Terlena Oleh Zina

Beberapa hari kemudian, Mesya merasa bahwa perasaannya semakin rumit. Ia masih mencintai Alvian, namun kehadiran Kevin membuatnya merasa nyaman dan bahagia. Ia memutuskan untuk berbicara dengan Kevin tentang perasaannya yang semakin rumit.

"Kevin, aku merasa perlu berbicara denganmu tentang sesuatu yang penting." ekspresi Mesya sedikit gusar

Kevin tampak sedikit khawatir, namun ia tetap tenang.

"Tentu, Mesya. Apa yang ingin kamu bicarakan?" jawab Kevin

Mereka duduk di bangku taman kampus yang sepi, suasana menjadi lebih serius.

"Aku merasa perasaanku semakin rumit. Aku masih mencintai Alvian, tapi aku juga merasa sangat nyaman dan bahagia bersamamu." Mesya mengungkapkan kenyamanan nya dengan Kevin.

Kevin terdiam sejenak, mencoba mencerna kata-kata Mesya.

"Aku mengerti, Mesya. Aku juga merasakan hal yang sama. Aku menyukaimu lebih dari sekedar teman, tapi aku tahu kamu masih mencintai Alvian." Kevin merasakan hal yang sama.

"Aku tidak ingin membuatmu salah paham, Kevin. Kamu adalah teman yang sangat baik dan aku sangat menghargai itu. Aku hanya tidak ingin kita berdua merasa terluka." ucap Mesya

Kevin menarik napas panjang, lalu menjawab dengan suara yang lembut.

"Mesya, perasaan ini memang rumit. Tapi aku menghargai kejujuranmu. Aku akan tetap ada di sini sebagai temanmu, apapun yang terjadi." jawab Kevin

"Terima kasih, Kevin. Aku sangat menghargai dukunganmu. Aku juga tidak ingin kehilanganmu sebagai teman."

Mesya merasa lega setelah berbicara dengan Kevin. Ia tahu bahwa perasaannya masih campur aduk, namun ia merasa lebih baik setelah berbicara secara terbuka.

Hari-hari berlalu, dan hubungan Mesya dengan Kevin tetap kuat sebagai teman. Namun, perasaan Kevin terhadap Mesya semakin sulit untuk disembunyikan. Suatu hari, Mesya mendapat kabar mengejutkan dari Alvian.

"Mesya, aku punya kabar baik. Aku berhasil mendapatkan promosi di tempat magangku. Tapi itu berarti aku harus tinggal di sini lebih lama."

"Selamat, Alvian! Aku sangat bangga padamu. Tapi... itu berarti kita harus menjalani hubungan jarak jauh lebih lama lagi."

"Iya, Mesya. Aku tahu ini tidak mudah, tapi aku berharap kamu bisa mendukungku."

"Tentu saja, Alvian. Aku selalu mendukungmu. Aku hanya berharap kita bisa lebih sering berkomunikasi."

"Aku berjanji akan berusaha lebih keras untuk itu, Mesya. Aku sangat mencintaimu." ucap Alvian dengan sungguh sungguh.

Mesya merasa senang sekaligus sedih mendengar kabar dari Alvian. Ia senang Alvian berhasil mendapatkan promosi, namun ia juga khawatir tentang masa depan hubungan mereka. Ia memutuskan untuk berbicara dengan Kevin tentang perasaannya.

"Kevin, aku punya kabar dari Alvian. Dia mendapat promosi di tempat magangnya dan harus tinggal lebih lama di sana."

"Selamat untuk Alvian. Tapi aku bisa lihat kamu merasa khawatir."

"Iya, Kevin. Aku senang untuknya, tapi aku juga khawatir tentang masa depan hubungan kami." ucap Mesya sedih.

"Itu wajar, Mesya. Hubungan jarak jauh memang sulit. Tapi jika kalian saling mencintai, kalian pasti bisa melewatinya." kevib menenangkannya.

"Terima kasih, Kevin. Aku sangat menghargai dukunganmu."

Mesya merasa lebih tenang setelah berbicara dengan Kevin. Ia tahu bahwa Kevin selalu ada untuk mendukungnya, meskipun perasaannya terhadap Kevin semakin rumit.

Suatu hari, Kevin mengajak Mesya untuk pergi ke pantai untuk menghilangkan stres. Mereka berdua menikmati waktu bersama, berjalan di tepi pantai dan berbicara tentang banyak hal.

"Mesya, aku ingin kita selalu bisa seperti ini. Menikmati waktu bersama tanpa beban." ucap Kevin sambil memandangi wajah Mesya.

"Aku juga, Kevin. Aku sangat menghargai setiap momen bersamamu." jawab Mesya.

Mereka berdua duduk di pasir, menatap ombak yang bergulung-gulung di pantai.

"Mesya, aku ingin kamu tahu bahwa aku akan selalu ada untukmu, apapun yang terjadi."

"Terima kasih, Kevin. Aku sangat beruntung memiliki teman sepertimu."

Malam itu, saat mereka berdua pulang, Mesya merasa semakin dekat dengan Kevin. Ia merasa bahwa Kevin adalah sosok yang selalu bisa membuatnya merasa tenang dan bahagia.

Namun, di sisi lain, ia masih mencintai Alvian dan berharap hubungan mereka bisa bertahan. Mesya merasa terjebak di antara dua perasaan yang bertolak belakang.

Hari-hari berlalu, dan Mesya terus berusaha menjalani hubungannya dengan Alvian. Namun, kehadiran Kevin semakin membuatnya merasa bingung. Ia tahu bahwa ia harus mengambil keputusan yang sulit untuk masa depannya.

Mesya memutuskan untuk berbicara dengan Alvian tentang perasaannya.

"Alvian, aku perlu berbicara denganmu tentang sesuatu yang penting."

"Apa itu, Mesya? Ada apa?"

"Aku merasa semakin sulit menjalani hubungan jarak jauh ini. Aku merasa kesepian dan ragu tentang masa depan kita."

"Aku mengerti, Mesya. Aku juga merasakan hal yang sama. Tapi aku berharap kita bisa tetap bersama dan mengatasi semua ini."

"Aku juga berharap begitu, Alvian. Tapi aku merasa ada sesuatu yang harus kita bicarakan lebih lanjut."

"Apa itu, Mesya?" ucap Alvian penasaran.

"Aku merasa bahwa kehadiran Kevin membuat perasaanku semakin rumit. Aku tidak ingin menyakitimu, tapi aku harus jujur tentang perasaanku." Mesya menjelaskan perasanya.

"Aku mengerti, Mesya. Aku menghargai kejujuranmu. Aku tahu ini tidak mudah bagi kita berdua."

"Aku harap kita bisa menemukan jalan keluar yang terbaik untuk kita."

Mesya merasa lega setelah berbicara dengan Alvian. Ia tahu bahwa ini adalah langkah pertama untuk menemukan kejelasan dalam perasaannya.

Hari-hari berikutnya, Mesya terus berusaha menjalani hubungannya dengan Alvian, sementara Kevin tetap ada di sisinya sebagai teman yang selalu mendukung.

Meski perasaannya masih campur aduk, Mesya merasa bahwa kejujuran adalah langkah pertama untuk menemukan kebahagiaan yang sejati. Ia tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah, namun ia siap menghadapi segala tantangan demi masa depannya.