Demi menjaga nama baik keluarga Adiguna, Sandra harus rela menjadi istri pengganti majikannya sendiri. Insiden mempelai wanita yang melarikan diri, justru membuat Sandra terseret dalam ikatan suci pernikahan dengan putra sulung keluarga Adiguna yang lemah lembut dan sangat ramah.
Namun sangat di sayangkan, akibat pelarian sang pujaan hati membuat sifat Harun Pradipta berubah sepenuhnya. Sifat lemah lembut dan ramahnya seakan terkubur dalam dalam bersamaan dengan perasaanya terhadap sang kekasih.
Penghinaan tepat di hari pernikahan merubah sosok Harun menjadi pria arogan dan dingin. Termasuk kepada wanita yang kini berstatus sebagai istrinya.
Lalu bagaimana dengan Sandra? Akankah dia bisa membawa Harun kembali dari jurang keterpurukannya.
Update setiap hari jam 12.00.
Follow Instagram @Alfianaaa05_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4
Isabel terkejut ketika melihat status WhatsApp Harun yang memposting gambar dirinya bersama keluarganya sambil memegang kue, ia merutuki kebodohannya sendiri karena lupa dengan ulang tahun Harun.
"Kau bodoh Isabel, bagaimana bisa kau melupakan hari bahagianya," gerutu Isabel pada dirinya sendiri.
"Harun pasti marah padaku, aku harus memberikan hadiah untuknya." Lanjut Isabel bergegas meraih tas nya dan pergi ke mall untuk mencari hadiah.
Ketika di perjalanan untuk membeli kado, tiba tiba ponsel miliknya berdering dan itu dari sang mamah. Isabel memang tidak tinggal satu atap dengan mamahnya dan lebih memilih menempati apartemen pemberian Harun.
"Halo mom,"
"Isabel, kamu dimana? bisa pulang sebentar,"
"Kenapa mom? semua baik kan?"
"Iya tapi kesini sebentar ya,"
"Baiklah, aku segera kesana."
Isabel segera memutar setir, ia mengulur waktu membeli kado untuk Harun dan memilih untuk menemui sang mamah duluan. Memang sangat jarang Isabel pulang tapi ia tidak pernah absen mengirimi uang pada orangtua tunggalnya itu.
Ketika sampai di rumah milik sang mamah, dilihat ada mobil berwana hitam yang terpikir sementara yang ia tahu mamahnya tidak memiliki mobil hitam mewah seperti ini.
"Mom?" panggil Isabel saat masuk ke dalam rumah.
Isabel merasa aneh ketika melihat ada seorang wanita yang seumuran dengan sang mamah dan juga pria yang seumuran dengannya. Pria itu terlihat terus menatap Isabel yang juga balik menatapnya.
"Isabel kemarilah," ucap Rina, mamah dari Isabel.
Isabel mendekat kemudian duduk di sebelah Rina. Karena pakaian yang terlalu pendek, Isabel harus duduk sambil memangku bantal untuk menutupi pahanya.
"Perkenalkan, dia adalah tante Jesi dan ini anaknya Felix. Tante Jesi itu temen kuliah mamah," ucap Rina memperkenalkan temannya.
Kemudian Isabel menjabat tangan Jesi dan Felix bergantian, Isabel merasa risih karena terus di tatap oleh Felix. Bahkan tak jarang pria itu melempar senyum padanya.
"Mom kenapa mom memintaku datang?" tanya Isabel ingin segera menemui Harun.
"Begini sayang, tante dengar kamu mau menjadi model bukan? bahkan kamu sudah lolos kontes di Paris?" tanya Jesi menjawab pertanyaan nya.
"Iya," jawab Isabel singkat.
"Kebetulan Felix ini adalah salah satu pengurus kontes itu, jika kamu mau dia bisa membantu kamu naik di Paris," jelas Jesi seketika membuat Isabel bersemangat.
"Benarkah itu tante?" tanya Isabel sumringah.
"Benar Isabel, banyak model Indonesia yang saya bawa ke Paris dan mereka terkenal disana," jawab Felix menyambung percakapan itu.
"Jadi kau benar benar bisa membuatku menjadi model internasional?" tanya Isabel menyakinkan.
"Tentu saja. Tapi kau akan lebih banyak menghabiskan waktu disana, dan lagi model Paris dilarang untuk menikah sebelum ajang dimulai," jawab Felix, mungkin pria itu tidak tahu jika sebentar lagi Isabel akan menikah.
Isabel mengendarai mobilnya menuju kantor Harun, sejak pulang dari rumah sang mama ia tidak bisa berhenti memikirkan ucapan Felix, penawaran yang pria itu berikan sangat menggiurkan. Sejak kecil Isabel ingin menjadi model dan sekaranglah waktunya untuk mewujudkan cita-citanya.
Sesampainya di kantor Harun, Isabel segera masuk dan memberikan kunci mobilnya pada satpam disana. Seperti biasa, ia akan mendapatkan sapaan ramah dari para karyawan Harun yang tentu ia balas tak kalah ramah.
Isabel masuk ke dalam lift, ia menekan lantai 12 dimana ruangan Harun berada. Bukan untuk memberikan hadiah, Isabel datang hanya ingin mengucapkan sesuatu pada pria itu.
"Selamat siang mba Isabel," sapa sekretaris Harun yang mejanya tepat berada di depan ruang CEO.
"Siang, pak Harun ada?" tanya Isabel dijawab anggukan oleh wanita berpakaian formal itu.
"Ada mba, mari saya antar." Ajak wanita itu diikuti oleh Isabel.
Wanita bernama Mila itu mengetuk pintunya lebih dulu sebelum masuk, setelah di persilahkan berulah ia membuka pintunya dan membiarkan Isabel masuk.
"Sayang?" panggil Isabel riang seperti biasanya.
"Hai," sahut Harun bahagia melihat Isabel datang ke kantornya.
"Apa yang sedang kamu lakukan hmm?" tanya Isabel melihat Harun yang sangat sibuk.
"Hanya merekap data, ada keperluan apa sampai nona cantik ini datang?" tanya Harun dibarengi pujian untuk pujaan hatinya itu.
"Aku mau mengucapkan maaf dan selamat. Maaf karena melupakan hari spesialmu, aku memang bukan kekasih dan calon istri yang baik," jawab Isabel menundukkan kepalanya.
"Hei, apa yang kamu katakan. Kamu adalah kekasihku yang paling baik dan pastinya cantik. Aku mengerti kamu sibuk sayang," balas Harun mengusap rambut panjang Isabel.
"Terimakasih sayang, and happy birthday to you. Semua doa terbaik untuk mu,"ucap Isabel kemudian memeluk Harun erat.
"Ah setiap kali mendapat pelukan, aku jadi tidak sabar untuk menikahi mu sayang." Cicit Harun melepas pelukannya seraya mengelus wajah cantik kekasihnya.
Mendengar ucapan Harun membuat Isabel teringat tujuannya datang. Ia menarik tangan Harun agar duduk di sofa yang ada disana, Harun sangat baik ia yakin jika Harun akan mengerti situasi nya saat ini.
"Ada yang ingin aku bicarakan, Sayang." Ucap Isabel dengan tangan yang menggenggam tangan Harun.
"Ada apa hmm?" tanya Harun lembut.
"Bisa tidak jika pernikahan kita undur sampai tahun depan?" tanya Isabel gugup.
Harun tersentak mendengar pertanyaan Isabel, bagiamana bisa wanita itu bertanya untuk mengundur pernikahan padahal semua sudah di persiapkan, hanya tinggal menyebar undangan saja.
"Kenapa tiba-tiba kamu mengatakan itu sayang? persiapan sudah hampir selesai bahkan undangan hanya tinggal di sebar, dan sekarang kamu meminta untuk mengundurnya?" tanya Harun balik, ia berharap Isabel melakukan ini bukan semata untuk mengejar kontes modelnya.
"Aku, aku masih ingin mengejar cita-cita ku sayang. Kamu tahu kan bahwa model adalah cita-cita ku sejak kecil dan saat ini lah waktunya aku mewujudkan mimpiku," jawab Isabel terbata.
"Kamu masih bisa mengejar cita-cita mu setelah kita menikah sayang, aku tidak keberatan untuk itu." Ucap Harun mengira jika Isabel merasa akan terbatas.
"Tapi aku baru tahu jika kontes di Paris itu kita dilarang untuk menikah lebih dulu," balas Isabel seketika membuat Harun terdiam.
Di satu sisi ia sangat mencintai Isabel dan di sisi lain ia tidak mungkin mencegah keinginan wanita itu untuk menjadi model. Haruskah ia menunda pernikahannya sampai 1 tahun?
Gimana menurut kalian?
BERSAMBUNG........