Nawang wulan gadis cantik dan manis berusia 23 tahun yang baru saja diterima menjadi tenaga pengajar di sebuah SMA swasta yang terkenal elit dan mahal dikotanya. Wulan dipertemukan dengan seorang murid laki-laki bernama Alexander yang tanpa diduga jatuh cinta dan menunjukkan perhatiannya dengan brutal kepada wulan.
Akankah wulan luluh dengan perhatian dan cinta murid nya yang terpaut jarak 4 tahun dari wulan ? bahkan wulan menganggap nya masih bocil (bocah kecil) bukan sebagai seorang pria.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mona_minYoongi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Kekalutan Harytama
Wulan tunggu" terdengar suara Gilang. Wulan menoleh ke atas dan terlihat Gilang berlari menuruni eskalator mengejarnya. Wulan panik. Ia pun berlari menuruni eskalator. Wulan sampai dilantai tiga dan terus berlari menuju eskalator lantai dua yang berada di ujung sana. Namun saat akan mencapai eskalator, tiba-tiba ada yang menarik tubuh Wulan.
"Aarrgghhhhh" Wulan berteriak kencang dan ada tangan yang menutup mulutnya. Wulan segera melihat orang yang menarik nya.
Didepannya berdiri seorang pria tinggi dan tegap menggunakan baju setelan jas berwarna hitam lengkap dengan masker berwarna hitam juga.
"Alex"
Wulan refleks memeluk Alex dengan erat. Ia tahu itu Alex, mata nya yang teduh dan aroma tubuh maskulinnya tidak akan pernah Wulan lupakan. Wulan pun merasa aman.
Nafas Wulan memburu dan tubuhnya bergetar. Sudut mata Alex melihat Gilang berlari kesana kemari seperti sedang mencari-cari seseorang. Tanpa bertanya apa yang terjadi pada Wulan, Alex segera membawa Wulan menaiki lift di samping restoran Italia. Lift ini khusus untuk petinggi Loyal mall dan Alex adalah pemiliknya.
Lift pun berhenti dilantai enam dan langsung terhubung ke dalam kantor Alex di mall ini. Wulan yang sudah tenang melepaskan pelukannya.
Saat pintu lift terbuka Wulan melihat didepannya ada sebuah ruangan seperti ruangan kerja seseorang, Wulan pun tersadar. Alex menggenggam tangan Wulan dan mengajaknya keluar lift, tapi Wulan menolak. Ia menepis tangan Alex dan terdiam membeku.
Pikiran Wulan melanglang buana pada kejadian pagi tadi. Bagaimana kalau kejadian itu terulang lagi ? ia hanya berdua saja dengan Alex. Bagaimana jika mereka kelepasan dan Wulan tidak bisa mengendalikan dirinya.
"Aku mau pulang Lex"
Alex terkejut mendengar ucapan Wulan, posisi Alex sudah diluar lift. Saat Alex akan menjawab kata-kata Wulan, tiba-tiba pintu lift tertutup. Alex tercekat dan termenung.
Wulan menekan tombol angka satu. Ia benar-benar malu dan tak memiliki muka lagi didepan Alex. Bukan hanya karna kejadian tadi pagi, tapi juga karena Wulan telah memutuskan Alex tanpa ragu dan lebih memilih perjodohan dengan Gilang.
Sedari tadi handphone Wulan bergetar dan Wulan tahu itu panggilan dari Gilang. Wulan mengabaikannya, ia masih marah dan tidak terima dibentak-bentak oleh Gilang. Tak lama kemudian lift pun berhenti dilantai satu. Pintu lift terbuka dan Wulan melihat dilantai ini ramai pengunjung. Ia pun celingak celinguk melihat sekeliling, Wulan tidak mau bertemu dengan Gilang.
Setelah merasa aman, Wulan pun segera berlari keluar mall dan menuju jalan besar, ia tadi telah memesan taksi online. Setelah sampai dijalan besar, Wulan melihat taksi online pesanannya sudah menunggu.
Didalam taksi, Wulan termenung memikirkan kejadian di toko baju tadi. Berbagai macam prasangka berputar-putar di otaknya. Ia tidak menyangka sifat Gilang seperti itu. Belum menikah saja ia sudah berani membentak dan memarahi Wulan didepan orang lain, bagaimana nanti jika sudah menikah. Hati Wulan perih dan terluka, ia takut. Air mata Wulan pun mengalir.
🌹🌹🌹
Harytama group
Heru tengah berusaha meredam amarahnya. Ia baru saja memerintahkan anak buahnya untuk mencari tahu siapa orang-orang bermasker hitam yang telah menyerang Eve dan membawa Tary beserta ibunya pergi.
Heru merasa di pecundangi. Anak buah nya dengan mudah dikalahkan oleh gerombolan masker hitam tersebut. Padahal kemampuan mereka tidak bisa di anggap remeh. Ia mengingat kata-kata Eve kalau dilengan baju mereka ada logo bulat seperti bulan yang bercahaya.
Heru tiba-tiba saja tersentak.
"Apa mungkin klan......aahhh tidak mungkin" bathin Heru
Heru berpikir mereka tidak mungkin ada hubungannya.Tary dan Marni hanyalah orang-orang rendahan jadi klan Moonlight tidak akan bersusah payah untuk menyelamatkan mereka.
Saat Heru masih kalut dengan pikirannya, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu ruangannya.
"Masuk"
Pintu pun terbuka dan masuklah tiga orang karyawannya.
"Maaf tuan, kami ingin melaporkan hasil penelusuran kami pada proyek pembangunan mall Xander dikota S" ujar Aris ketua team Felix. Heru pun mengangguk kan kepalanya.
"Setelah kami telusuri ternyata kesalahan memang ada dipihak kita tuan. Pembangunan yang dilakukan dari hari jum'at siang sampai senin sore telah menggunakan bahan-bahan yang tidak sesuai dengan RAB bahkan kualitasnya jauh dibawah standard SNI" lapor Aris dengan wajah pucat pasi, tangannya pun gemetar.
Heru melotot tajam mendengar laporan Aris. Bagaimana bisa berubah pikir Heru. Sejak awal pembangunan, bahan-bahan yang ia gunakan telah sesuai RAB dan berasal dari pabrik-pabrik terpercaya, ia telah lama bekerja sama dengan mereka. Tangannya mengepal dengan kuat.
"Pelaku nya siapa ?" tanya Heru to the point
"Ma...manager lapangan tuan" jawab Aris dengan keringat dingin bercucuran.
"Bagaimana cara dia mengubah nya ? Jelaskan dengan lengkap BODOH" Heru makin emosi
Aris semakin pucat, sementara karyawan yang lain hanya bisa menunduk dan meremas tangannya kuat.
"Manager lapangan menukar merek dua jenis bahan yaitu semen dan baja berat. Ia menukarnya dengan merek yang lebih murah dan kualitas nya rendah. Sedangkan bahan-bahan berkualitas yang sesuai dengan RAB ia jual, selisih harga nya sangat besar mencapai tiga ratus juta rupiah. Dan kerugian total dihitung dari bahan yang sudah terbeli dan upah pekerja mencapai satu miliar rupiah " jelas Aris panjang lebar
Praaaanggg....
Heru melempar gelas yang ada dimejanya. Ia sangat geram dan marah. Wajahnya sudah memerah.
"Siapkan mobil, kita ke kota S" Heru berteriak lantang
"Baik tuan" ucap Rama dan Aris bersamaan.
🌹🌹🌹
Xander Hospital
Tary baru saja bangun dari tidurnya. Ia sudah diobati dan baru saja diperiksa oleh tim dokter yang terbaik. Tary merasa tubuhnya sudah jauh lebih kuat. Ia melihat ke samping kanan. ibu nya sedang terbaring di kasur khusus untuk penunggu pasien. Tary sangat bersyukur ibunya tidak kenapa-kenapa.
Tak lama kemudian datang perawat membawa makanan, dan meletakkannya dimeja samping ranjang Tary. Tary pun mengucapkan terimakasih, ibu pun terbangun dan melihat ada makanan diatas meja.
"Ibu suapin ya nak" ujar bu Marni lembut
"Tidak usah bu, Tary bisa sendiri, ibu sebaiknya makan dulu nanti ibu sakit hari sudah sore" cemas Tary, ibu tersenyum mendengar kekhawatiran anak gadisnya.
Pintu kamar pun terbuka dan masuklah seorang wanita muda yang tersenyum kepada Tary dan bu Marni, di ikuti oleh Doni dibelakangnya.
"Ibu sudah bangun ? Ayo kita makan dulu" ajak Lisa
"Nanti saja nak, ibu mau menyuapi Tary makan"
"Tidak usah bu, biar Doni yang suapi, ibu makan dulu bersama kak Lisa" bujuk Doni
"Baiklah" ibu pun tak bisa membantah, sejak pagi ia memang belum makan. Perutnya sudah keroncongan.
Doni pun mendekati Tary, ia menyuapi Tary dengan telaten. Tary semakin terpesona melihat Doni, entah kenapa Doni terlihat lebih tampan dimatanya. Tiba-tiba ciuman mereka dimobil tadi terlintas di pikiran nya. Tary menunduk malu, ia mengutuki diri nya karna sudah berpikir yang iya-iya tentang Doni.
Tak lama pintu pun terbuka dan masuklah seorang pria dengan badan tegap dan kekar menggunakan masker hitam. Doni pun segera berdiri dan membungkuk hormat pada pria tersebut. Kening Tary pun berkerut siapa itu pikirnya.
"Bagaimana keadaanmu Tary ?" terdengar suara bariton menyapa nya
"Ba..baik tuan" tiba-tiba Tary menjadi gugup, sungguh aura pria ini begitu kuat dan mendominasi.
"Maaf kami lalai dalam menjagamu, ini tidak akan terjadi lagi" ucapnya. Tary bingung, kenapa ia harus dijaga pikirnya.
"Saya permisi dulu, tuan Thunder meminta maaf tidak bisa datang dan menitipkan salam semoga cepat sembuh" ujar si pria lagi
"Te...terimakasih banyak tuan" ucap Tary sambil menundukkan kepalanya. Si pria kemudian berlalu dan Doni pun mengantarnya sampai kedepan pintu dengan sikap yang sangat hormat.
"Siapa pria itu ?" bathin Tary
...****************...
lanjut kak /Smile//Smile//Smile/
lanjut kak/Smile//Smile//Smile/