cerita ini mengisahkan tentang persahabatan dan juga percintaan saat SMA, di mana ada 3 laki laki yang sudah bersahabat sejak SMP. salah satu dari mereka sangatlah pemilih dalam pacaran, ia adalah Arba Panjaitan. Karena hal itu, mereka pun membuat sebuah taruhan. apakah taruhan itu? dan siapa kah yang akan menang dalam taruhan tersebut? yuk tanpa berlama-lama lagi, gass langsung baca aja 😉
sebelumnya mohon di baca dulu teks di bawa!
-Di mohon untuk membaca dengan benar.
-Di mohon jangan lompat bab.
-Dan jangan bom like.
-Sebisa mungkin jadi lah pembaca setia 🙏🏻
sekian terima kasih 🙏🏻 happy reading 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tanzila mutiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 26 [ Cila!! ]
...🌷 happy reading 🌷...
...--------------------------------...
Pak sopir pun langsung menceritakan kejadian 2 menit yang lalu. Saat itu Cila terlihat sangat kesal karena tak bisa ikut bersama mereka, awalnya Cila hanya bisa pasrah dan duduk di dekat jendela. Namun, tiba tiba Cila tersenyum sendiri. Dan langsung melihat ke arah pak sopir yang sedang melihat handphone.
Dengan kejam, Cila pun langsung melepaskan kaos kaki nya, lalu mendekat ke arah pak sopir dengan senyum menyeringai. Cila pun mengarahkan kaos kaki Nya ke wajah pak sopir sembari mengancam.
"Kau buka pintu nya, atau kaos ini kau kunyah?!" Ancam Cila sembari terus mendekatkan kaos kaki nya ke wajah pak sopir.
"Huekk....tolong jangan begini, non. Saya tidak bisa berbuat apa apa. Nanti den Arba marah, non." Mohon sopir tersebut sembari menutup hidung nya, ia hampir muntah mencium aroma kaos kaki Cila yang bau nya tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata.
"Ohh, jadi kau pilih kunyah kaos kaki?!." Tanya Cila untuk memastikan, sembari mendekatkan kaos kaki nya ke mulut pak sopir.
"Ga-gak, non. Iya iya, saya buka kan. Tolong jauh kan dulu kaos kaki nya, non." Akhirnya pak sopir pun menyerah, ia tak sanggup mencegah Cila lagi. Cila benar benar kejam menyuruh nya mengunyah kaos kaki bau.
"Nah, gitulah, kan seneng aku." Ucap Cila kegirangan, saat pak sopir ingin membuka kan pintu untuk nya.
"Non yang senang, Saya yang tersiksa ini, non." Batin pak sopir sembari membuka kan pintu mobil nya.
"Udah, kau diam aja di mobil ya, jangan kemana mana, aku mau nengok bang Arba dulu. awas kau pergi, ku suruh lagi kau kunyah kaos kaki!!" ancam Cila, sembari menunjuk ke arah sepatu nya, pak sopir tersebut pun hanya bisa mengangguk takut. Ia tak bisa berbuat apa apa, Cila bukan lah bocah biasa yang bisa pak sopir nasehati. Setelah di buka kan pintu, Cila pun langsung keluar dari mobil lalu pergi entah ke mana.
...----------------...
"Cila, lu bener bener ye, awas aja kalo ketemu, habis lu!!" Emosi Arba setelah mendengar cerita pak sopir, ia tak habis pikir dengan kelakuan Cila yang di luar nalar, pak sopir pun bisa ia buat seperti itu.
Dengan penuh emosi, Arba pun langsung pergi mencari Cila. Zion dan Jeje hanya bisa membuntuti Arba dari belakang, untuk membantu mencari Cila. Mereka berkeliling di sekitaran sana, berharap Cila pergi tak terlalu jauh. Walaupun dalam kondisi marah, namun dalam hati kecil Arba masih tersimpan rasa khawatir. Ia takut bocil kematian itu di culik atau terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.
"Lu dimana, Cila." Gumam Arba dengan raut wajah khawatir, ia sangat frustasi karena Cila belum di temukan. Mereka sudah berjalan cukup jauh, namun Cila belum juga terlihat. Hingga membuat Arba bertambah khawatir, begitu juga dengan teman teman nya.
"Sabar, Ar. Gua yakin, Cila masih ada di sekitaran sini kok." Ucap Zion sembari merangkul pundak Arba, ia berusaha menenangkan Arba, agar tak terlalu khawatir.
"Bener kata Zion, Ar. Lu jangan nyerah dulu, mending sekarang kita pencar aja, biar Cila cepat ketemu." Sambung Jeje sembari merangkul pundak Arba juga, ia ikut khawatir melihat Arba yang sangat khawatir pada Cila.
"Makasih banyak ya, lu berdua mau bantuin gua cariin Cila. Gua juga yakin, Cila pasti masih ada di sekitaran sini. Ya udah, yok kita pencar, kalo udah ketemu, kabarin gua yak." Ucap Arba sembari menatap kedua sahabat nya itu, lalu mengajak mereka berpencar untuk mencari Cila.
"Oke, gua ke sana ya." Jawab Zion sembari menunjuk ke arah yang ia ingin lewati, lalu pamit pergi untuk segera mencari Cila.
"Gua ke situ aja deh, gua duluan ya, Ar." Jeje pun ikut pamit untuk pergi ke arah yang ia mau. Dan kini tersisa Arba, ia pun memilih sembarang jalan, lalu melanjutkan mencari Cila.
Setelah beberapa menit mencari, tiba tiba Arba teringat sesuatu, yang membuat nya langsung bergegas ke tempat yang baru saja terlintas di pikiran nya.
"Astaga, gara gara nyari Cila, gua Ampe lupa ketemu Liza. Waduh, gawat nih, pasti Liza udah nunggu lama, gua harus ke sana sekarang!" Ucap Arba yang langsung panik ketika mengingat jika diri nya belum menemui Liza.
Flashback
Saat Arba sampai di lokasi yang di tetapkan, yaitu di taman. Seketika Langkah Arba terhenti, karena melihat Liza bersama Nathan di sana. Melihat hal itu Arba jadi kepikiran untuk membawa Cila juga agar adik Liza mempunyai teman. Namun, saat ingin kembali ke mobil, Arba tidak sengaja menabrak kedua sahabat nya, dan malah mendapat kan berita. Bahwa Cila hilang. Saat itu Arba belum sempat menemui Liza, hingga tak terbayang berapa lama Liza menunggu diri nya. Dan sekarang Arba tidak tau, apakah Liza masih menunggu atau sudah pergi.
Flashback off
Dengan tergesa-gesa, Arba pun langsung menuju ke taman. Ia tak berniat lagi mencari Cila, kini yang ia pikirkan hanyalah Liza. Ia takut Liza marah, karena diri nya yang tak tepat waktu.
Saat sampai di taman, Arba di buat kaget oleh seseorang. Dengan emosi yang memuncak, Arba pun langsung menghampiri orang tersebut. Lalu memarahi nya habis habisan di Depan Liza. Hingga membuat Liza dan adik nya terdiam melihat Arba yang memarahi orang tersebut.
"CILA!!" Panggil Arba sembari menatap tajam ke arah Cila yang sedang tertawa bersama Nathan.
"Mati lah aku." Gumam Cila sembari menunduk takut, ia tak menyangka Arba bisa menemukan nya.
"Kalo Abang bilang jangan, jangan Cila. Kau ini susah kali di bilangin, mau kau Abang jewer. Kau ini ngerepotin orang aja, camana kalo kau hilang betulan, marah pulak mamak mu nanti. Terus kalo kau celaka camana, Abang pulak yang repot. Minta di jewer betul kau nih?!!" Omel Arba sembari menjewer pelan telinga Cila, ia tidak bisa menahan amarah nya lagi. Bocil kematian itu sudah berhasil mengaduk aduk perasaan nya, antara khawatir dan emosi.
"Adohh...ampun bang, Cila janji gak buat lagi. Kalo buat lagi, Cila bakal janji lagi!!" Teriak Cila sembari berusaha melepaskan jeweran Arba dari telinga nya.
"Janji terus kau ya, jangan maen maen kau Ama Janji!!" Emosi Arba bertambah saat mendengar ucapan Cila, sembari terus menjewer telinga bocah kematian itu.
"Udah, Ar. Lepasin aja, gak kasian apa lu sama adek sendiri juga." Ucap Liza yang menyuruh Arba untuk melepaskan jeweran nya.
Mendengar ucapan Liza, Arba pun dengan terpaksa melepaskan jeweran nya. Sebenarnya ia masih kesal dengan Cila, namun setelah mendengar suara Liza, kesal nya sedikit berkurang.
...🌷 To be continued 🌷...
Aku author Tanz >.<
Sekian, terima kasih 🙏🏻
See you tomorrow, my month 👋🏻
Kenapa Zionku tiba-tiba nongol?😂
Jangan gitu lah Ar. Kasihan Bunda mu sama dua teman mu yang sayang sama kamu🥰🤗
Jangan gitu lah Ar. Kasihan Bunda mu sama dua teman mu yang sayang sama kamu🥰🤗