NovelToon NovelToon
Hati Yang Terluka, Jiwa Yang Kuat

Hati Yang Terluka, Jiwa Yang Kuat

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Slice of Life
Popularitas:17.3k
Nilai: 5
Nama Author: Detia Fazrin

"Hati yang Terluka, Jiwa yang Kuat" adalah sebuah kisah mendalam dan emosional tentang kekuatan dan ketahanan di tengah badai kehidupan. Di tengah konflik pernikahan yang menghancurkan, Lula berjuang untuk menemukan kekuatan baru setelah dikhianati oleh suami dan sahabatnya.

Di sisi lain, putrinya, Puja, berhadapan dengan tekanan di sekolah, menghadapi dinamika persahabatan yang rumit, dan berjuang untuk mempertahankan integritasnya dalam dunia yang penuh dengan pengkhianatan. Dengan keberanian dan tekad yang kuat, Lula dan Puja menghadapi tantangan besar, saling mendukung dalam perjalanan mereka menuju penemuan diri dan keadilan.

Temukan kekuatan hati yang tulus dan hubungan yang menginspirasi dalam cerita ini, di mana setiap langkah mereka menuju kebahagiaan dan kebenaran adalah perjuangan yang layak diikuti.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Detia Fazrin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dibalik Sorotan Kisah Keberanian Puja

...»»————> Perhatian<————««...

...Tokoh, tingkah laku, tempat, organisasi profesi, dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiktif dan dibuat hanya untuk tujuan hiburan, tanpa maksud mengundang atau mempromosikan tindakan apa pun yang terjadi dalam cerita. Harap berhati-hati saat membaca....

...**✿❀ Selamat Membaca ❀✿**...

Bel berbunyi tanda istirahat, dan keramaian mulai memenuhi koridor sekolah. Puja dan Tiara berjalan bersama menuju kantin, berbincang-bincang dengan semangat.

"Apa rencanamu akhir pekan ini, Puja?" tanya Tiara.

"Aku mungkin akan membantu Ibu di rumah dan sedikit belajar. Bagaimana denganmu?" jawab Puja.

"Aku berencana ke rumah nenek. Dia bilang ingin mengajarkan aku cara membuat kue tradisional," jawab Tiara sambil tersenyum.

"Seru sekali! Jangan lupa bawa kue buatku ya!" kata Puja sambil tertawa.

Setelah sampai di kantin, mereka segera memesan makanan favorit masing-masing. Mereka duduk dan menikmati makanan sambil melanjutkan obrolan ringan.

"Ternyata, jadi ketua OSIS itu cukup melelahkan, ya," kata Puja sambil menghela napas.

"Ya, tapi aku yakin kamu bisa melakukannya dengan baik. Kamu selalu bisa diandalkan," kata Tiara dengan penuh keyakinan.

"Terima kasih, Tiara. Dukunganmu selalu berarti buatku," kata Puja dengan tersenyum.

Setelah selesai makan, mereka berpisah. "Aku harus pergi ke rapat OSIS sekarang," kata Puja.

"Oke, aku harus ke laboratorium biologi untuk bertemu dengan Bu Ratna," jawab Tiara.

"Baiklah, semoga sukses ya. Sampai nanti," kata Puja sambil melambaikan tangan.

"Sampai nanti, Puja," jawab Tiara sambil tersenyum. Mereka berpisah dan berjalan ke tujuan masing-masing.

...***...

Rapat OSIS berjalan dengan lancar. Puja, yang dikenal memiliki kepemimpinan yang baik, dengan cepat diangkat sebagai ketua penyelenggara lomba Bulan Bahasa yang akan berlangsung tiga bulan ke depan. Semua anggota OSIS merasa yakin dengan kemampuannya.

"Baik, teman-teman. Terima kasih atas kepercayaan kalian," kata Puja dengan semangat.

"Kita perlu mendiskusikan rencana dan ide untuk lomba Bulan Bahasa. Ada yang punya usulan?"

"Saya pikir kita bisa mengadakan lomba puisi dan pidato," kata Dina, salah satu anggota OSIS.

"Itu ide bagus. Bagaimana kalau kita tambahkan lomba menulis cerpen, debat dan drama juga?" tambah Iqbal (kakak kelas)

"Wah! Itu ide bagus kak, saya setuju," kata Puja.

"Kita bisa mengundang alumni sebagai juri dan pembicara. Apa ada ide lain?"

"Kita bisa adakan bazaar kecil di samping lomba," usul Rian.

"Bagus. Kita perlu membagi tugas sekarang. Saya sendiri akan mengawasi semuanya," kata Puja, sambil memulai menulis di white board beberapa perlombaan yang akan diadakan.

Semua anggota mengangguk setuju dan mulai merinci tugas masing-masing."Terima kasih, semua. Mari kita kerja sama untuk membuat acara ini sukses," kata Puja.Rapat pun ditutup dengan semangat tinggi dari semua anggota OSIS.

...***...

Setelah rapat selesai, anggota OSIS lainnya kembali ke kegiatan masing-masing. Mereka harus fokus pada persiapan kelengkapan untuk latihan para ekstrakurikuler yang akan diadakan dalam waktu dekat. Puja merasa lega karena rapat berjalan dengan baik, tetapi tiba-tiba ia dipanggil oleh salah satu kakak kelasnya, Putri, yang merupakan anggota tim cheerleaders.

"Puja, bisa ikut aku sebentar?" tanya Putri.

"Tentu, Kak Putri. Ada apa?" jawab Puja dengan penasaran.

"Ada yang ingin kami bicarakan. Ayo ikut," kata Putri.

Mereka berjalan menuju rooftop sekolah, tempat yang biasanya digunakan untuk berkumpul oleh beberapa siswa. Saat tiba di sana, Puja terkejut melihat beberapa siswa lain sudah menunggu. Ada Ratu, Nisa, dan Nova, bersama dengan Iqbal dan Hans. Mereka adalah bagian dari geng "Queen of King," geng yang populer di kalangan sekolah. Anak-anak dalam geng ini dikenal sebagai anak orang kaya yang juga berprestasi.

Puja mulai merasa cemas ketika melihat satu cewek, Ratu, yang merupakan ketua geng itu, menatapnya dengan serius. Puja mencoba menenangkan diri dan tersenyum, tetapi Ratu terlihat marah besar.

Ratu menghampiri Puja dan mendorongnya hingga tersungkur.

"Hei! Apa yang kamu lakukan?" tanya Puja dengan bingung, mencoba bangun dari lantai.

Ratu tidak menjawab, malah mengambil botol air dan menyiramkan isinya ke kepala Puja. Puja yang basah kuyup berusaha mengerti apa yang terjadi.

"Kenapa kamu melakukan ini, Kak Ratu?" tanya Puja dengan suara gemetar.

Ratu tertawa sinis. "Kamu tidak tahu? Kamu sudah mengacaukan semuanya!"

"Apa maksudmu?" Puja berusaha memahami.

"Alvaro! Gara-gara dia menyelamatkanmu kemarin, semua rencanaku gagal! Nonton, shopping, dinner, semuanya berantakan! Dan sekarang Alvaro babak belur! Itu semua karena kamu!" teriak Ratu, menjambak rambut Puja dengan kasar.

"Aku... Aku tidak tahu apa yang terjadi. Aku tidak pernah bermaksud mengganggu hubungan kalian," kata Puja dengan air mata mulai menggenang di matanya.

"Kalau hubungan kami putus, aku akan pastikan kamu menyesal! Ini baru permulaan!" ancam Ratu, wajahnya penuh amarah.

Iqbal yang sejak tadi diam memperhatikan, merasa tidak tega. "Sudahlah, Ratu. Ini sudah keterlaluan."

"Apa? Kamu membelanya sekarang?" Ratu menoleh tajam ke arah Iqbal.

"Ya, karena ini bukan salah Puja," jawab Iqbal dengan tegas, menarik Ratu untuk menghentikan tindakannya.

Ratu melepaskan Puja dan menatap Iqbal dengan marah. "Jangan ikut campur, Iqbal!" teriak Ratu sebelum meninggalkan mereka dengan penuh kemarahan.

Setelah Ratu pergi, Iqbal membantu Puja berdiri. "Kamu baik-baik saja?" tanya Iqbal dengan suara lembut.

"Aku baik-baik saja. Tapi kamu tidak perlu menolongku, nanti kamu juga kena imbasnya," kata Puja sambil menghapus air mata.

"Tidak apa-apa. Aku memang sudah lama ingin keluar dari geng itu. Mereka terlalu ambisius dan licik," kata Iqbal, tersenyum pahit.

"Kenapa orang-orang ingin jadi bagian dari geng itu kalau mereka seburuk itu?" tanya Puja, penasaran.

Iqbal tertawa kecil. "Mereka tergila-gila pada kekuasaan dan popularitas. Geng itu sudah ada sejak lama dan selalu diwariskan. Tapi sekarang, mereka sudah melupakan visi misi awalnya dan hanya memanfaatkan apa yang ada."

Puja mengangguk paham. "Ya, aku bisa melihat itu."

Mereka berdua terdiam sejenak, merenungkan situasi yang ada. Tiba-tiba, ponsel Iqbal bergetar. Ia melihat notifikasi dan tersenyum.

"Apa itu?" tanya Puja.

"Aku baru saja dikeluarkan dari grup dan geng mereka," jawab Iqbal dengan senang hati, menunjukkan ponselnya kepada Puja.

"Maaf, ini semua terjadi karena aku," kata Puja merasa bersalah.

"Tidak, Puja. Ini bukan salahmu. Aku sudah lama ingin keluar dari geng itu. Sekarang aku merasa bebas," kata Iqbal dengan tegas.

"Terima kasih, kak Iqbal. Kamu sangat baik," kata Puja dengan tulus.

Iqbal tersenyum. "Sama-sama. Jika kamu butuh bantuan, jangan ragu untuk menghubungiku."

"Terima kasih. Aku sangat menghargainya," kata Puja dengan senyum yang tulus.

...***...

Selanjutnya, bel masuk berbunyi saat Puja berpisah dengan Iqbal. Tiba-tiba, Alvaro menghampiri Puja dan menyapanya.

"Puja, kenapa kamu basah kuyup?" tanya Alvaro dengan wajah khawatir.

Puja hanya tersenyum samar. "Tidak apa-apa, Kak Alvaro. Aku duluan ya," katanya cepat.

Alvaro terdiam heran, dan dia mengangguk pelan. Namun, matanya tetap memperhatikan Puja yang berjalan menjauh. Alvaro merasa ada yang tidak beres dan memutuskan ingin mencari tahu lebih lanjut apa yang sebenarnya terjadi.

Alvaro pun berjalan menuju kelasnya.

1
Amelia
wuih panas henteu.... haredang.. haredang
Amelia
kejutan.... hahaha
Amelia
ih perempuan egk tahu malu...
Amelia
jangan mau.....
Amelia
puja anak yg hebat, kuat...❤️❤️❤️
Tya🍁: Iya Puja berusaha untuk tetap kuat
total 1 replies
Amelia
ih sirik aja....
Amelia
so sweet...
Amelia
kasian puja.. bagaimana nanti ya .
Adico
😡😡😡😤😤😤rencana yang tak ada habisnya
Adico
semangat thor
Mamah Tati
sedih
Amelia
love love tuh....
Amelia
alex cemburu tuh...
Adico
hai puja... apa kabar pujsan hatiku.
Tya🍁: .... baik baik saja pujaan hati
total 1 replies
Amelia
duh kamu terlalu bodoh Tiara....😔😔
Mamah Tati
i see
Mamah Tati
WTF si Rina balik LG ke cerita?! mau apa LG,,
Mamah Tati
Tiara balik LG ama Rey. Puja jd sama si Varo wadidaw
Mamah Tati
o begini ceritanya y
Mamah Tati
terlalu kbnyk konflik, udh sih akhiri saja kebongkar dh rahasia si queen itu, lama bgt mlh tmbh si Alex psikopat ?!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!