Violet Greyson Michael dulu pernah menikah dengan seorang pria bernama Leonardo Elgantara. Karena sebuah masalah Violet memutuskan untuk kabur dari Leo dan pindah ke Jepang, seminggu setelah dirinya kabur ia baru menyadari kalau dirinya hamil anak dari Leo.
Awalnya ia berniat mengugurkan kandungannya karena tidak mungkin mampu membiayai anak itu, tetapi ia terlalu sayang pada anaknya hingga akhirnya membesarkan anak itu sendirian, Vio berhasil menjadi Manajer di perusahaan Entertainment dan merubah hidupnya menjadi lebih baik, Vio tidak mau lagi bertemu dengan Leo apapun yang terjadi.
Tanpa Vio ketahui selama lima tahun Vio hilang Leo masih berusaha mencarinya hingga pada akhirnya Leo pergi ke Jepang untuk menjalankan pekerjaannya, takdir berkata lain mereka kembali di pertemukan di keadaan yang tidak tepat.
Leo sedang asik minum di club' bersama sekumpulan perempuan yang ada di dekatnya, membuat Vio semakin yakin kalau meninggalkan Leo adalah keputusan yang baik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih Belum Menerima
Beberapa hari berlalu dengan begitu berat bagi Violet, hari ini Vio di temani Niko dan beberapa bodyguard lainnya berangkat ke Jepang untuk menghadiri acara kremasi Sakura.
Mayat Sakura telah selesai di otopsi, di dalam mobil Vio memakai pakaian serba hitam di tambah kaca mata hitam masih tidak bisa membayangkan jika Sakura telah pergi meninggalkannya begitu cepat.
Alex di tinggal di Amerika bersama Leo, Leo tidak bisa menemani Vio karena ada beberapa kerjaan yang harus ia urus termasuk pencarian pembunuh Sakura yang masih berhubungan dengan kasusnya juga.
Niko selalu berusaha menguatkan Vio, Vio saat ini tidak tahu harus berkata apa di depan keluarga Sakura nanti, karena berita hanya mengungkap jika pembunuhan Sakura di lakukan oleh pembunuh berantai yang kini terjadi di Amerika, begitu juga dengan Hinata.
Di Amerika memang ada seorang pembunuh berantai yang kini juga masih di cari orangnya, pembunuh itu sudah membunuh sekitar 5 perempuan tidak termasuk Sakura.
_______
Saat sampai di tempat Kremasi kedua orang tua Sakura sudah berada di sana lebih dulu bersama beberapa teman dan keluarga Sakura yang lainnya, terlihat Isak tangis dari kedua keluarga Sakura yang membuat Vio lagi-lagi merasa sangat bersalah.
Ibu Sakura memeluk Vio dengan erat saat bertemu, ia tahu betul kalau Vio adalah teman dekatnya Sakura. Tetapi karena tidak tahu apapun keluarga Sakura tidak ada yang menyalahkan Vio, Vio sejujurnya ingin berkata yang sebenarnya mengapa Sakura meninggal tetapi masalahnya nanti pasti akan semakin panjang.
Jadi lebih baik ia diam saja sampai nanti pelakunya tertangkap, di balik kaca mata hitam yang Vio gunakan. Ada mata yang sudah sembab dan merah karena menangis terus-menerus.
________
Acara Kremasi telah selesai, Niko mengajak Vio untuk makan terlebih dahulu sebelum kembali ke Amerika. Yah Vio akan menetap dengan Leo mulai sekarang, Vio juga sudah memberikan surat pengunduran diri dari perusahaan tempatnya bekerja, karena pelaku teror itu sudah tahu kalau Vio adalah mantan istri Leo.
Vio juga Alex akan jadi incaran sempurna kalau mereka tidak bersama dengan Leo, Vio makan masih sambil bengong.
"Makanlah yang benar, aku tahu kau pasti sedih atas semua hal yang telah terjadi akhir-akhir ini, tapi kau juga harus tetap sehat untuk mencari pelakunya," Gumam Niko yang melihat Vio makan sambil melamun.
Vio memandangi Niko dengan tatapan kosong, "Mengapa setelah aku mundur dari semua itu, takdir selalu saja membawaku ke arah sana lagi?"
"Kau pernah memulainya dan belum mengakhiri semua itu, makannya sampai kapan pun jika belum di akhiri itu akan selalu menjadi bayang-bayang mu. Mau sejauh apapun kau pergi, apa yang belum kau akhirnya akan selalu menarik mu kembali."
"Tetapi aku benar-benar sudah lelah dengan semua ini."
Tidak perlu menunggu waktu lama keduanya langsung kembali ke bandara, di parkiran bandara tiba-tiba tanpa sengaja mereka berpapasan dengan Morata.
Vio menyempatkan untuk ngobrol berdua dengan Morata sambil menunggu jam keberangkatannya, Niko dan bodyguard yang lainnya tetap mengawasi Vio dari kejauhan.
"Sebenarnya ada masalah apa?" Tanya Morata yang heran mengapa Vio tiba-tiba berhenti dari pekerjaannya padahal Vio begitu sangat pekerja keras selama ini.
"Ada beberapa hal yang tidak bisa ku jelaskan sekarang, tapi sebelum itu aku ingin berterimakasih banyak atas semua kebaikan yang telah kau berikan selama ini."
"Jangan bilang kau tidak akan kembali lagi?" Terlihat jelas wajah panik Morata saat ini.
"Aku pasti akan kembali, namun mungkin akan lebih lama."
Morata menghela nafas beratnya sambil menatap ke arah depan, "Kalau itu memang keputusan mu aku tidak masalah, tapi jika kamu di ancam oleh mantan suami mu itu untuk kembali bersamanya aku tidak akan tinggal diam."
"Aku kembali bukan atas dasar paksaan dia, kau tidak perlu khawatir."
Walaupun sangat berat Morata akhirnya dapat tersenyum, "Baiklah, aku tidak bisa menahan mu kalau begitu. Apapun masalahnya semoga kau di sana tetap bahagia," ia berusaha ikhlas karena apapun yang ia lakukan tidak mungkin dapat menahan Vio di sini.
"Sekali lagi terimakasih, aku benar-benar tidak akan pernah melupakan kebaikan mu. Semoga kita bertemu lagi lain waktu," Ucapan perpisahan Vio sebelum akhirnya Niko memanggilnya karena pesawat mereka sudah mau berangkat.
Morata melepas kepergian Vio dengan senyuman tipis yang sejujurnya keadaan ini sudah ia duga setelah kedatangan Leo kembali, ia tahu kalau Vio masih begitu mencintai Leo jadi ia tidak punya kesempatan sedikitpun untuk terus berada di samping Vio.
Setelah Vio pergi Morata langsung pulang ke apartemennya, tadi saat Vio bertanya mengapa Morata ada di bandara. Morata bilang kalau ia sedang mengantarkan saudaranya yang kemarin datang ke Jepang.
Morata juga sempat mengucapkan bela sungkawa atas kepergian Sakura.
Di dalam pesawat Vio terus memandangi fotonya saat bersama Sakura, di foto itu Sakura terlihat begitu cantik di tambah senyuman bahagia nya.
_________
Di tempat lain Leo baru saja pulang dari kantor polisi, ia juga sambil chatan dengan Niko untuk tahu kabar Vio. Pasalnya Vio tampak masih sedih sampai tidak mau membuka pesan dari Leo, Alex menghampiri Leo yang sedang bersantai di sofa ruangan tengah lantai satu.
"Papa, Mama belum pulang?" Tanya Alex sedih.
"Sebentar lagi, kamu sabar dulu yah," Balas Leo dengan senyuman tipisnya agar membuat Alex tidak terlalu khawatir.
"Papa, kapan kita jalan-jalan lagi? Aku bosan di rumah."
"Nanti yah sayang."
"Ya sudah lah, aku mau main lagi," Alex kembali berlari ke arah pengasuhnya untuk melanjutkan main.
Willy datang ke hadapan Leo untuk memberikan beberapa detail hasil otopsi polisi pada mayat Hinata juga Sakura, ada beberapa barang bukti yang juga di temukan di tempat kejadian.
Ada jejak kaki dan sebuah sapu tangan yang di duga milik pelaku, karena ada sidik jari orang lain di sapu tangan itu.
"Orang yang di tugaskan di Itali juga besok akan ke mari untuk membantu memperketat penjagaan di sini," Ucap Willy.
"Panggil saja mereka semua ke mari, kita harus temukan pelaku itu secepatnya sebelum korban bertambah semakin banyak."
_________
Satu Minggu telah berlalu dan Leo masih belum menemukan titik terang dari pelaku terornya, Vio menjalankan harinya seperti hari-hari sebelumnya.
Saat menemani Alex belajar dengan guru privat nya tiba-tiba Vio menerima panggilan masuk dari nomor yang tidak di kenal, Vio mengangkat telpon itu karena takut ada orang yang sedang membutuhkannya.
Saat menerima telpon itu tiba-tiba tatapan Vio membulat dengan sempurna, ia tidak percaya dengan apa yang ia dengan barusan. Bahkan ia beranggapan jika itu dari orang asing sebelum akhirnya Niko mengambil alih karena melihat Vio yang terlalu syok.
