Brian Carlos adalah seorang presiden direktur sekaligus pewaris tunggal salah satu perusahaan terbesar di suatu negara. Ia diterpa gosip miring tentang minatnya pada wanita.
Valerie, seorang wanita yang bekerja sebagai instruktur senam dengan keahlian beladiri yang mumpuni serta kehidupan penuh rahasia.
Keduanya terlibat masalah karena sebuah kesalahpahaman, hingga Brian menuntut Valerie atas kasus penganiayaan.
Demi menyelamatkan nama baiknya, Valerie menerima tawaran Brian untuk bekerja sebagai bodyguard. Namun tidak menyangka jika Brian sudah memiliki maksud lain sejak pertama kali mereka bertemu.
Akankah kisah mereka berakhir manis seperti kisah dalam novel pada umumnya?
Yuk baca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hal Tidak Biasa
Setelah pulang dari rumah Brian, Valerie langsung membersihkan diri dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
Bekerja untuk Brian bukanlah hal yang menguras tenaga, hanya saja laki-laki itu lebih menguras emosi dan pikirannya.
Saat sedang bersantai, Noah menelepon.
["Maaf karena tidak bisa pergi menemanimu, Noah. Aku harus bekerja dan menemani Brian ke manapun dia butuh,"] ucap Valerie.
["Apakah lain kali kau akan pergi denganku?"] tanya Noah.
["Akan aku usahakan."]
Mereka mengobrol basa-basi dan Noah menanyakan tentang bagaimana perasaan Valerie bekerja pada Brian. Noah sangat mengenal Brian, ia tahu jika temannya itu cukup menjengkelkan sebagai seorang bos.
Noah terdengar begitu khawatir pada Valerie. Laki-laki itu berulang kali menawarkan diri untuk membantu Valerie bernegosiasi ulang agar Brian tidak mempekerjakannya sebagai bodyguard.
Namun tawaran Noah ditolak oleh Valerie secara halus. Mereka sudah terikat perjanjian kerja kontrak, dan Valerie merasa jika ia memang harus bertanggungjawab.
Setelah mengakhiri panggilan telepon dari Noah. Valerie melamun. Ia memikirkan perkataan Brian yang selalu mengingatkannya.
"Dia punya kekasih, tidak seharusnya dia terlalu peduli padaku. Tidak seharusnya kami terlalu dekat. Brian benar."
Valerie terdiam saat mengingat perkataan Brian, ia juga membayangkan wajah laki-laki itu. Tanpa sadar, Valerie tersenyum samar, membayangkan wajah Brian saat laki-laki itu kesal setiap kali ada sesuatu yang berhubungan dengan Noah.
"Apa dia sungguh-sungguh cemburu?"
"Ah, tidak. Lagi pula dia tidak harus mengaturku dan peduli semua tentangku!"
"Jangan pikirkan si gila itu, Valerie. Fokus!"
Saat sedang berusaha mengusir Brian dari pikirannya, tiba-tiba ponsel Valerie berdering. Ia melihat nama Brian terpampang di layar ponselnya.
"Ada apa? Apa dia tahu kalau aku sedang memikirkannya?" batin Valerie bertanya. Ia segera menekan tombol hijau sebelum Brian kesal menunggu.
"Ada apa?" tanya Valerie.
"Kau harus bersiap, Max sedang dalam perjalanan menjemputmu," ucap Brian to the point.
"Menjemputku? Ke mana? Ada apa?" tanya Valerie panik. Mengapa tiba-tiba sekali?
"Turuti saja perkataanku. Dia akan sampai lima menit lagi." Brian langsung menutup panggilan sepihak.
"Selalu saja bersikap seenaknya, bertindak sesuka hatinya. Menjengkelkan!"
Dengan tergesa-gesa, Valerie mengganti piyama panjangnya dengan pakaian yang lebih rapi. Ia kesulitan memilih pakaian, karena ia tidak tahu Max menjemputnya untuk apa.
"Penampilan bukan segalanya!"
Valerie melihat gaun hitam tanpa lengan selutut yang diberikan oleh Theo sebagai hadiah. Namun wanita itu urung memakainya.
"Aku tidak sedang pergi berkencan, aku hanya akan pergi melanjutkan pekerjaan!"
Pikiran Valerie terasa bingung. Pada akhirnya, ia memilih untuk berpakaian seperti biasa ia pergi bekerja saat pagi. Namun kali ini, ia mengikat rambut pirang panjangnya agar lebih nyaman.
Saat sedang memakai lipstik, terdengar suara laki-laki yang sangat ia kenali sedang berbicara dengan pemilik rumah kos. Valerie melotot, ia bergegas keluar dan menemui Max.
"Maafkan aku, Bu. Dia atasanku," ucap Valerie meminta maaf pada ibu pemilik rumah kos.
"Bukan, kami teman," sela Max.
Namun tidak seperti biasa, ibu pemilik kos nampak sangat ramah pada Valerie dan Max. Hal itu membuat Valerie merasa heran.
"Wah, temanmu sangat tampan, Valerie," puji wanita paruh baya itu. "Tidak perlu malu jika mau datang mengunjungi Valerie," lanjutnya.
Jika biasanya pemilik kos selalu garang dan ketus, nyatanya Max bisa membuatnya menjadi lemah lembut.
"Kalau begitu kami harus pamit, Bu," ucap Max sopan.
"Ya, ya. Silahkan, Hati-hati di jalan," jawabnya seraya tersenyum."
Valerie keluar dari rumah kos itu dengan perasaan heran, namun saat melihat sebuah mobil limousine mewah terparkir di halaman depan rumah kosnya, perasaan heran Valerie mendadak hilang.
"Nyatanya semua orang sama. Uang bisa merubah seseorang!"
🖤🖤🖤