Mika dan Rehan adalah saudara sepupu.
mereka harus menjalani sebuah pernikahan karena desakan Kakek yang mana kondisinya semakin memburuk setiap hari.
penuh dengan konflik dan perselisihan.
Apakah mereka setuju dengan pernikahan itu? Akankah mereka kuat menghadapi pernikahan tanpa dasar cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pe_na, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Kedatangan Ibu.
HAPPY READING...
***
Langit sudah benar-benar terang ketika Mika membuka matanya untuk pertama kali. merenggangkan otot sambil berguling kesana kemari. sengaja memang bangun sedikit terlambat dari biasanya, karena hari ini adalah hari libur. Jadi tak ada rutinitas kuliah.
anggap saja sebagai balasan karena kemarin Mika tak bisa tidur nyenyak.
Sambil mengucek mata, gadis itu berjalan menuju ke jendela. menyibakkan tirai hingga sinar matahari langsung masuk ke dalam kamarnya.
pemandangan pohon mangga dengan beberapa burung di ranting, membuat Mika sedikit terpaku.
Ia tak lagi seperti burung di atas sana. yang bisa terbang kemana saja tanpa ada yang melarang. Sekarang, kehidupan gadis itu sedikit terkekang. dimana mau tak mau, setuju atau tidak Mika adalah seorang istri. ia telah memiliki suami yang sebenarnya tak diinginkannya.
Apa aku bisa melalui semua ini? batinnya bicara.
Ditambah lagi. saat dimana saat itu tiba.
saat Mika dan Rehan memutuskan untuk berpisah. Mika akan menyandang status janda di usia muda. apa ia sanggup?
membayangkan saja rasanya begitu sulit. apa akan ada pria yang mau menerimanya kelak? walaupun status jandanya berbeda dengan kebanyakan wanita lain. dimana ia tak tersentuh sama sekali.
Gadis itu tersenyum. membayangkan kalau hal itu benar terjadi. mungkin akan terdengar aneh saat ia menjadi janda dengan keadaan masih suci.
Ck... aku benar-benar gila! batin Mika lagi.
Lamunan gadis itu buyar seketika. mendengar suara pintu kamar di ketuk dari luar. siapa lagi pelakunya kalau bukan Rehan. pria menjengkelkan yang saat ini hidup di tempat yang sama dengan Mika. dan entah apa terjadi saat ini. hingga mengganggu Mika di pagi hari seperti ini.
Walaupun kesal, tapi Mika tetap berjalan ke arah pintu. memutar kunci pintu dan membukanya.
"Kenapa kau tidak juga keluar?".
Sebuah pertanyaan yang seketika langsung membuat Mika menutup matanya karena terkejut.
selalu saja seperti ini. selalu berteriak dan menyebalkan.
"Ku kira kau mati atau apa, sehingga sampai jam segini belum juga keluar...".
Si*lan! umpat Mika dalam hati.
berani sekali pria itu mengatai Mika mati.
"Dan kenapa juga kau mengunci pintu kamar ini..." omeo. Rehan lagi.
Ha?
Tentu saja Mika heran dengan pertanyaan Rehan yang aneh itu. padahal pria itu sendiri yang meminta Mika untuk selalu mengunci pintu kapanpun dan di berbagai momen. tapi Rehan juga yang ngomel dan protes.
"Kau yang menyuruhku untuk selalu mengunci pintu... apa kau lupa tentang itu?" bantah Mika.
membuat Rehan tak bisa berkata-kata.
"Lagian ada apa mengganggu sepagi ini?". Mika menanyakan alasan kedatangan Rehan saat ini.
"Mama akan datang.." ucap Rehan.
"Mama? maksudmu Mama Reta?" tanya Mika.
"Memang siapa lagi yang kau panggil Mama selain Mama Reta?" cerca Rehan.
"Aku kan hanya bertanya... kenapa nyolot?" gumam Mika. "Lalu kenapa kalau Mama Reta datang?" tanyanya masih tak paham.
Kedatangan Mama Reta juga bukan hal yang menakutkan kan? beda kalau Kakek, mereka akan bersandiwara di depan Kakek.
"Bersiaplah... Apa kau akan menampakkan wajah yang begini pada Orangtuaku? terlihat tidak terurus sama sekali..." keluh Rehan.
"Memang sejak tinggal disini, aku tidak terurus sama sekali..." ucap Mika.
Bahkan dirinya benar-benar tidak menyukai hidup jauh dari orang tuanya.
Rehan mengerutkan keningnya. merasa kalau ucapan Mika adalah menyindir dirinya yang tak melakukan apapun untuk gadis itu.
padahal siapa yang membuatkan sarapan setiap pagi kalau bukan Rehan sendiri? gadis itu hanya bangun, makan dan tidur saja. jelas tidak ada kontribusi apapun dalam hal ini.
tapi akan merugikan sekali jika Rehan berdebat dengan Mika sepagi ini. buang-buang energi di tambah dengan ia juga tak punya tenaga meladeni ocehan Mika.
"Jadi kau mau diurus begitu?" tanya Rehan.
Eh, kapan aku bicara ingin diurus olehnya? batin Mika.
"Baiklah kalau begitu keinginanmu, aku turuti..." ucap Rehan mendekati Mika.
"Kau mau apa?" Mika mengambil ancang-ancang. tau kalau ada sesuatu yang tidak beres dari Rehan saat ini. apalagi dengan senyum misterius itu. tentu Mika harus waspada.
"Ayo aku mandiin... katanya mau di urus... Ayo, mandi juga hal paling sederhana untuk memulai mengurus mu.." ucap Rehan.
Mika dibuat merinding dengan ucapan pria itu. Gila! hatinya berontak.
"Ayo sayang, kita mandi... akan ku gosok tubuh mu..." ucap Rehan terdengar menggoda.
"Kau gila?". Sungguh rasanya Mika ingin sekali mengumpat. bagaimana bisa Rehan berpikiran seperti itu? mandi... ck... ngeri sekali mendengarnya.
"Kenapa? kita kan sudah sah secara hukum dan agama... kita adalah pasangan suami istri... jadi bukan hal aneh bukan untuk mandi bersama dan saling membersihkan tubuh satu sama lain... ini juga bagian dari mengurus dirimu kan?".
Ingin sekali Mika menyumpal mulut pria itu agar tidak bicara aneh-aneh.
"Berhenti!" teriaknya ketika Rehan semakin maju dan mendekat.
Pria ini benar-benar tidak waras... batin Mika.
"Ayolah sayang..." ucap Rehan.
"Kau! kau bisa pergi dadi kamarku tidak?pergi!" usir Mika pada akhirnya.
"Pergi? kenapa? katanya mau di mandiin?" goda Rehan.
Mika ingin berteriak. menyesali ap ayang telah ia katakan tadi dan di artikan lain oleh pria itu. dan lebih menjengkelkannya, Rehan seperti menikmati kesalahan ucapan Mika barusan. lihatlah tampang menjengkelkannya saat ini.
"Keluar sana... aku bisa mengurus diriku sendiri..." ucap Mika. mendorong tubuh Rehan dan langsung menutup pintu kamarnya.
"Sayang... kau tak mau dimandiin?" tanya Rehan. dan cekikikam di depan pintu kamar Mika. puas sekali rasanya mengerjai gadis cerewet itu. dan sekarang, Mika benar-benar kalah darinya.
Hahaha... rasain! emangnya aku tidak bisa mengalahkanmu dalam hal berdebat?
Dan mungkin saja bukan ini satu-satunya Rehan mengerjai Mika. mungkin lebih mengasyikkan lagi kalau setia hari Rehan akan menggoda gadis itu sampai malu.
***
Pada akhirnya Mama Reta datang. tidak sendiri karena beliau juga datang bersama Ibu Widya. keduanya sepakat untuk berkunjung ke rumah baru anak mereka. melihat bagaimana kehidupan pasangan baru itu yang memilih tinggal sendiri.
"Ibu membawakan makanan kesukaanmu, sayang... tinggal panasin saja kalau kau ingin makan..." ucap Ibu Widya. mengambil beberapa kotak makanan yang menatanya di lemari pendingin rumah itu.
"Kami juga membawakan persediaan lainnya..." timpal Mama Reta.
duduk bersama Mika dan menggenggam tangan gadis itu. menantu kecilnya yang masih tak mengerti apapun tentang sebuah hubungan.
sungguh Mama Reta sangat menyayangi Mika seperti putrinya sendiri.
dan sedikit bersyukur karena dialah yang menjadi mertua gadis itu. karena Mika adalah gadis yang baik. tentu mendapatkan takdir yang baik juga.
"Rey, apa kau bersikap baik pada putri Mama?" tanya Mama Reta. menyingkirkan anak rambut Mika tanpa peduli keberadaan Rehan.
"Tentu saja Ma, kami begitu akrab sekarang..".
Akrab yaa.. begitu sorot mata Mika bicara.
seakrab itu hubungannya dengan Rehan. Ya... akrab.
"Berbaiklah pada Mika..." ucap Mama lagi.
kau dengar itu? Mika kembali berulah.
"Oh iya, dimana kamar kalian?" tanya Ibu Widya.
penasaran apakah putrinya tidur bersama atau terpisah dari Rehan. karena sampai sekarang, Ibu Widya juga masih takut akan nasib putrinya itu.
"Kamar Mika ada di sana... sedangkan kamar Rehan ada di atas Bu.." tunjuk Mika pada kamarnya dan Rehan bergantian.
"Ibu akan membersihkannya..." ucap Ibu Widya. berjalan hendak menuju ke kamar Mika.
"Ibu... kenapa repot-repot, kamar Mika sudha bersih..." tolak Mika. bangkit dari tempat duduknya dan mengejar sang ibu.
Mungkin bukan itu yang hendak Ibu Widya lakukan. sedikit menghindar agar dirinya bisa berbicara berdua dengan Mika saja. dan kesempatan itu juga digunakan Mama Reta dengan sangat baik. saatnya ia bicara dngan Rehan. mengingat tak ada Mika disini.
"Rey, kemarilah..." pinta Mama Reta.
membuat Rehan berpindah tempat dan duduk di sebelah Mamanya.
Sedangkan Mika dan Ibu Widya ada di kamar.
***