NovelToon NovelToon
PLEASE!! CALL ME PAPA ANKA'S

PLEASE!! CALL ME PAPA ANKA'S

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Model / Roman-Angst Mafia / Menikah Karena Anak
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Anisa Nurapiah

Dijebak suami sampah? Di tipu sahabat sendiri? Di buang oleh keluarganya? ya itu semua adalah kehidupan suram Fellora di masa lalu, Tapi ia kini bangkit dengan indentitas baru untuk membalaskan dendam nya.

"Mengapa kita tidak memotongmu menjadi potongan kecil dan memberikannya untuk anjingmu? Hm? Kemudian kita akan lihat seberapa setia anjing lapar yang sebenarnya.
Kamu tidak akan pernah mengerti kehancuran yang kamu lakukan pada seseorang sampai hal yang sama dilakukan padamu."~Fellora

"Gue nggak peduli ayah dari bayi ini,benih yang ditanam di rahim lo ini! Yang pasti gue cuman ingin menjadi ayah untuk bayi ini, meskipun ini bukan darah daging gue,gue akan memperlakukan layaknya anak kandung. Dan gue juga nggak bakalan melarang lo buat deket sama cowok lain! Yang penting gue bisa jadi ayah yang baik buat bayi ini!"
_Farka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisa Nurapiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

sensitive my wife

Ezza perlahan membuka matanya dan melihat sosok Quilera yang masih terbaring tak sadarkan diri di depannya. Dia yang hanya mengenakan celana, melihat kemeja putih yang tergeletak di atas sofa.

Dengan cepat, lelaki itu mengambil kemeja itu dan memakainya agar tidak terlalu terpapar udara dingin di dalam ruangan. Tangan Ezza meraih ponselnya yang terletak di sampingnya. Dengan hati-hati, dia membuka pintu kamar tersebut dan keluar menuju lorong yang gelap.

Langkahnya tegap, penuh dengan tekad telah menyelesaikan tugasnya.

Di tengah perjalanannya, Ezza bertemu dengan beberapa anak buahnya, termasuk Moca,. Ezza dengan tegas memberikan instruksi kepada mereka, menekankan urgensi untuk segera mengurus Quilera.

"Kalian cepat urus dia!" ucap Jassey dengan suara lantang, memastikan pesannya sampai ke setiap anggota timnya.

Mereka mengerti dan menganggukkan kepala dengan serius, lalu segera masuk ke dalam kamar tempat Quilera beradam

Jassey melanjutkan langkahnya menuju lift dan mengeluarkan ponselnya. Dia memutar nomor seseorang yang sangat penting.

Dengan hati-hati, Farka terbangun dari tidurnya oleh suara dering telepon yang tajam dan memecah keheningan malam. Dia meraba-raba di dalam kegelapan untuk mencari ponselnya yang terletak di atas nakas di samping tempat tidur. Ia berusaha keras agar tidak mengganggu istrinya yang masih tertidur nyenyak dalam pelukannya.

"Halo," bisik Farka dengan suara serak, masih terpengaruh oleh tidur yang belum sepenuhnya terlelap.

"Halo tuan, maaf menganggu! Misi saya Sudah berhasil!" jawab suara penelepon.

"Tapi tuan.. saya merasa sedikit kecewa karena dia sudah pernah digunakan alias barang bekas!" Sambung Ezza dengan nafas berat terdengar.

Telinga Farka langsung menarik perhatian pada kata-kata "barang bekas" yang diucapkan oleh penelepon tersebut.

"Barang bekas?" Farka mengucapkan kata-kata itu dengan suara yang hampir tercekat, mencoba menenangkan dirinya sendiri.

"Yasudah kamu tinggalkan saja dia! Saya akan segera mentransfer uang untukmu !" Farka menjawab.

Sementara itu, di kediaman Ryzard yang tenang, lelaki itu duduk sendirian di ruang tengah dengan kegelisahan yang melanda. Ia telah mencoba menghubungi Quilera berkali-kali, namun teleponnya tidak diangkat.

"Kamu kemana sih? Kenapa tidak memberitahuku jika menginap di sana?" gumamnya dengan kesal. Ryzard merasa campur aduk antara kekesalan dan kecemasan.

Tiba-tiba, suara klakson mobil di depan rumah membuat hatinya berdegup kencang. Ia bergegas mendekati jendela dan melihat keluar.

Ternyata, mobil yang ia lihat adalah mobil yang menjemput Quilera. Tanpa ragu, Ryzard segera meninggalkan rumah dan menuju mobil yang pintunya terbuka.

Di dalam mobil, Ryzard melihat Moca sedang berusaha membangunkan Quilera yang terlihat masih tertidur pulas. Wajahnya penuh kekhawatiran dan rasa cemas.

"Eh!" Moca terkejut melihat Ryzard berdiri di pinggir jalan. Tatapan heran dan kehati-hatian terpancar dari wajahnya saat ia mengamati Ryzard.

"Quilera tertidur, saya sudah berusaha membangunkannya sejak tadi!" ucap Moca dengan nada cemas, matanya melirik ke arah Quilera yang masih terlelap di kursi mobil.

Ryzard menghela nafas lega, namun masih terlihat khawatir di wajahnya.

"Dia mabuk, ya? Terima kasih telah mengantarkan Quilera pulang," kata Ryzard dengan suara yang penuh rasa terima kasih.

Moca mengangguk, tetapi terlihat agak canggung.

"Maafkan saya, saya tidak bisa menghentikan Quilera. Kalau begitu saya pamit pulang," ucapnya dengan nada yang sedikit terbata-bata, mencerminkan perasaan bersalah yang ada dalam dirinya.

"Tidak apa-apa. Terima kasih atas bantuannya" ucapnya dengan senyum tulus.

Moca mengangguk, berterima kasih sekali lagi, lalu menutup kembali pintu mobilnya dan perlahan-lahan meninggalkan kediaman Ryzard dan Quilera di pinggir jalan.

🍃

Di villa yang diterangi sinar pagi, cahaya perlahan masuk melalui celah-celah jendela. Fellora terbangun dari tidurnya, masih merasa sedikit terlena. Dengan tangan yang masih terasa mengantuk, ia meraba-raba tempat tidur di sebelahnya yang ternyata kosong. Pandangannya mengernyit saat menyadari bahwa tidak ada sosok yang biasanya tidur di sampingnya.

"Hmm, Farka kemana ya?" gumamnya dengan suara lirih, mencoba mempertahankan keadaan tidur yang nyenyak.

Fellora memiringkan tubuhnya, duduk di tepi ranjang. Matanya terfokus pada ponsel milik Farka dan ponselnya sendiri yang tergeletak di atas nakas. Sebuah tanda bahwa farka masih berada di sekitar.

"Ponselnya masih di sini... Hmm, mungkin dia hanya keluar sebentar," ucapnya sambil mencoba menenangkan diri, berusaha untuk tidak membiarkan pikiran-pikiran cemas menghampirinya.

Dengan langkah yang masih terasa mengantuk, Fellora meninggalkan tempat tidur dan melangkah menuju kamar mandi. Ia merasa perlu mandi segar sebelum memasak makanan untuk sarapan.

🍃

Quilera merasakan matanya terasa berat saat ia menggeliat dan terbangun dari tidurnya di kamar Ryzard yang remang-remang. Ia memiringkan kepalanya dan melihat Ryzard yang berbaring di sampingnya.

Tiba-tiba, ia terkejut melihat bahwa Ryzard tidak mengenakan baju tidur. Perasaan tidak nyaman segera melanda Quilera, dan ia buru-buru menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang terbuka.

Quilera tidak bisa menahan diri. Ia menampar wajah Ryzard dengan keras, cukup untuk membuatnya terbangun dari tidurnya.Wajah Ryzard terlihat kaget dan bingung.

"Kamu melakukannya lagi!" ucap Quilera dengan suara terengah-engah, matanya menatap tajam ke arah Ryzard.

Namun, Ryzard tampak tidak terpengaruh oleh kemarahan Quilera. Ia menjawab dengan santai, seolah-olah tidak mempermasalahkan apa yang baru saja terjadi.

"Kenapa kamu cemas! Kan kita sudah biasa melakukan ini sejak sebelum aku bercerai dengan Casandra! Tenang saja, setelah ini kita bisa bertunangan!" kata Ryzard dengan sikap yang enteng, lalu ia kembali memejamkan mata dan mencoba untuk tidur lagi.

Quilera memutuskan bahwa ia tidak akan membiarkan Ryzard lepas begitu saja.

"Aku pegang omongan kamu dan cepat segera urus pertunangan kita!" gumam Quilera dengan suara kesal.

*

Fellora tampak sibuk di dapur, lengannya bergerak lincah saat ia mencampurkan bumbu-bumbu ke dalam sop sayur yang sedang dimasak di panci. Bau harum dari rempah-rempah tersebut memenuhi seluruh ruangan, mengundang selera yang lapar.

Di sisi lain, wajan dengan minyak panas memancarkan suara berdesis saat Fellora menggoreng ayam dengan hati-hati.

Sambil mengaduk-aduk masakan, Fellora tak bisa menyembunyikan kegelisahannya.

"Kenapa Farka belum kembali ya?" gumamnya seraya Meninggalkan dapur sejenak mengintip memandangi mobil yang masih terparkir di luar jendela.

Pikirannya melayang ke berbagai kemungkinan, mencari jawaban atas kepergian Farka yang tidak berpamitan sama sekali.

"Mobilnya masih ada!" desisnya dengan lega, tetapi kekhawatiran tetap terasa di benaknya. Ia kembali fokus pada masakannya, memastikan setiap detilnya sempurna.

Setelah beberapa saat , akhirnya masakan itu selesai. Fellora dengan hati-hati menata sop sayur yang beraroma lezat, ayam goreng yang renyah, dan tempe tahu yang garing di atas meja makan. Namun, senyumnya terasa kaku dan pikirannya terus mengemuka.

"Farka kemana sih?" gumamnya dengan cemas, mulai merasa khawatir atas keberadaan sahabatnya yang tak kunjung pulang.

Ting tong.. suara bel yang ditekan berbunyi dengan keras di dalam villa yang sunyi.

"Paket!!" Teriak suara lelaki di luar villa dengan semangat yang memecah keheningan.

Fellora, yang hampir saja menyendok nasi ke dalam mulutnya, terkejut mendengar suara itu. Ia segera meletakkan sendoknya dengan hati-hati dan berjalan menuju pintu dengan langkah cepat yang penuh keingintahuan.

Sesaat kemudian, Fellora membuka pintu dengan hati yang berdebar.

"Saya tidak memesan paket," ucapnya dengan suara ragu, mencoba mencari tahu siapa yang berdiri di balik pintu tersebut.

Namun, saat pintu terbuka lebar, pandangannya langsung tertuju pada sosok yang berdiri di depannya. Farka, suaminya, berdiri di sana dengan senyuman lebar yang memancar kebahagiaan. Di tangannya, ia memegang sebuah bucket berisi bunga mawar rajut dan boneka lotso berwarna pink yang ukurannya begitu besar sehingga hampir menutupi wajahnya.

"Paketnya sayang!" ucap Farka dengan suara hangat yang mengalun di udara, membuat hati Fellora berbunga-bunga.

Fellora terpukau melihat pemandangan di depan matanya. Bunga rajut yang cantik terpancar keindahannya, sementara boneka lotso yang besar dan lembut memancarkan kehangatan dan kelembutan.

Tanpa ragu, Fellora menerima bunga dan boneka itu dengan penuh kasih, sambil memeluk suaminya dengan erat.

"Selamat hari Valentine sayang!" Gumam farka seraya mengecup pucuk kepala istrinya itu.

"Jangan marah soal semalam ya! Itu cuman bercanda!" Sambungnya seraya berbisik ke daun telinga milik fellora.

Fellora pun langsung membalikkan badannya membelakangi suaminya itu.

"Auah kamu nggak bilang-bilang sama aku kalau mau keluar!" Cemoh fellora dengan kesal melangkah masuk kedalam rumah.

Namun perasaannya tidak bisa berbohong ia tersenyum dengan wajah yang memanas akibat salah Tingkah mencoba meninggalkan farka untuk kembali masuk ke dapur.

...Bersambung...

1
Lolopechka Luftair
semangat thor nanti aku balik lagiii
Lolopechka Luftair
tapi tetap aja itu kann anak kamuu 😭
Lolopechka Luftair
oh iya luar fellora kan lagi hamil 😭
Lolopechka Luftair
eh kok aku mikir ini fellora yaa
Lolopechka Luftair
keren kata katanya ❤
Anisa Nurapiah: aaaaa makaciii banyakk udah mau mampir/Kiss/
total 1 replies
Lolopechka Luftair
sebel ih
Lolopechka Luftair
wkwk parah
Lolopechka Luftair
semangattt
Dian Hardiana
next chapter thort
Dian Hardiana
euihh/Shy//Shame/
Dian Hardiana
author semangat seru banget aku baca
Dian Hardiana
ehh busett laki biadab
Nisa Anisya
astaghfirullah astaghfirullah ya Allah astaghfirullah/Shhh/
Nisa Anisya
/Scream//Chuckle//Chuckle/
Nisa Anisya
ouyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy tumben ga disensor
Nisa Anisya
makkk dia nakal
Nisa Anisya
/Awkward//Scream/
Nisa Anisya
lah terus ngapain kalian nikah?
Nisa Anisya
weh itu salah lo sendiri cok
Nisa Anisya
bisa-bisanya dikira setan 😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!