NovelToon NovelToon
Black Parade

Black Parade

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Identitas Tersembunyi / Kutukan / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Dendam Kesumat
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Sad Rocinante

Nb : konten sensitif untuk usia 18 tahun ke atas !

Parade Hitam, wabah Menari.
Kisah kelam dalam hidup dan musik.
Tentang hati seorang anak manusia,
mencintai tapi membenci diri sendiri.
Sebuah kisah gambaran dunia yang berantakan ketika adanya larangan akan musik dan terjadinya wabah menari yang menewaskan banyak orang.

------------------------------------------------

Menceritakan tentang Psikopat Bisu yg mampu merasakan bentuk, aroma, bahkan rasa dari suatu bunyi maupun suara.

Dia adalah pribadi yang sangat mencintai musik, mencintai suara kerikil bergesekan, kayu terbakar, angin berhembus, air tenang, bahkan tembok bangunan tua.

Namun, sangat membenci satu hal.
Yaitu, "SUARA UMAT MANUSIA"

------------------------------------------------

Apa kau tahu usus Manusia bisa menghasilkan suara?
Apa kau tahu kulitnya bisa jadi seni indah?
Apa kau tahu rasa manis dari lemak dan ototnya?
Apa kau tahu yang belum kau tahu?
Hahahaha...

Apakah kau tetap mau menari bersamaku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sad Rocinante, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian III - There's a Lady Who's Sure

Beberapa hari sebelumnya.

Ada seorang wanita yang yakin bahwa semua yang berkilau itu adalah emas, seorang janda cantik bak remaja, padahal tahun ini dia telah kepala empat dengan seorang anak.

Ia merupakan wanita dari keluarga bangsawan, yaitu keluarga Way bernama Frances Pazzi Way yang merupakan istri dari almarhum suaminya: Lorenz Medici Way yang mati secara misterius.

Nyonya Way merupakan salah satu orang terkaya di kotanya—Kota Geneva yang terkenal akan kayu cedar—dan ia merupakan salah satu pengusaha kayu cedar paling berpengaruh di negeri ini.

Nyonya Way tinggal di sebuah istana mewah di pusat kota Geneva, istana ini sangat besar dan mencolok dibandingkan bangunan-bangunan lain di sekitar. Bahkan dari luar saja sudah terlihat kilauan-kilauan emas dan permata yang menghiasi istana ini.

Tidak lain, semua itu karena Nyonya Way merupakan wanita glamor yang sangat mencintai penampilan dan ke'eleganan. Dengan seluruh kekayaan yang dimilikinya, ia hanya butuh sepatah kata dan dapatkan apa yang diinginkannya.

Berhubung saat ini adalah Bulan Mei, dimana parade hitam akan segera di adakan. Nyonya Way pergi untuk berbelanja gaun hitam yang paling mewah dan berkilau di kota. Semuanya harus sempurna, agar dia menjadi The May Queen tahun ini.

Untuk memenuhi kepuasan hatinya ini, Nyonya Way pergi ke semua toko pakaian paling tersohor di kotanya serta kota-kota terdekat, tetapi hatinya begitu kacau dan kecewa karena sejauh apapun dia mencari dan sebanyak apapun pakaian yang di tawarkan oleh setiap pemilik toko semuanya telah pernah dimiliki olehnya.

"Apa-apaan ini? saya mau yang lebih lagi. Cepat kalian cari kesemua toko yang ada di kota bahkan jika perlu keseluruh penjuru negeri ini, kalian paham?"

Nyonya Way yang merasa semua hal harus sesuai dengan yang dia mau, memerintahkan kepada para Pengawal dan Pekerjaanya untuk mencari baju terbaik di antara yang terbaik, ia harus jadi yang tercantik dari semua kenalannya di perayaan parade hitam, dan terpilih kembali menjadi May Queen nanti.

Sudah tiga hari Pesuruh Nyonya Way mencari di setiap toko pakaian dan perhiasan di seluruh kota, tetapi semua barang yang mereka bawa dan tunjukkan kehadapan Nyonya Way tidaklah cukup bagus untuk memuaskan hatinya, itu membuatnya marah, membakar semua pakaian dan topi yang dibawakan oleh pesuruh tersebut.

"Saya bilang pakaian yang terbaik, kalian semua bisanya apa? Sampah-sampah seperti ini banyak di tungku pembakaranku," gerutu Nyonya, memarahi para Pelayan.

"Ma-maaf, Nyonya, hanya itu pakaian yang ada di semua toko di kota, menurut mereka itu semua adalah yang terbaik," tutur salah satu pelayan senior yang sudah berusia lanjut bernama Minette.

"Diam, Minatte! Memangnya siapa yang memintamu berbicara!"

"Ma-maaf, Nyonya!" Minette bersujud sampai kepalanya terbentur ke lantai.

Plukk ....

"Diam, diam ,diam ...!" bentak Nyonya Way, menghantam lantai dengan kakinya berulang kali.

"Saya pernah mendengar ada toko di Kota Starborc, yang menjual gaun mewah dengan jahitan khusus. Apakah sesusah itu membeli gaun dari toko itu, Minette?!" Suara Nyonya Way meninggi.

"Ee ...."

"Jawab! Kenapa kau hanya diam?"

"Ma-maaf, Nyonya, saya takut Anda marah jika saya menjawab."

"Apa katamu? Apa Saya harus terus berkata bicara, diam, bicara, diam? Kamu harusnya sudah tahu kapan diam dan kapan bicara, Minette!"

"Ba-baik, Nyonya, maafkan saya, memang benar ada toko terkenal di sana, tetapi tokonya tutup setiap bulan mei dan tidak ada seorang pun yang tahu kemana pemiliknya," tutur Minette, dengan badan masih bersujud.

"Dasar, kalian tidak berguna! Apakah sesulit itu untuk mencari pemiliknya? Aku bisa membeli toko itu bahkan orang-orangnya sekaligus jika aku mau. Cepat antarkan aku kesana!" Nyonya Way semakin tidak tahan akan kekesalan yang dia alami.

"Baik, Nyonya, saya akan persiapkan kereta."

"Cepatt ...!"

"Ba-baik, Nyonya ...." Minette segera berlari memanggil para pengawal dan kurir kereta.

Dua kereta kuda mewah berhiaskan ukiran emas dan perak serta ditutupi kain sutera berwarna ungu yang wangi telah siap untuk berangkat, kereta tersebut berbeda dengan kereta barang yang mempunyai pintu di bagian belakang, kereta mewah ini adalah kereta dengan sentuhan seni dan ke'eleganan yang tinggi, memiliki pintu kecil mewah dibagian samping kanan dan kirinya.

"Mari, Nyonya."

Minette yang sedari tadi berjalan di belakang Nyonya way, mengangkat gaun Nyonya agar tidak kotor oleh tanah : membuka pintu kereta dan mempersilahkan Nyonyanya masuk.

"Baik."

Nyonya Way dengan anggun dan angkuh menyisihkan kain kereta serta masuk ke dalamnya, anggun.

"Hati-hati, Nyonya, permisi saya menyentuh kaki anda."

Minette mengangkat gaun panjang Nyonya Way kedalam kereta serta merapihkannya.

"Huhh, cepat berangkat, Minette!"

"Baik, Nyonya. Mari, Pak Kusir, kita berangkat ke Kota Starborc!"

"Baik, Nona."

Nyonya Way dan Minette pun berangkat menuju toko pakaian di Kota Starborc yang berjarak sekitar dua jam dari kotanya, ditemani dua kusir dan empat pengawal yang siap siaga menjaga mereka.

Kuda dipacu senyaman mungkin agar Nyonya Way merasa nyaman dan tenang.

"Bangunkan saya kalau sudah tiba," ujar Nyonya Way, menutup matanya karena merasa ngantuk.

"Baik, Nyonya," balas Minette mengipasi Nyonya Way dengan kipas di tangannya.

Lepas lima jam dalam perjalanan, akhirnya kereta mereka tiba di pinggiran Kota Starborc. Minette mengarahkan kereta kearah belokan menuju kedalam lorong jalan, tetapi karena saking sempitnya lorong tersebut terpaksa kusir menghentikan keretanya di sana.

Nyonya Way celingukan melihat kanan dan kirinya. "Ada apa, Kusir, kenapa berhenti di sini? Saya sama sekali tidak melihat ada apa-apa di sini," tanyanya.

"Maaf, Nyonya, jalannya sangat sempit sehingga kereta tidaklah muat," terang Sang Kusir.

"Lalu, bagaimana ini?" omel Si Nyonya.

"Maaf, Nyonya, bagaimana jikalau saya saja yang berjalan kesana untuk melihat situasi?" potong Minette bertanya dengan pelan.

"Ya, ya, terserah kau sajalah, Minette."

Nyonya merasa kepanasan dan mulai tak tahan dengan bau got di sekitarnya.

"Baik, Nyonya."

Minette dan Seorang pengawal berjalan melalui lorong-lorong sempit antara dinding bangunan kota.

Di ujung lorong mulai terlihat satu bangunan tua yang cukup mewah di bandingkan bangunan lainnya, tatapi sayangnya toko bernama Vonapartce itu nampaknya tertutup dengan rapat dan sunyi.

"Permisi ..., Tuan Pemilik Toko, apakah Anda di dalam?"

Tok ... tok ... tok ....

"Tuan pemilik toko ... apakah Anda di dalam?" tanya Minette berulangkali sembari mengetuk dan mengintip kedalam kaca bening di pintu-jendela.

"Maaf, Nona, tulisan di sana mengatakan jikalau: Toko tutup sampai bulan depan. Bukankah itu berarti tidak ada siapa-siapa di toko pada saat ini?" sindir Pengawal merasa hal yang mereka lakukan adalah sia-sia.

"Saya tahu itu, tapi apa boleh buat. Kalau Nyonya berkata begitu maka saya hanya boleh mengiakan, itulah kode etik sebagai pelayan yang telah melayani mereka selama turun temurun," tutur Minette.

"Baik, Nona, maaf'kan saya."

"Ya, tidak perlu minta maaf, sebaiknya kita kembali saja, Pelayan. Mari ...!"

"Baik, Nona, terimakasih."

Minette dan Pengawal kembali ke kereta mereka untuk melaporkan bahwasanya toko itu memang sedang tutup.

"Nyonya Way, kami telah kembali." Minette menunduk hormat.

"Ya, mana gaunnya, Minette .... Jangan bilang kau tidak bisa melakukan pekerjaan seremeh ini, kau ini becus tidak?!" keluh Nyonya Way yang kulitnya telah memerah karena sesak dan panas di dalam kereta.

"Maaf'kan hamba, Nyonya, memang benar hamba tidak berhasil membelikan gaun yang Nyonya inginkan, semua itu karena tokonya sedang tu-."

"Diam, Minette ...! Apa saya memintamu beralasan?" potong Nyonya Way yang sangat marah sampai memukul-mukul kipas di tangannya.

"Maaf, Nyonya."

"Diam, diam, diam ...!  Saya bilang diam! Ayo antarkan saya ke sana!" gerutu Nyonya Way, sanget cengeng bagaikan anak kecil.

"Ta-tapi, Nyonya, jalannya sangat sempit dan kotor, belum lagi baunya tidak enak."

"Diam, Minette! Cepat angkat saja gaunku ini dan jangan sampai menyentuh tanah. Kau dengar, Minette?"

"Tata-tapi, Nyonya, Anda tidak perlu kesana karena sudah ada tanda di dindingnya yang mengatakan bahwa mereka sedang tutup sampai bulan depan, Nyonya ...." bujuk Minette, mulai putus asa.

Nyonya Way yang telah turun dari kereta menepis keputusasaan Minette.

"Diam! Cepat lakukan saja yang saya katakan!"

"Ba-baik, Nyonya."

"Cepat, katakan kemana arahnya!"

"Lurus saja terus ke arah lorong di depan, Nyonya, tetapi tolong perhatikan langkah Anda."

"Ya, baiklah."

Nyonya Way dan Minette beserta semua Pengawal memasuki lorong-lorong sempit tersebut, Nyonya yang harus mendapatkan semua keinginannya seakan tak mau kalah dari kondisi jalan yang buruk di depannya.

"Ih ... Sempit dan jorok sekali."

Nyonya Way berjalan menjinjit karena dia merasa tidaklah pantas sepatu mahalnya terkena kotoran menjijikkan di jalanan.

"Aduh, Minette, dimana sebenarnya toko sialan itu? Di sini sempit dan bau sekali," gerutu Nyonya yang kesusahan berjalan karena harus mengangkat gaunnya juga.

"Maaf, Nyonya, tokonya ada di ujung lorong sana, terus saja maju sedikit lagi."

"Dasar sialan, beraninya toko pakaian seburuk ini merepotkan saya. Kalau bukan karena gaun mereka yang terkenal, saya tidak akan sudi berjalan di tempat menjijikkan seperti ini." Nyonya Way terus mengomel sepanjang perjalanan.

Toko dengan pintu dan jendela kaca usang telah terlihat di depan mata, Minette menunjuk ke arahnya.

"Nah, ini dia tempatnya, Nyonya."

"Apa kau yakin, Minette? Ini hanya bangunan tua yang buruk, sama sekali berbeda dengan yang di bicarakan orang-orang." Nyonya Way mengibaskan kipas di tangannya merasa tidak yakin.

"Benar, Nyonya, inilah tempatnya: Toko Vonaparche yang terkenal."

"Dasar sialan, bisa-bisanya tempat seburuk ini bisa terkenal." sangkal Nyonya Way.

Minette kembali menunjuk ke arah tanda yang tertulis di papan gantung dinding toko. "Dan, Nyonya, itu tulisan di dindingnya, mereka sama sekali tidak ada di sini," tekannya muram.

Melihat tanda di dinding membuat Nyonya Way sedikit kecewa, tetapi dia ingin lebih yakin dengan mengetuk pintu serta berteriak memanggil orang di dalam. Karna kau tahu terkadang kata-kata punya dua makna.

"Hei ... hei .... Apakah ada orang di dalam? Cepat buka pintunya, hei apa kau dengar? Saya perintahkan cepat buka pintu ...!" Nyonya Way berteriak memanggil-manggil Pemilik Toko, berharap ada jawaban dari dalamnya.

"Heyy ..., dasar sialan." Nyonya way nampak kelelahan dan sangat kesal sampai melemparkan kipas di tangannya ke arah kaca toko.

"Ayo kita pulang, Minette, toko sialan ini sangat membuatku kesal." Nyonya Way telah menyerah.

"Baik, Nyonya, itu adalah pilihan yang bijak."

Nyonya dan semua pengawalnya pun kembali dengan rasa kesal. Tahun ini adalah tahun terburuk bagi ke anggunannya, sungguh memalukan jika ia mengenakan gaun yang sama dengan tahun lalu apalagi harus sama dengan orang lain.

'Sial ...! Pokoknya aku harus jadi yang terbaik.'

1
Sulis Tiani Lubis
negeri yang dibalik?
L'oreal ia
jadi bacaan cewek cocok, apalagi cowok.
pokoknya netral dah, baru kali ini ketemu novel klasik kayak novel terjemahan aja
Gregorius
thor, Lo gila kayak pas nulis ini
Anonymous
lupa waktu jadinya
hopitt
alur cerita penuh warna, tidak monoton, naik turun kayak mood gw wkwk
Kyo Miyamizu
cerita ini bikin segala macam perasaan muncul, dari senang sampai sedih. Gila!
SAD MASQUITO: terima kasih kawan atas kesediaannya membaca novel saya
SAD MASQUITO: terima kasih kawan atas kesediaannya membaca novel saya
total 2 replies
AmanteDelYaoi:3
Mendebarkan! 😮
SAD MASQUITO: terimakasih banyak, kakak pembaca pertama saya, akan saya ingat.
izin screenshot ya kak 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!