut dengan menarik pipi Senja. Senja tersenyum karena ulah tingkah gemas Aiden padanya. Mereka pun bersama menuju pavilion di belakang pantai. Memasuki kamar ocean suite Aiden. Menikmati sarapan berdua sambil melihat pemandangan laut pagi itu. Jauh lebih baik daripada mengingat rada kesal pada Reynolds pikir Senja.

.

.

.

1
nurliana
😂🤣🤣 Natasa mati kutu kaan..
nurliana
Makin seruu ... Lanjuut thor 🥰🥰🥰
nurliana
Waah udah gool
nurliana
😂😂 Othor na kepedesan.. Harusna di panjangin thor
nurliana
Haaaaa manisnyaaa 🫠😊😊
nurliana
Waaahh calon ulet keket nih
nurliana
Aih sedikitnaa thor hhmm
nurliana
Uuuhh mantep tuh udah di tampol berapa kali ya...

Semangaat thor 🥰🥰
nurliana
Nah loh ngambek kan adieen
nurliana
Bingung komen naon nya
nurliana
Akhirna ketahuan juga ,, ga pake tempeh ,,
nurliana
Bacana kurang thor 😁 aga banyakan lagi yaa

🥰🥰🥰🥰🤗
nurliana
Waduh napa jadi berabe gitu...

Semangaat thor 🤗 🥰🥰🥰🥰
nurliana
Waah kasian gracia

Lanjuut 🥰🥰🥰🥰
nurliana
Halo semangat thor 🤗 di tunggu up selanjutna
nurliana
Thor dikit amat, baru baca bentar, selesai aja
nurliana
Ga jelas si reynold itu...

🤗🥰🥰🥰🥰
nurliana
Semangaat 🥰🥰🥰🥰
nurliana
😂🤣😂 Lagi kesel juga masih aja jail
nurliana
🥹🥹🥹🥲🥲 Aku juga terhuraa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!