NovelToon NovelToon
Langit Nada Cinta

Langit Nada Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Romansa / Bad Boy
Popularitas:92.4k
Nilai: 5
Nama Author: NaraY

Jangan pernah sesumbar apapun jika akhirnya akan menelan ludah sendiri. Dia yang kau benci mati-matian akhirnya harus kau perjuangkan hingga darah penghabisan.

Dan jangan pernah meremehkan seseorang jika akhirnya dia yang akan mengisi harimu di setiap waktu.

Seperti Langit.. dia pasti akan memberikan warna mengikuti Masa dan seperti Nada.. dia akan berdenting mengikuti kata hati.
.
.
Mengandung KONFLIK, di mohon SKIP jika tidak sanggup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. Geregetan.

Fiksi.. ingat Fiksi..!!! Jangan di sambungkan dengan dunia nyata..!!!!!

🌹🌹🌹

Bang Ratanca selesai membersihkan kamar. Dinar pun sudah dalam keadaan sehat.

"Pindah ke kamar depan saja ya..!! Kamu tidak biasa tidur dengan kamar kurang dingin." Kata Bang Ratanca.

"Nggak usah Bang, Dinar bisa. Nanti malam Abang tidur dengan Mbak Airin saja ya, Dinar pengen tidur sendiri."

Kening Bang Ratanca berkerut, tidak biasa istrinya itu memintanya untuk tidak tidur sekamar dengannya. Bahkan biasanya saat mual pun Dinar lebih ingin di temani dan dipeluk hingga tertidur.

"Memangnya kenapa?"

"Mual lagi. Dinar pengen sendiri..!!" Jawab Dinar tanpa menoleh ke arah Bang Ratanca lagi.

Bang Ratanca hanya mengangguk saja, tapi dirinya yang begitu mengenal istri kecilnya tentu tidak mudah percaya dengan segala permintaan sang istri.

...

Benar saja, seharian penuh Dinar hanya mengurung diri di dalam kamar. Dirinya sama sekali tidak berinteraksi dengan Mbah Kung dan Mbah putri.

"Kenapa Dinar nggak keluar kamar?" Tanya Mbah putri.

"Nggak apa-apa Mbah. Biarkan Dinar tenang dulu di dalam kamar."

Airin hanya menunduk tidak menanggapi apapun. Ia memilih diam meminimkan kesalahan yang mungkin akan membuat Bang Ratanca akan marah padanya.

"Memangnya ada masalah apa, Ngger?"

Bang Ratanca meletakan sendoknya lalu menatap semua yang duduk di ruang makan.

"Dinar sedang ngotot untuk mewaraskan pikiran meskipun dirinya tidak mampu. Hatinya sakit tapi pura-pura tidak terjadi apapun, dia pembohong paling buruk di dunia." Jawab Bang Ratanca.

"Kenapa kamu tidak membujuknya??? Kasihan Ngger..!!!!" Kata Mbah Kung.

"Saya ingin Dinar lebih jujur dengan perasaannya, ingin dia berontak dan melawan bahwa kebaikan tidak selamanya akan berakhir baik juga. Cukup menyakiti diri sendiri, cukup untuk mengalah, bahagia itu karena kita sendiri yang menciptakan..!!!"

Airin menunduk menghabiskan makan malamnya. Tak ada suara apapun dari bibir mungilnya.

"Setelah ini saya mau bicara dengan kamu, di kamar..!!" Perintah Bang Ratanca pada Airin.

Airin hanya menunduk kemudian mengangguk. Kung dan Uti hanya bisa menghela nafas panjang melihat cucu dan cucu mantunya.

...

Cukup lama Bang Ratanca dan Airin berada di dalam kamar namun belum ada kata terucap dari suami Airin tersebut.

"Sebenarnya Abang mau bicara apa?" Tanya Airin karena tidak sabar juga menunggu Bang Ratanca membuka suara.

"Apakah kamu ingin mempertahankan hubungan yang tidak sehat seperti ini?" Akhirnya Bang Ratanca membuka suara.

"Maksud Abang apa? Abang tidak ingin bertahan??"

"Mungkin saya egois, tapi itulah maksud saya." Jawab Bang Ratanca.

"Apakah Abang melihat Airin mengganggu Dinar????" Airin heran karena Bang Ratanca seolah selalu mencari letak salahnya.

Bang Ratanca menyentuh kedua bahu Airin lalu menatapnya dengan lekat. "Secara tidak langsung, iya. Maaf Airin, saya lihat kamu baik-baik saja untuk ukuran wanita yang sakit mental. Saya pikir sudah saatnya untuk kita menyelesaikannya sekarang..!!"

Tak ada yang menyangka saat itu Dinar mengintip dari celah pintu yang sedikit terbuka. Sayangnya Dinar datang di saat Bang Ratanca mengucapkan kalimat terakhirnya. Seketika tubuhnya terasa ringan, ia berjalan masuk ke kamar tengah.

Airin memberanikan diri menatap wajah Bang Ratanca. "Bolehkah Airin meminta dua hal darimu, Bang??"

"Apa, kalau Abang sanggup.. pasti akan Abang penuhi..!!" Janji Bang Ratanca.

...

Bang Ratanca membuka pintu setelah cukup lama berada di kamar utama.

Saat pintu kamar terbuka, Bang Ratanca melihat Dinar tergeletak tak sadarkan diri di samping tempat tidur.

"Dinaaarr..!!!!" Pekik Bang Ratanca lalu mengangkat Dinar naik ke atas tempat tidur. Terlihat wajah Bang Ratanca begitu panik melihat Dinar sudah begitu pucat. "Kenapa ini, sayaaang????"

Mbah Kung menghampiri kamar Bang Ratanca karena mendengar suara cucunya.

"Ada apa, Ngger?? Ya Allah, Dinar pingsan??? Apa mualnya kambuh lagi????" Kung ikut panik melihat wajah Dinar sudah seperti mayat hidup.

Bang Ratanca tidak menjawabnya, tangannya gemetar dan segera menghubungi Dokter Dion, sahabatnya.

Sial di rasakan Bang Ratanca, dokter Dion mendapatkan mutasi pindah tugas pada daerah terpencil perbatasan negara dengan Filipina.

:

Mau tidak mau, Bang Ratanca meminta bantuan istri dari Sertu Supri yang juga berprofesi sebagai seorang bidan di puskesmas.

"Alhamdulillah Pak Ranca, kehamilan ibu baik-baik saja. Memang usia kehamilan muda.. di trimester awal masih sering mual, hanya saja ibu kurang tenang menjalani kehamilan, faktor banyak pikiran juga bisa membuat mualnya kambuh." Kata Bu Supri menjelaskan.

"Saya paham, Bu. Saya juga menyadari pastinya banyak permasalahan yang membuat mental istri saya nge-drop." Jawab Bang Ratanca.

Bu Supri tersenyum menanggapi nya. Memang permasalahan Danton sudah banyak di ketahui, kasusnya pun bukan kasus sembarangan. "Vitamin dari dokter di lanjutkan ya Pak. Untuk masalah ibu, sebenarnya bapak yang lebih paham bagaimana cara mengatasinya. Apa yang di alami ibu belakangan ini bukan karena penyakit, tapi karena beban pikiran."

Bang Ratanca membuang nafas berat. Ia sampai mengusap wajahnya yang nampak gusar. Sungguh batinnya terasa terkoyak, bicara dengan Airin saja sudah membuat istri kecilnya jadi seperti ini, apalagi dirinya kembali dekat dengan Airin, dua nyawa bisa menjadi taruhannya.

...

"Dek..!!"

Dinar menarik tangannya lalu kembali memejamkan matanya.

Bang Ratanca pun mengecup kening sang istri dengan lembut.

"Ada apa sayangku? Abang buat salah apa? Bukankah Dinar tau kalau Abang mau bicara dengan Airin. Abang juga sudah ijin sama Dinar." Kata Bang Ratanca.

"Iya, nggak apa-apa. Dinar tau." Jawabnya pelan tanpa menatap wajah suaminya.

"Inilah yang Abang takutkan. Maka itu juga yang sering Abang sebut, jadi orang harus jujur yang sejujur-jujurnya. Kalau sanggup bilang sanggup, kalau tidak kuat ya katakan saja. Abang pahami perasaanmu."

"Abang yang bohong. Bukankah Abang bilang konsep rumah tangga harus setia dan adil. Waktu Dinar mengingatkan untuk Abang dekat dengan Mbak Airin, Abang selalu bilang 'hati Abang hanya untuk Dinar', Dinar sudah terbujuk kata-kata mulut besar Abang. Tapi apa kenyataannya, Abang ingin 'menyelesaikan' dengan Mbak Airin." Oceh Dinar tanpa sadar.

"Haduuuh Neng, benar kan dugaan Abang. Kamu ini memang pusat sakit kepala Abang. Itu namanya kamu tidak kuat, tidak percaya dengan Abang. Abang sudah bilang untuk kamu percayakan semua dengan Abang. Lalu apa yang kamu dengar tadi, kamu lihat apa??" Tanya Bang Ratanca gemas sendiri.

"Abang pegang bahu Mbak Airin, lalu bilang.. 'ayo kita selesaikan sekarang..!!'." Kata Dinar.

"Ini nih, telinga, mata, hati.. semua tidak sinkron. Sudah dengar bagian akhir, marah pula." Bang Ratanca mengetuk kening Dinar. "Bisa atau tidak kalau kamu jujur, kamu cemburu kan??? makanya sinkron kan bibir dengan hati. Abang sudah bilang tidak akan ada hubungan apapun dengan Airin."

"Tapi Mbak Airin juga istri Abang, Dinar harus bagaimana????"

"Di ingat kata-kata Abang. Nanti Abang selesaikan perlahan dan percaya dengan Abang. Abang masih belum bisa cerita bagaimana rumitnya Abang berhati-hati menyelesaikan masalah agar tidak menjadi bumerang untuk keluarga kita..!!" Jawab Bang Ratanca.

"Tadi Abang sama Mbak Airin....."

Bang Ratanca menghela nafas gusar. Ternyata sang istri sudah berpikir macam-macam tentang dirinya dan Airin.

"Menurutmu????"

Dinar mengangguk pelan masih berada di antara rasa ragu dan tidak.

"Apa itu?" Tanya Bang Ratanca.

"Abang sama Mbak Airin buat adek."

Bang Ratanca langsung mengusap wajahnya. "Kamu ini bagaimana sih dek. Masa nggak jelas Abang jawab panjang lebar. Harus bagaimana Abang jelaskan??"

.

.

.

.

Tolong comment donk..!!

.

.

.

.

1
Cut oka Elfina
.
NauraHaikal
ceritanya selalu bagus sangat suka dg karya2 author
Yayuk Bunda Idza
jadi penasaran kak Nara jarak usia Nada dan Dinar, trus Erlangga anak keberapa?
Yayuk Bunda Idza
ini yang q maksud, walau sudah bisa menyimpulkan, tapi tetap menyesakkan hati saat baca😭😭
Yayuk Bunda Idza
berjuang untuk cinta om Ran
Denis blora
kak Nara ♥️♥️♥️♥️♥️
putri
manteeeep
putri
🥰🥰🥰🥰🥰🥰👍👍👍👍
Mika Saja
perasaan bang RAN amburadul,,sy jg ikut merasakan amburadul nya,,,,entah bgaimn menata hati yg SDH dikoyak2 sprti ini Krn memng blm siap menghadapi cobaan ini,,,sabar Bang RAN,pasti ada jln nya ya
Setyaningsih
siap membaca semua karya kak Nara
NaraY_Kamanatha: Waaahh.. Alhamdulillah masih ada yang mau komentar. Terima kasih ya kak🥰🙏.

Padahal besok rencana gk up karena bab ini gk ada komennya😁
total 1 replies
Niken Ayu Wulandari
karya Nara tidak pernah gagal dr awal g pernah ketinggalan sukses terus
Denis blora
😭😭😭 Dinar
Maysuri
jngan siksa dr q unk mengeluarkan air mata lg thor.....sedih banget 😭😭😭
Sri Wahyuni Abuzar
tisuuuuu...tolooong tisuuuu aqu habis sudah tak bersisa...tapi air mata ku masih ngalir deres ini 😭😭😭😭😭😭😭
putri
🥲🥲🥲🥲🥲
Nining Dwi Astuti
😭😭😭😭
Mika Saja
mba Nara nyesek bener ya....... ternyta begini ceritanya mengapa bang RAN jd berubah sprti bitu
mudahlia
Dinar gk boleh mati kak Nara jgn jahat ya dia terlope lope di h aqu
dyah EkaPratiwi
/Sob/
Nabil abshor
😭😭😭😭😭 sakitnya,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!