NovelToon NovelToon
Oh My Savior

Oh My Savior

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:280.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Whidie Arista

Aku menyukaimu! Tapi, Aku tahu Aku tak cukup pantas untukmu!

Cinta satu malam yang terjadi antara dia dan sahabatnya, membawanya pada kisah cinta yang rumit. Khanza harus mengubur perasaannya dalam-dalam karena Nicholas sudah memiliki seseorang dalam hatinya, dia memilih membantu Nicholas mendapatkan cinta sang gadis pujaannya.

Mampukah Khanza merelakan Nicholas bersama gadis yang di cintai nya? Atau dia akan berjuang demi hatinya sendiri?

Ayo ikuti kisah romansa mereka di sini! Di Oh My Savior

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 : Pertunangan

Cinta akan hadir karena keterbiasaan bersama. Perasaan akan tumbuh seiring berjalannya waktu.

~*~

Khanza menyentuh bahu Nic yang memunggunginya, ada yang aneh padanya. Apa mungkin Nic hanya berpura-pura mabuk? Pikiran itu sempat terlintas di benak Khanza, namun Ia menepisnya, bagaimana mungkin Nic akan menciumnya dalam keadaan sadar.

"Baik, kau tidurlah Nic, mungkin sekarang kau sedang gugup karena pertunanganmu. Kalau begitu aku pergi dulu." Khanza turun dari ranjang dan menatap punggung Nic sejenak, lantas pergi.

~*~

Beberapa hari kemudian, hari pertunangan pun tiba, Khanza membantu merapikan Jas putih yang Nic kenakan, tak lupa Ia menyematkan pin berbetuk bunga di atas salah satu saku jas nya. Namun, tak sekali pun dia menatap wajah Nic, bahkan untuk sekedar saling menyapa pun tidak, begitu pun sebaliknya, mereka saling mendiamkan satu sama lain.

"Kau sangat tampan sayang, semoga ini pilihan terbaik yang kau ambil." Ujar Shelia sembari mengusap pundak Nic.

Khanza mundur beberapa langkah, membiarkan Shelia dan Richard berbicara dengan putra mereka. Perlahan Khanza menjauh dan keluar dari kamar tersebut tanpa ada yang menyadarinya. Dia bergabung di aula dan berbaur dengan tamu yang hadir, dia sudah cukup puas membantu Nic berpakaian tadi walau tak sepatah kata pun terucap dari bibir masing-masing. Bungkam seolah menjadi jalan terbaik untuk menenangkan diri, ditengah hati yang terus bergejolak.

Acara pun dimulai, MC memimpin dan menyuruh Nic dan Cherry maju ke depan. Bla...Bla...Bla... segala macam basa-basi dan pembahasan tentang cinta kedua orang itu di kupas sedemikian rupa, tak lupa mereka menampilkan foto-foto Nic dan Cherry semasa kecil dan setelah mereka dewasa, dan beberapa foto setelah mereka berpacaran. Semua itu di sambut antusias oleh para tamu yang hadir, suara tepukan riuh dan sorakan memenuhi seisi ruangan.

Khanza menangkap raut wajah Nic yang datar, dia hanya sekali-kali tersenyum pelan. Kebahagiaan di awal Nic berpacaran dengan Cherry seolah lenyap tak berbekas. Pandangan mereka saling bertemu untuk beberapa detik, namun dengan cepat Khanza memutusnya, ada sebuah rasa yang sulit di utarakan.

"Khanza?!" Sapaan dari seseorang mengalihkan atensinya.

"Hay Kak," ternyata Arra dan Darius, mereka nampak mengenakan pakaian senada. Mereka baru saja datang nampaknya, lantas mereka pun duduk bergabung di meja yang sama dengan Khanza.

"Hay Arra, Darius! Om Daren dan Tante Anna belum datang kah?" Khanza bertanya.

"Mereka disana." Tunjuk Arra ke deretan tempat duduk paling depan. Sebetulnya, tempat duduk Khanza pun berada disana pula, namun dia merasa enggan dan lebih memilih duduk di pojokan.

"Kalian harusnya duduk disana juga," ucap Khanza baru sadar.

"Gak ah, aku pengen duduk bareng Kakak." Arra menolak, begitu pun Darius. Khanza tersenyum, tentu saja Arra tahu mengapa Khanza memilih untuk berada paling belakang, gadis seperti Arra cukup peka dengan suasana hatinya saat ini. Darius pun begitu, nampaknya dia tahu maslah tentang Khanza walau dia sendiri tak pernah mengatakannya.

"Za, kenapa sih kamu memilih tetap diam padahal jelas-jelas banyak kesempatan untuk kamu mengatakan bahwa kamu punya perasaan padanya." Darius yang gemas langsung melontarkan pertanyaan dari bibirnya. Membuat Arra dan Khanza sontak menatap ke arahnya.

"Perasaan apa?" Khanza pura-pura tak mengerti.

"Kak Darius benar Kak, aku lihat Kak Nic juga punya perasaan terhadap Kakak, hanya saja dia belum menyadarinya." Arra menambahkan.

"Kalian ini apa-apaan sih, kalau ada yang denger gimana? Bisa runyam urusannya nanti," Khanza menyuruh mereka bungkam dengan suara rendah, "lagi pun, aku menganggap Nic hanya teman, tidak lebih, dan begitu pun sebaliknya. Bahkan kami lebih seperti saudara, oke, berapa kali harus ku bilang." Ujar Khanza jengah.

"Tapi--," Darius hendak mengungkapkan kata terlarang, namun dengan segera Ia menghentikannya.

"Tapi apa?" tanya Khanza.

Darius menelan Salivanya, "dia juga punya perasaan terhadapmu. Kau ingat waktu kita makan malam bersama di cafe," Khanza mengangguk, "saat itu Nic juga ada disana, dia yang memberitahu aku tentang kedatanganmu, dan menyuruhku untuk mengantarmu pulang."

"Hah, dia ada disana? Tapi, kenapa dia tidak menemui ku?" Khanza terperangah karena terkejut.

"Entahlah, dia tak mengatakan alasannya. Tapi, Kemungkinan dia sudah menyadari perasaannya terhadapmu Khanza, makanya dia memutuskan untuk membatalkan pertunangannya. Tapi, malam itu Cherry mengancam akan bunuh diri, jadi dia tak punya pilihan selain menyetujui pertunangan mereka, menurutku sih begitu." Ucapan Darius terdengar masuk akal.

"Ucapan Kak Darius terdengar masuk akal, kalian sudah bersama sejak kecil Kak, mungkin sebetulnya perasaan kalian jauh lebih dalam dari apa yang kalian bayangkan, hanya saja kalian berdua sulit untuk mengatakannya." Arra so tau, membuat Khanza terkekeh pelan.

"Baiklah, baiklah, mungkin kalian benar. Tapi, kalian lihat sekarang, orang yang Nic cintai ada di depannya. Aku tak memungkiri mungkin ya, Nic memiliki perasaan lain terhadapku, tapi dia sudah punya pasangan sekarang hanya tinggal menunggu waktu untuk mereka menikah. Aku tak ingin memaksakan keinginanku terhadap Nic, biarlah dia dengan hidupnya dan aku dengan hidupku, lagi pula mungkin perasaannya terhadapku hanya sebuah bentuk dari rasa nyaman dan keterbiasaan bersama. Nanti setelah aku pergi, dia juga pasti akan segera melupakan aku." Ujar Khanza menerangkan panjang kali lebar.

"Apa Kakak akan pergi?" Arra melebarkan matanya seolah tak percaya dengan apa yang dia dengar. Khanza mengangguk sambil tersenyum.

"Pergi kemana Kak?" Desak Arra dengan pandangan berkaca-kaca.

"Aku sudah mengajukan perpindahan kerja ke luar negri, bukan di tempat lain ko masih berhubungan dengan keluarga Nelson. Mami punya perusahaan keluarga, jadi aku mengajukan diri pindah kesana." Khanza mengangkat bahu ringan.

"Aah, Kakak. Kita pasti akan jarang bertemu." Arra mengusap sudut matanya yang tampak basah.

"Arra, kalau libur sekolah bisa datang kesana. Tempatnya indah dan sejuk, kamu pasti suka." Khanza memeluk tubuh Arra sekilas.

"Kau yakin akan pergi?" Darius nampak khawatir.

"Ya, hidup baru ku juga berawal dari sekarang." Khanza tersenyum.

Dengan itu pun berakhirlah acara pertunangan Nic dan Cherry. Mereka telah resmi bertunangan sekarang, Cherry nampak tersenyum bahagia saat mereka mengabadikan momen itu dengan bersua foto. Nic juga sudah nampak bisa tersenyum, walau masih terlihat kaku.

"Selamat atas pertunangan kalian!" Darius, Arra dan juga Khanza mengucapkan secara bersamaan. Pandangan Cherry langsung mengarah pada Khanza, dia lekas menggandeng tangan Nic, takut jika pria di sampingnya dibawa lari orang lain.

Arra memutar bola mata malas, sejak awal dia tak suka dengan Cherry, "Kak Khanza ayo kita makan itu," ajak Arra walau Khanza belum bicara hal lain lagi untuk sekedar basa-basi.

"Emh, Nic, Cherry, selamat ya untuk kalian. Semoga kalian bersama selamanya." Khanza tersenyum pelan, Nic hanya diam dan menjawab kata-kata Khanza dengan anggukan.

"Tentu saja, kami akan bersama untuk selamanya, karena cinta kami takakan pernah tergoyahkan oleh apa pun." Balas Cherry.

"Itu bagus. Kalau begitu kami permisi dulu!" Tukas Darius. Khanza, Arra dan Darius berlalu. Nic masih tetap bungkam seakan suara tiba-tiba hilang dari kerongkongannya.

1
Ririn Nursisminingsih
nick ini ceo kok boodinng banget yaa grgeten a
Muna Junaidi
Hadir thor💃💃💃
Whidie Arista 🦋: Terimakasih kak. semoga suka sama ceritanya 😊
total 1 replies
Zikran Zikran
Luar biasa
Madura Sby
akhirnya masalah selesai jugaa
Waseng Susanti
crt yg menarik
Mom Q
super
Ndhut
.
Anonymous
bukannya tes dna biasany bth wkt 2 mgg an kan?
Whidie Arista 🦋: dalam dunia halu apa sih yang gak mungkin kak wkwk🤭
total 1 replies
mudah hartatik
suka ceritanyA... sepertinya bagus..
Nuraeni Nur
menarik
Kadek Bella
terima kasih thoor,,, ceritanya nggak bertele-tele
Whidie Arista 🦋: sama2 kak, makasih juga udah mampir di karya aku 😊
total 1 replies
Devina Siregar
top
Nabilah Afifah
min kok gaada novel yg ini
Whidie Arista 🦋: kalau minta Kakak bisa baca nove aku yang lain, terima kasih🙏
Whidie Arista 🦋: Mohon maaf ya Kak🙏 novel ini gak jadi aku lanjutin jadi aku hapus🙏😊
total 2 replies
Doraita Veriani
aku padamu Risa....meleleh air mataku
Agus Tina
Luar biasa
Tris Santini
bonchap nya thor
Rus Siana
pPpPpppppPpp
Uswatun Hasanah
lanjut cerita yg lain dong
Whidie Arista 🦋: kalau bikin sekuel novel ini kayanya belum ada ide kak Wkwk
Whidie Arista 🦋: Cerita yang lain yang mana Kak?
total 2 replies
Anonymous
Terima kasih thor 😍🥰
Whidie Arista 🦋: sama2 Kak😊 Makasih juga buat Kakak yang sudah mendukung novel aku yang satu ini🙏
total 1 replies
Uswatun Hasanah
tamat tamat ending
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!