Uncle Jodohku

Ibra pergi menuju Apartemen nya di sebelah Apartemen Risa. Dia ingin mandi dan menyegarkan diri, karena dia baru saja sampai dan langsung menemui Risa.

" Enak aja dia ingin menjadi milik pria lain, Langkahi dulu mayat aku kalau ingin nikah sama yang lain

walaupun aku tidak muda lagi, tapi aku sanggup bersaing, dan aku yakin aku pemenangnya.

Mata itu masih memancarkan cinta untukku, dan aku bisa melihat semua itu.

Ibra merebahkan dirinya di sofa ruang tamu.

Ucapan Risa berputar di kepala nya, sungguh dia tak menyangka jika Risa bisa berubah menjadi seperti sekarang

Aku akan merebut kembali apa yang harusnya jadi milikku. " Ibra tersenyum menyeringai " Lalu berjalan menuju kamar nya untuk mandi.

Sementara di Indonesia, Miko tengah Meeting dengan klien nya.

" Tuan Miko apa anda telah punya pasangan??! Tanya Seorang pria baya ke arah Miko.

Miko tersenyum dan menggeleng. " Saya belum memiliki pasangan Tuan, karena hidup saya selama ini milik keponakan saya, jadi belum memikirkan pasangan, jelas Miko.

Lelaki baya itu tersenyum. " Emang keponakan kenapa?? Umur mu sepertinya sangat matang untuk berumah tangga?! Tanya lelaki itu kembali

Miko tertawa lirih. " Saya membesarkan keponakan saya dari kecil Tuan, jadi saya tak berpikir menikah karena waktu saya habis sama dia. Namun sekarang dia sedang Kuliah di Jepang, lanjut Miko.

saya belum memiliki jodoh Tuan, apa anda punya anak yang mau di kenalkan sama saya?! Goda Miko namun lelaki itu tersenyum dan mengangguk.

Awalnya Miko hanya bercanda namun sepertinya lelaki bernama " Tuan Marvell itu serius dengan candaan Miko

" Begini Miko, saya panggil nama saya ya, biar santai dan kamu jangan panggil Tuan, panggil saja Om.

Miko mengangguk setuju

" Miko, Saya memiliki satu anak perempuan, yang masih gadis.

Usianya baru Dua puluh lima tahun, kalau nak Miko tak keberatan, saya ingin mengenalkan mu dengan nya.

Tuan Marvell melihat Miko yang terkejut dengan keinginan nya.

" Miko tersenyum saja. Sudah sering rekan bisnisnya ingin menjodohkan putri mereka dengan Miko, namun Miko tak menyukai dan hati nya bahkan tak bergetar saat melihat para putri rekan nya itu.

" Begini Om, Saya bukan tidak ingin, namun saya jujur saja, sudah banyak rekan bisnis yang menjodohkan saya dengan anak mereka, namun hati saya sungguh sangat pemilih Om.

Pertama, saya bukan hanya mencari pasangan untuk diri saya sendiri, namun cari ibu yang baik untuk keponakan saya.

Yang bisa menjadi ibu dan teman sekalian untuknya.

Bagi saya, keponakan saya segalanya.

Saat Miko dan Tuan Marvell berbicara, seorang gadis cantik dengan setelan hijab berwarna blue datang dan menyapa Tuan Marvell

" Assalamu'alaikum Papa" Sapa nya dan mencium tangan sang Papa.

Miko menatapnya, ingin tau siapa gadis itu dan tadi apa dia memanggil Papa dengan Tuan Marvell?!

" Walaikumsalam warohmatulohi " Jawab Om Marvell dan Miko bersama.

Loh, Ayana kamu di sini nak!? Sedang meeting juga?? Tanya Om Marvell melihat gadis itu, yang ternyata putri tunggal nya.

" Iya Pa" Ana ada Meeting dengan investor di sini, Maaf ya Pa ganggu Papa lagi Meeting juga

" Om Marvell tersenyum melihat Ayana dan Miko.

Kesempatan dia akan mengenalkan Ayana putrinya dan Miko

" Sudah siap kok nak, Oia kenalkan Ini Tuan Miko Andrean rekan bisnis Papa.

Hmm, nak Miko ini Ayana Naumi putri saya satu-satunya yang tadi mau saya jodohkan sama Kamu, jujur Om Marvell membuat Ayana terkejut dengan ucapan Papa nya

Miko tersenyum dan menatap Ayana yang cantik dan muslimah.

" Halo, kenalkan saya Miko Andrean, kamu bisa panggil Miko saja.

Ayana menyambut tangan Miko dan tersenyum, " Salam kenal Mas, saya Ayana, panggil Saja Anna"".

Ayana ingin protes, namun Papa nya tak ingin di bantah, akhirnya dia memilih diam.

Miko menatap Ayana dengan takjub, sungguh sangat cantik dan modern.

Dua hari berlalu, Miko masih terbayang-bayang wajah cantik dan teduh Ayana. " Mungkinkah aku jatuh cinta pada nya"?! Ayana, kamu cantik, jika sekali lagi aku bertemu dengan mu tanpa sengaja, Pix aku akan mengejar mu sampai kamu dan aku menganggap kamu Jodoh ku, Ujar Miko tersenyum.