Diceritakan seorang pemulung bernama Jengkok bersama istrinya bernama Slumbat, dan anak mereka yang masih kecil bernama Gobed. Keluarga itu sudah bertahun-tahun hidup miskin dan menderita, mereka ingin hidup bahagia dengan memiliki uang banyak dan menjadi orang kaya serta seolah-olah dunia ini ingin mereka miliki, dengan apapun caranya yang penting bisa mereka wujudkan.
Yuk simak ceritanya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Esa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jengkok Dan Slumbat Semakin Bisa Memakai HP Android
Beberapa minggu setelah mendapatkan hp baru, Slumbat dan Jengkok akhirnya mulai bisa menguasai dasar-dasar penggunaan hp Android mereka. Awalnya memang serba canggung, tapi berkat Gobed yang selalu sabar mengajari, lama-kelamaan mereka mulai paham cara mengoperasikan berbagai aplikasi dan fitur.
Suatu pagi, Slumbat yang sedang duduk di ruang tamu dengan hp-nya terlihat sibuk memencet layar. Jengkok, yang sedang menyeruput teh, penasaran. “Mah, lagi ngapain itu? Kok serius amat?”
Slumbat menatap suaminya dengan ekspresi penuh kebanggaan. “Ini loh, Pak. Aku lagi belajar cara bikin status di WhatsApp. Tadi Gobed bilang, katanya biar orang-orang tahu kita nggak gaptek-gaptek amat. Hahaha!”
Jengkok tersenyum kecil. “Wah, hebat juga. Terus, bikin status apa?”
Slumbat mengangkat hp-nya sambil memamerkan status yang baru saja ia buat. “Nih, lihat. Aku tulis, ‘Pagi yang cerah, semoga semua lancar dan berkah!’ Gimana, keren kan?”
Jengkok mengangguk pelan, tapi dalam hatinya sedikit bingung. “Iya, keren... Tapi emangnya bikin status itu buat apa, Mah? Biar apa?”
Slumbat tertawa kecil. “Ya biar orang-orang tahu kalau kita lagi aktif, Pak. Kalau kita nggak cuma diam di rumah, gitu loh. Sekarang kan zamannya semua orang update status!”
Jengkok hanya mengangguk-angguk, pura-pura paham. “Oh, gitu ya...”
Tak lama setelah itu, Jengkok merasa penasaran ingin coba sendiri. Dia membuka hp-nya dan mulai mengotak-atik aplikasi WhatsApp, yang menurut Gobed adalah aplikasi paling penting. Setelah beberapa kali salah pencet, dia akhirnya menemukan cara untuk membuat status. Tapi bukannya menulis kata-kata inspiratif seperti Slumbat, Jengkok malah memotret gelas tehnya dan menulis, “Minum teh pagi, rasanya mantap!”
Saat Slumbat melihat status suaminya, ia tertawa terbahak-bahak. “Pak, itu status apaan? Masa cuma foto teh doang? Kalau orang lain lihat, paling mereka ngira kita baru pertama kali minum teh!”
Jengkok ikut tertawa geli. “Ya gimana, Mah, aku kan baru belajar! Lagian teh ini memang enak banget. Biar mereka juga tahu, siapa tahu ada yang mau mampir buat minum teh di warung kita.”
Slumbat menggeleng-gelengkan kepala, tetapi tetap tersenyum. “Ya ampun, Bapak ini… dasar!”
Malam harinya, Gobed melihat status hp orang tuanya dan tak bisa menahan tawa. “Ibu bikin status pagi-pagi udah kayak selebgram, Bapak malah posting foto teh! Hahaha, kocak banget!”
Jengkok tersenyum malu, tapi tetap bangga. “Ya namanya juga belajar, Bed. Bapak kan nggak seterkenal kamu yang sudah punya banyak teman di sekolah.”
Gobed tertawa semakin keras. “Tenang aja, Pak. Nanti kalau sudah jago, Bapak bisa bikin video TikTok juga. Siapa tahu viral!”
Slumbat yang mendengar itu tiba-tiba teringat sesuatu. “Eh, ngomong-ngomong soal TikTok, kemarin aku sempat buka. Katanya bisa bikin video masak-masak, ya? Aku mau coba deh bikin video masak rendang, siapa tahu banyak yang nonton!”
Jengkok melongo, setengah kagum setengah kaget. “Wah, TikTok juga bisa buat masak, ya? Aku kira cuma buat joget-joget aneh.”
“Bukan, Pak! Ada juga yang pakai buat hal-hal berguna, kayak resep masakan gitu,” jelas Slumbat sambil tersenyum penuh rencana.
“Kalau gitu, nanti kita coba bareng-bareng ya, Mah. Siapa tahu warung kita makin terkenal gara-gara TikTok,” kata Jengkok sambil membayangkan dirinya menjadi bintang TikTok.
Esok harinya, Slumbat benar-benar mencoba membuat video masak rendang. Dengan bantuan Gobed, ia merekam langkah demi langkah mulai dari memotong daging, menumis bumbu, sampai rendangnya matang. Tapi ada satu momen lucu yang tak terlupakan. Saat sedang merekam, tiba-tiba Jengkok yang sedang ngantuk berat terlelap di kursi belakang. Saking pulasnya, dia malah mendengkur keras!
“Aduh, Pak! Jangan ngorok pas lagi syuting, dong!” Gobed teriak sambil menahan tawa, sementara Slumbat langsung melirik ke arah suaminya dengan ekspresi geli.
Momen itu tetap terekam, dan Gobed dengan jahil malah memasukkan bagian ngorok Jengkok ke dalam video. Saat videonya diunggah, tak disangka malah bagian ngorok itulah yang paling menarik perhatian banyak orang. “Gara-gara Bapak ngorok, video kita jadi lucu banget! Orang-orang pada komentar ngakak,” ujar Gobed sambil tertawa.
Jengkok, yang tadinya malu, akhirnya tertawa juga. “Ya udah deh, kalau ngorok Bapak bisa bikin warung kita laris, nggak apa-apa!”
Hari demi hari, keluarga Jengkok semakin lancar menggunakan hp Android mereka. Slumbat makin sering bikin status masakan, sementara Jengkok sibuk belajar cara memesan barang-barang untuk warung lewat aplikasi belanja online. Gobed, meski sering tertawa melihat kelucuan orang tuanya, bangga karena mereka tak lagi ketinggalan zaman.
Pada akhirnya, Slumbat dan Jengkok yang tadinya gaptek, kini telah berubah menjadi keluarga yang melek teknologi. Mereka semakin terampil mengoperasikan hp Android, dan warung mereka semakin laris karena promosi lewat media sosial. Yang paling penting, mereka tak hanya menikmati teknologi baru, tapi juga tertawa bersama sepanjang proses belajar.
Suatu malam, saat Slumbat sedang menyiapkan masakan di dapur, Pak Jengkok duduk santai di teras sambil memainkan hp Android barunya. Dia sedang asyik membuka TikTok, aplikasi yang baru beberapa hari dikenalnya. Awalnya, dia hanya ingin melihat video-video masakan atau hal-hal lucu seperti yang Gobed sering tunjukkan. Tapi tiba-tiba, matanya terbelalak lebar melihat sebuah video yang muncul di layar. Seorang gadis muda yang sangat cantik muncul, berpose sedikit terbuka dan menari dengan gaya yang cukup... provokatif.
Pak Jengkok langsung tersentak. "Astaga! Apa ini? Kok bisa nongol kayak gini?" bisiknya dalam hati. Dia mencoba menggulir layar ke bawah, tapi matanya malah terpaku ke layar.
Slumbat, yang sedang memasak di dapur, tiba-tiba curiga mendengar suaminya mendesis pelan. Ia mengintip dari balik pintu dapur, dan melihat ekspresi suaminya yang tampak serius sekali menatap hp. "Loh, Bapak ini kok serius amat nontonnya?"
Dengan gerak cepat, Slumbat menghampiri Jengkok dan tanpa permisi langsung merebut hp dari tangan suaminya. "Sini aku lihat! Lagi nonton apaan nih?" tanyanya dengan nada cemburu.
Jengkok yang kaget langsung melompat dari tempat duduknya. "Ehh... I-i-ini, Mah, cuman liat-liat TikTok... Eh, eh, jangan, Mah!"
Slumbat memandang layar hp dan mendapati video gadis muda yang sedang menari dengan pakaian yang sedikit terbuka. Alisnya langsung terangkat tinggi, wajahnya memerah. "Bapak!!! Jadi ini yang kamu lihat?! Kamu bukannya belajar TikTok buat promosi warung, malah nonton yang beginian?!"
Pak Jengkok langsung panik, tangannya terangkat seolah mencoba menjelaskan. "Bukan, Mah! Bukan sengaja! Ini tiba-tiba muncul, aku juga nggak tau gimana caranya keluar dari situ!"
Slumbat menatap suaminya dengan tatapan tajam. "Keluar? Keluar gimana? Keliatannya kamu udah betah banget tuh di dalam!" seru Slumbat sambil melemparkan hp ke bantal kursi dengan kesal.
Sementara itu, dari sudut ruangan, Gobed yang baru pulang sekolah, diam-diam memperhatikan pertengkaran kecil orang tuanya. Melihat wajah cemas ayahnya dan ekspresi galak ibunya, dia tak bisa menahan tawa. Dia tertawa begitu keras sampai terjungkal ke lantai. "Hahaha! Bapak nonton TikTok cewek cantik, trus Ibu cemburu! Hahaha!"
Namun, yang paling kocak adalah saat Gobed tertawa terlalu keras, tiba-tiba terdengar suara 'plop' dari celananya. Ternyata, dia ketawa sampai ngompol!
"Aduh... hahaha... aku ngompol! Aduh, ketawa banget... haha!" Gobed tertawa sambil memegangi perutnya, tapi mukanya jadi sedikit malu karena celananya mulai basah.
Slumbat, yang awalnya cemberut, mendadak berubah jadi tertawa terbahak-bahak melihat Gobed yang ngompol gara-gara terlalu banyak ketawa. "Ya ampun, Gobed! Kamu ngompol lagi? Umur segini masih ngompol gara-gara ketawa?! Hahaha!"
Pak Jengkok yang semula takut dimarahi istrinya, sekarang ikut tertawa lepas. "Hahaha! Gobed ngompol! Tuh kan, Bed, lain kali jangan suka ketawain Bapak!"
Melihat keluarganya semua tertawa, Slumbat akhirnya tak bisa lagi marah. Suasana rumah yang tadinya tegang berubah jadi penuh gelak tawa. Meski Slumbat cemburu, dia tahu bahwa suaminya tak sengaja. Lagi pula, sekarang mereka malah sibuk tertawa bersama melihat Gobed yang lagi-lagi ngompol.
Setelah beberapa saat, Slumbat pun berkata, "Oke, mulai sekarang, nggak ada lagi nonton yang aneh-aneh di TikTok, ya Pak! Kita fokus aja ke video masak sama promosi warung."
Pak Jengkok mengangguk cepat. "Siap, Mah! Nggak ada lagi video aneh-aneh. Cuma masak-masak aja. Titik!"
Gobed yang masih mengeringkan celananya sambil tersenyum kecut berkata, "Bener tuh, Pak! Kalau nggak, nanti aku ngompol lagi tiap kali Ibu marah!"
Slumbat menggeleng-geleng sambil tertawa. "Dasar anak dan bapak, sama-sama bikin pusing tapi lucu!"
Malam itu, rumah keluarga Jengkok kembali ceria. Walaupun Slumbat cemburu dan Gobed ngompol, momen lucu seperti ini justru membuat mereka semakin dekat dan kompak sebagai keluarga.