Trauma masih saja datang menghampirinya, bahkan ini sudah 7 tahun yang lalu Sihyun masih belum bisa melupakan kejadian mengerikan yang terjadi pada dirinya saat itu.
Sesekali dia ingin melakukan cara untuk balas dendam namun tak tahu cara memulainya. ketika suatu hari dia mengetahui bahwa bos di perusahaannya adalah suami temannya. Terlintas dalam pikiran Sihyun untuk melakukan balas dendam lewat suami temannya.
Bagaimana kisahnya....?
Simak saja langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurmaMuezzaKhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20. Egois
Di kediaman keluarga besar Taejun.
Rumah orang tua Taejun nampak seperti istana, rumah besar tersebut terdiri dari 4 lantai dan 30 kamar. Bahkan di halaman rumahnya terdapat sebuah lapang golf dan juga tenis.
Tak!
"Lemparan yang bagus, sayang."
Tap... Tap... Tap...
"Sayang, aku haus." Ucap seorang pria paruh baya.
"Nah, aku buatkan jus alpukat kesukaanmu, ayo minum." Memberikan gelas berisi jus.
Mereka adalah kedua orang tua Taejun, yakni Kim Dojun dan juga Na Inha. Taejun merupakan anak satu-satunya, harusnya dia anak kedua, namun anak pertama orang tuanya meninggal karena mengalami kecelakaan mobil.
Drrrkkk.
"Sayang, katanya menantu kita ada pulang, lho." Ucap ayah Taejun.
"Eh, benarkah? Dari mana kamu tahu, kok aku gak tahu, sih." Jawabnya dengan nada kesal.
Kim Dojun hanya tersenyum gemas ketika melihat istrinya cemberut kesal. Sebenarnya mereka kini terasa kesepian, mereka bahkan membayangkan jika di rumahnya sekarang terdengar suara tangisan bayi.
"Taejun dan Jiyun sudah hampir 2 tahun menikah, tapi kenapa mereka masih belum punya bayi juga." Celetuk Kim dojun.
Na Inha hanya mengangguk pelan sambil menghela nafasnya sejenak, dia juga menginginkan cucu dari mereka berdua. "Sama, aku merasa kesepian karena aku sudah semakin tua."
"Haish.. Sampai kapan Jiyun menunda untuk hamil? Dia masih saja sibuk dengan drama-dramanya, padahal berhenti saja, uang kita juga banyak dan tak akan habis." Gerutunya.
"Sepertinya bunda harus bicarakan ini pada Jiyun dan Taejun, barangkali mereka akan mendengarkan ucapan kita.
"Hm, ide yang bagus. Kita coba undang mereka nanti malam kesini."
*****
"Ahh... Lebih dalam, ahh.."
Kreettt... Kreeettt..
"Aku ingin sampai, uhh..." Bergerak semakin cepat.
Taejun dan Jiyun nampak sedang melakukan adegan panasnya di ruangan miliknya, posisi Jiyun menung9ing di atas meja kerja Taejun, sedangkan Taejun berdiri.
Awalnya Taejun enggan melakukannya karena dia terus teringat akan wajah Sihyun, namun dia tak ingin Jiyun merasa curiga dan memilih menuruti kemauan Jiyun.
"Keluarkan di dalam!" Ucap tegas Jiyun di sela-sela permainan.
Deg.
"A-apa? Kenapa? Aku ingin seorang anak!" Ucap Taejun sambil menghentakkan lebih dalam.
Taejun terus memundur majukan ping9ulnya dengan cepat, dia memang ingin segera punya anak, namun Jiyun masih saja belum menginginkannya.
"Aku... ahhh, aku masih ingin mengejar karirku, tahun depan saja kita membuat rencananya, aku masih belum ingin, umh.." Menikmati gempuran.
Tiba-tiba Taejun memberhentika aksinya dan melepaskan miliknya yang masih tegak dari lembah Jiyun.
"Ada apa? Kenapa kau malah berhent--
"Egois!! Aku selalu menuruti ucapanmu, tapi kau... kau masih saja memikirkan dirimu sendiri."
"Taejun, aku--
Saat itu juga Taejun langsung membenarkan kembali baju dan resleting celananya lalu berjalan pergi ke kamar mandi.
*****
Di tempat lain.
"APA!!"
Sihyun langsung menutup telinganya saat mendengar suara nyaring yang keluar dari mulut Baek Jiho. "Jangan berteriak, suaramu membuat telingaku pecah!"
"Are you crazy? Kau ingin merebut Kim Taejun dari siluman biawak betina itu?" Pekiknya terkejut.
"Kenapa? Bukankah kelemahan Seo Jiyun adalah suaminya sendiri? Dengan merebut Taejun darinya, dia akan menderita secara perlahan." Ucap Sihyun sambil menyunggingkan senyumannya.
Mendengar itu, Jiho sedikit tak terima. Bagaimana tidak, Sihyun harus berperan menjadi pelakor dalam hubungan Taejun dan Jiyun. Jiho khawatir, kalau suatu saat nanti Sihyun akan mendapatkan masalah.
"Aku tidak setuju!"
"Ck, ini rencanaku. Setuju atau tidak, aku akan tetap melakukannya!"
To be continue.