Starla

Ajeng merang_sek masuk ke dalam toilet wanita di mana hanya ada Starla di dalamnya.

"Obat apa yang kamu minum itu?" cecar Ajeng tiba-tiba.

"Mbak A_jeng," ucap Starla dengan nada terbata-bata setelah menoleh ke arah sumber suara ternyata Ajeng yang masuk ke dalam toilet.

Starla pun seketika terkejut dan tak menyangka kedatangan Ajeng saat ini. Sontak hal itu membuat tangan Starla refleks menjatuhkan botol obat yang sebelumnya masih ia pegang di tangan kirinya hingga isinya berhamburan di lantai toilet.

Starla langsung menutup tasnya dan berniat untuk memungut obat miliknya. Namun Ajeng berhasil mengambil botol obat tersebut terlebih dahulu yang ternyata isinya sudah kosong. Ajeng pun membaca tulisan yang tertera di botol obat milik Starla dengan seksama.

"Obat promil," gumam Ajeng.

"Berikan botol obatku, Mbak." Starla pun berniat meminta kembali botol obatnya tersebut.

"Pantas kalian sudah nikah hampir lima bulan, tapi sepertinya kamu enggak kunjung hamil. Akhirnya kamu ikutan promil beginian. Apa jangan-jangan kamu mandul?"

Deg...

Seketika ucapan sarkas dari Ajeng menusuk batin Starla hingga ke ulu hatinya. Namun ia berusaha tetap tenang walaupun saat ini rasanya begitu menyesakkan dada.

"Apa salah jika pasangan pengantin baru seperti kami ikut promil? Bahkan di luaran sana pengantin yang baru nikah satu minggu sudah ada yang langsung ikut program bayi tabung," balas Starla.

"Aku yakin Brahma subur, karena keturunan keluarganya aku sangat lebih tahu daripada kamu yang enggak jelas asal usulnya dan miskin," Ajeng tak terima sehingga dia terus memojokkan Starla.

"Tapi, kenapa sangat aneh sekali jika sekelas AKP. Brahma Satria Mahendra dengan segala aksen baik serta kemewahan yang bersandar di pundaknya berasal dari materi keluarganya yang berlimpah, lebih memilih Starla Jelita yang Mbak Ajeng sebut wanita miskin dan tak jelas asal usulnya ini daripada diri Anda yang notabene wanita cantik, berpendidikan tinggi, dan berasal dari golongan kelas atas?"

"Kamu pasti main guna-guna ke Brahma. Ngaku saja deh,"

"Zaman modern kok mainnya begituan, Mbak. Hidup cuma sekali jadi jangan pernah mendekati hal-hal seperti itu,"

"Halah, sok ngeles kamu!"

"Aku selalu ingat petuah guruku di sekolah saat masih kecil, bahwa di atas manusia ada kekuatan tangan Tuhan yang bekerja. Takdir yang kita miliki tak akan pernah tertukar menjadi milik orang lain. Semua sudah ada garis takdirnya masing-masing. Semoga Mbak Ajeng bisa mengikhlaskan Mas Brahma menjadi suamiku. Ya, paling lama sampai 1,5 tahun ke depan," ucap Starla di mana pada ujung kalimatnya terdengar semakin lirih nan sendu namun Ajeng mampu mendengarnya.

"Apa maksudmu sampai 1,5 tahun ke depan? Memangnya kamu mau pisah sama Brahma?" cecar Ajeng seraya memicingkan tatapannya pada Starla.

"Umur manusia kan tidak ada yang tahu. Bisa setahun lagi dipanggil Tuhan bahkan besok atau lusa juga bisa, jika memang Tuhan sudah berkehendak memanggil kita pulang. Yang perlu saya tekankan di sini, selama saya masih menjadi istri Mas Brahma tolong Mbak Ajeng jauhi suamiku. Jika Mas Brahma sudah berstatus duda, silahkan Mbak Ajeng lakukan apapun yang Mbak mau. Mau merebut kembali hati Mas Brahma atau menikahinya sekalipun, itu terserah Mbak." Starla berucap dengan tegas.

Hening tercipta beberapa saat.

Starla pun mengulurkan tangannya pada mantan kekasih suaminya itu yakni memberi kode agar Ajeng memberikan botol obat miliknya. Seketika Ajeng yang kesal pada Starla karena ia merasa kalah beradu argumen, maka botol obat itu ia lempar hingga mengenai tubuh Starla.

"Dasar wanita miskin!" pekik Ajeng seraya kakinya yang tengah memakai sepatu hak tinggi menginjak-injak obat promil milik Starla hingga banyak yang yang hancur dan sudah tak jelas bentuknya. Ajeng begitu kesal sehingga meluapkan dengan cara seperti itu dan berharap Starla tak akan pernah hamil anak Brahma.

"Aku doakan semoga program hamilmu gagal. Huft !!" sungutnya.

Ajeng langsung berbalik badan dan berjalan cepat untuk keluar dari toilet.

BRAKK !!

Pintu toilet wanita dibuka lalu dibanting oleh Ajeng hingga suaranya terdengar sangat kencang. Starla yang masih berada di dalamnya, hanya mampu menghela napas beratnya sejenak melihat tingkah Ajeng barusan. Setelah itu, ia membereskan kekacauan yang terjadi.

Starla memungut satu per satu butiran obat promil miliknya dengan hati sendu, lalu dimasukkan ke dalam botol obat. Setelah itu ia masuk ke dalam salah satu bilik toilet. Starla membuang semua obat promil miliknya itu ke dalam kloset hingga lenyap dari pandangan matanya saat ini. Dikarenakan jika ia buang di tempat sampah khawatir meninggalkan jejak. Brahma tak tahu jika Starla mengikuti promil.

Perihal obat promilnya yang sudah hancur akibat dirusak oleh Ajeng, tak begitu masalah bagi Starla karena nanti ia bisa membelinya lagi. Dalam hatinya, Starla bernapas lega karena dengan sigap ia langsung menutup tasnya dan memegang erat. Sebab di dalam tasnya, ada obat jantung miliknya yang letaknya tersembunyi.

Starla memang dua minggu ini sejak melakukan malam kedua bersama Brahma di hotel, ia telah memutuskan berhenti minum obat jantungnya. Dirinya berusaha menahan rasa sesak dan nyeri di dadanya kala rasa itu datang menyergap tubuhnya. Ia khawatir jika masih mengkonsumsi obat jantungnya maka ia akan susah hamil atau berpengaruh pada janin dalam kandungannya jika nanti sewaktu-waktu Tuhan sudah menitipkan amanah tersebut di dalam rahimnya.

Setelah cukup tenang dan merapikan riasannya di cermin, Starla pun keluar dari toilet wanita dengan senyum seperti biasa. Seakan tidak terjadi sesuatu yang buruk sebelumnya terhadapnya. Saat akan kembali ke venue acara, langkah kakinya sempat terhenti. Dari kejauhan, ia melihat Rendra dan Arjuna tengah duduk berdua saja di meja VIP dan terlihat asyik berbincang. Sedangkan Ajeng sedang sibuk melakukan sesi wawancara dengan para awak media yang sudah hadir.

"Mama pergi ke mana ya? Kok Tante Luna juga enggak ada," batin Starla seraya kepalanya celingak-celinguk mencari keberadaan Bening dan Luna.

Tiba-tiba ada seseorang yang menyapa Starla dari arah belakang tubuhnya.

"Starla,"

Sontak Starla membalikkan tubuhnya untuk melihat orang yang memanggilnya barusan. Seketika...

Bersambung...

🍁🍁🍁