NovelToon NovelToon
JANGAN KELUAR MAGRIB

JANGAN KELUAR MAGRIB

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Spiritual / Duda / Tumbal
Popularitas:157.4k
Nilai: 4.7
Nama Author: Desy kirana

Lintang yang baru pulang ke kampung halamannya setelah 2 tahun merantau ke kota menjadi baby sitter merasakan kampungnya sangat mencekam. Ia melihat sosok mahluk menyeramkan saat Maghrib karena tidak percaya dengan cerita Doni bahwa kampungnya sedang terjadi teror oleh hantu Seruni.
Siapa Seruni sebenarnya, mengapa ia meneror warga kampung Sedap Malam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Doni membawa Lintang menuju ke ruangannya yang berada di lantai 20. Di sana Doni langsung mengenalkan Lintang pada asistennya yang bernama Mayang.

"Mayang, kenalkan. ini kekasihku namanya Lintang. Lintang kenalkan Mayang asisten pribadi ku." Mayang bangun dari kursi dan mengulurkan tangannya pada Lintang sambil tersenyum ramah.

"Salam kenal mbak Lintang, saya Mayang asisten pak Doni." kata Mayang sambil membungkuk hormat. Lintang tersenyum dan membalas uluran tangan Mayang.

"Salam kenal juga mbak Mayang." kata Lintang tersenyum manis menatap wanita cantik yang pernah ia lihat saat melakukan panggilan waktu itu. Doni tersenyum dan membelai kepala Lintang sayang dan mengajaknya masuk ke ruangannya.

"Sudah, sekarang masuk yuk." kata Doni merangkul pinggang Lintang.

Sesampainya di ruangan Doni langsung menutup pintu ruangannya dan menekan tombol di remote control dan seketika dinding kaca transparan yang menjadi dekat ruangannya menjadi gelap.

Lintang menatap takjub pada ruangan Doni yang luas dan nyaman. Doni duduk di sofa dan membawa Lintang duduk di pangkuannya.

"Sekarang kau harus bertanggung jawab karena telah membangkitkan has-rat ku Lintang." kata Doni mengendusi leher Lintang.

"Aku, kenapa aku. Aku tidak melakukan apapun. Kamu nya aja yang maniak Don." jawab Lintang terkekeh. mendengar jawaban Lintang Doni merebahkan tubuh Lintang di sofa dan menguncinya, ia lalu menggelitik leher Lintang dengan lidahnya hingga membuat Lintang tertawa kegelian.

Suara tawa Lintang yang keras terdengar hingga ke luar ruangan. Beberapa karyawan yang berada diluar bisa mendengarkan suara tawa Lintang dan Doni.

Mayang tersenyum dan menggelengkan kepalanya karena merasa lucu. Baru kali ini Doni tertawa lepas, semenjak meninggalnya istrinya, sikap Doni berubah menjadi dingin dan kaku.

"Mbak Mayang, pak Doni sama pacar barunya ya tadi?" tanya seorang karyawan wanita. Mayang mengangguk dan tersenyum.

"Yaaaah, sold out lagi deeeh pak Doni. Nggak ada kesempatan lagi buat caper." jawab wanita itu dan langsung di soraki oleh yang lainnya.

"Sudah-sudah, kerja lagi." tegas Mayang.

Saat sedang mencumbui Lintang, tiba-tiba terdengar suara telpon di meja kerja Doni. Doni bangkit dari atas tubuh Lintang dan mengangkat telepon ruangannya. Lintang mengikuti Doni dan duduk bersimpuh di depan Doni, ia membuka ikat pinggang dan resleting celana Doni, ia mengeluarkan rudal milik Doni yang sudah mengeras.

Doni membelalak kan matanya melihat tindakan Lintang. Ia menutup ujung teleponnya. "Lintang, apa yang kamu lakukan."Ucap Doni dengan suara tertahan karena tangan Lintang mengurut rudalnya. Lintang tersenyum dan memasukkan rudal Doni kedalam mulutnya.

"Eemmhhh." desah Doni tertahan dan melanjutkan kembali obrolannya di telepon.

"Eehh, saya sedang sibuk sekali sekarang, nanti satu jam lagi saya telepon kembali ya." kata Doni sambil memijit pelipisnya karena pusing dengan tingkah Lintang.

"Aaaaah." Doni tidak bisa menahan desahannya karena Lintang sangat mahir memainkan miliknya. Ia lalu menutup teleponnya sepihak dan meremas kepala Lintang.

Ketika sedang menikmati pelayanan Lintang tiba-tiba pintunya di ketuk.

"Siapa?" kata Doni kesal.

"Saya pak." jawab seorang di luar pintu.

"Masuk!" titah Doni. Doni mendorong kursinya dan duduk lebih santai. Sementara Lintang masih berusaha memuaskan Doni.

"Saya mau minta tanda tangannya pak." kata pria yang baru masuk. Nafas Doni terdengar berat, ia menandatangani berkas yang di berikan dengan tersendat karena milik ya sepertinya akan keluar. Doni berusaha menahan desahannya dan terdiam beberapa detik.

lintang di bawah sana semakin semangat karena milik Doni akan keluar.

"Eshhhhhh." desah Doni pelan dan memejamkan matanya ketika miliknya menyembur di dalam mulut Lintang.

karyawan Doni yang berdiri di depannya merasa heran dengan tingkah Doni.

"Pak, anda tidak apa-apa." kata pria tersebut. Setelah selesai mengeluarkan semuanya Doni kembali membuka matanya dan menetralkan nafasnya. "No problem." sahut Doni lalu kembali menandatangani berkas yang diberikan. Doni sengaja menjatuhkan pulpen ke bawah dan menunduk untuk mengambilnya. Ia menatap Lintang dengan tatapan menggoda lalu mencium bibir Lintang yang masih ada cairan miliknya.

Doni menjilat bibirnya dan merasakan asin karena cairannya. Ia lalu memberikan tissue pada Lintang.

ketika itu karyawan Doni baru menyadari bahwa di bawah meja ada seseorang. Pria tersebut mengulum senyumnya dan mengambil kembali berkas yang telah di tanda tangani oleh Doni. "saya permisi dulu pak." kata pria itu membungkuk hormat.

"Hmm." jawab Doni singkat. Ia lalu mengangkat gagang telepon untuk menghubungi asistennya. "Jika ada yang mencari saya, katakan saya sedang tidak ingin di ganggu. Saya sibuk." kata Doni lalu langsung meletakkan kembali gagang teleponnya. Ia kemudian menekan tombol pada remote control untuk mengunci pintunya.

Doni membantu Lintang berdiri dan mendudukkan di pangkuannya.

"Kamu nakal sekali ternyata, kamu tau kan aku sedang menelepon dan barusan ada anak buahku datang." kata Doni dan berusaha melepaskan pakaian yang lintang pakai. Lintang tertawa sambil mengalungkan tangannya di leher Doni.

"Aku ingin pergi ke mall, tapi malah kamu menahanku, aku ingin sekali makan ramen." kata Lintang. "Baiklah, aku akan melepaskan mu setelah kamu memuaskanku disini." Doni lalu melesakkan rudalnya ke dalam milik Lintang.

Di kampung Sedap malam, saat ini hujan turun dengan deras. Tidak ada suara binatang malam satupun yang meramaikan malam.

Andre selesai melaksanakan sholat magrib di kamar Lintang langsung berzikir. Entah mengapa perasaannya pada Lintang semakin tak karuan, ada perasaan lain yang ia rasakan pada Lintang, ia terus membayangkan wajah ayu Lintang. Sementara di luar Surya dan Darmi sedang mengobrol di ruang tamu, mereka menunggu Andre keluar dari dalam kamar.

"Buk, pak, pagi tadi aku liat pak RT datang ke sini dan menyantelkan sesuatu di pintu belakang. Aku lupa mengatakannya pada bapak tadi sore." kata Andre ketika ia baru keluar kamar. Darmi yang menatap Andre menggunakan baju Koko dan sarung sangat tampan, ia tersenyum dan membayangkan jika Lintang menikah dengan Doni.

"Ooh, iya. tadi sore ketemu sama pak RT. Dia kasih oleh-oleh dari kakak ku yang baru pulang dari rumah besannya kemarin, kebetulan pak RT kemarin baru mengunjungi saudaranya di kampung sebelah dan ketemu sama kakakku." jawab Surya. Ia lalu mengambil plastik hitam yang sore tadi ia ambil di gantungan pintu. Ia melihat bawah isinya adalah aneka kue dan souvernir pernikahan.

"Loh, pak, kalo mbak yu pergi ke rumah besannya terus Lintang pergi kemana dong?"

tanya Darmi khawatir. Andre juga tersentak karena sebelum pergi Lintang datang kerumah nya bersama dengan seorang pria.

"Buk, Lintang sebelum pergi ke kampung sebelah sempat mampir ke rumah karena ingin berkenalan dengan istriku, dia datang kerumah bersama seorang pria menggunakan motor sport warna hijau." kata Andre.

"Sudah tenang aja, Lintang pergi sama Doni kan, Doni pasti menjaga Lintang. Kemarin sebelum pergi Doni mengatakan ada pekerjaan di kota yang harus segera di selesaikan. Kebetulan kemarin dia menjemput Lintang sepulang dari Singapura, ibu tenang saja. Besok kita coba ke bukit belakang kelurahan untuk menelpon Lintang." Kata Surya tenang, ia yakin jika Doni bisa menjaga putrinya.

"Bapak nggak takut sama Doni itu, dia kan orang baru pak." kata Andre.

Surya tersenyum menatap Andre. "Bapak kenal anak itu, dia anak baik dan nggak neko-neko, sholatnya rajin. ringan tangan, sebelumnya dia juga pernah menjaga Lintang saat kami pergi 3 hari ke kampung sebelah." kata Surya yakin. Andre hanya mengangguk dan tersenyum hambar. ada perasaan tidak rela ketika mendengar Lintang bersama dengan pria bernama Doni itu.

Ketika sedang makan malam, hujan sudah mulai reda, hanya rintik gerimis yang masih mengiringi. Mereka mendengar suara tangisan seorang wanita yang terdengar sangat pilu. Mereka bertiga saling tatap karena penasaran.

"Pak, demit mana yang nangis malem-malem." ujar Darmi ketakutan.

1
Hamliah Lia
mantap
Zara Rahmi
kok bisa, edannnn
Ajeng Sripungga
Luar biasa
Suci Fatana
apakah pak surya tdk curiga ya..
Ekayadi
ternyata oh ternyata umi fatiah adalah pemain juga udah pro malah
Ekayadi
apakah rumi juga salah satu dri anteknya...
Ekayadi
ternyata benar dugaan ku emang ustadz Danu ...d episode yg membahas org itu sudah mengambil rambut Surya, Doni dan Andre d situ lah hanya ad ustadz danu yg dekat dengan mereka..
arniya
luar biasa kak
arniya
sama Doni aj lintang
arniya
apa pak lurah ya??!
arniya
doni gentle dan tanggung jawab....
arniya
takut tapi penasaran
arniya
pak lurah yang pesugihan??!
Ekayadi
terkuak sudah
Ekayadi
hncur sudah perasaan orang tua mu lintang.. anak nya sibuk d gagahi sedangkan orang tuanya ketakutan
Ekayadi
bapaknya percaya bnget sama anak dan org baru itu... semoga doni gk akan mengecewakan lintang
Ekayadi
Buruk
Ekayadi
semoga aj endingnya andre dan lintang bersama
xylaa.
keren uy/Sweat/
Ekayadi
nah loh dondon ternyata ad udang di balik bakwan kannnn.... aduh lintang kelar dah lu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!