Seorang wanita masuk ke dalam novel yang ia sebut sampah, dirinya sangat tidak menyangka jika ia akan memerankan karakter utama yang sangat bodoh dan naif karena cinta.
oleh karena itu, dia bertekad untuk mengubah takdir dari tuan putri yang tubuhnya tengah ia tempati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
" Yang mulia, anda sedang apa?." Tanya Tara yang melihat majikan nya begitu repot sendirian.
" Oh, Tara. Kemari lah dan coba kau lihat, apakah ini bagus menurut mu." Ujar Lyra
Dan Tara pun mendekati Lyra untuk melihat apa yang tengah di kerjakan oleh Majikan nya.
" Wahhh, cantik sekali " ucap Tara dengan spontan ketika melihat apa yang tengah Lyra buat.
" Benarkah?."
" Iya yang mulia, tapi untuk apa anda membuat nya sebanyak itu?."
" Untuk ku jual."
" Apa?,apakah saya salah dengar."
" Tidak Tara, kau tidak salah dengar, aku membuat semua ini memang untuk ku jual."
" Baiklah, saya akan membantu anda untuk menjual semua itu yang mulia."
" Terimakasih karena kau sudah ingin membantu ku."
Lyra tengah menghias jepit rambut untuk sesuai dengan apa yang dia inginkan, karena bagi Lyra. Ia sangat tersiksa ketika rambut nya harus di tata sedemikian rupa oleh pelayan nya, belum lagi hiasan rambut yang menusuk-nusuk di kulit kepalanya. Membuat Lyra benar-benar merasa ingin botak saja.
Karena hal tersebut tidak mungkin untuk dilakukan,
jadi Lyra memutuskan untuk membuat sendiri hiasan rambut yang mudah digunakan, sehingga nanti Lyra juga bisa mengatur sendiri rambut nya.
" maukah kau mencobanya satu tara."
" Memangnya saya boleh mencobanya yang mulia?."
" Tentu saja, sisi biar ku pasangan kan untuk mu."
Lyra memakaikan jepit kupu-kupu kepada Tara, lalu . Lyra juga memberikan cermin kecil untuk Tara berkaca.
" Wahh, sangat indah sekali."
" Iya kan, dan lagi kamu jadi tambah cantik memakai ini Tara."
" Yang mulia, anda terlalu berlebihan memuji saya." Ujar Tara yang menjadi malu-malu.
" Pakailah itu, dan perlihatkan kepada dia. Pasti dia akan memuji mu cantik , seperti aku memuji mu barusan."
" Dia siapa yang mulia?."
" Kamu pikir aku tidak tau Tara, jika kamu sedang dekat dengan seorang kesatria." Ujar Lyra dengan mengeringkan salah satu matanya untuk menggoda Tara.
Tara yang tak menyangka jika ketahuan oleh majikan nya pun hanya bisa tertunduk dan tersenyum malu-malu membuat Lyra seketika tertawa melihat tingkah Tara yang benar-benar tengah jatuh cinta.
Setelah itu, Lyra dan Tara menyelesaikan beberapa hiasan lagi yang belum selesai.
" kalau yang ini, ikat rambut. Kamu ambil satu dan sisanya bagikan saja kepada pelayan yang lain." ucap Lyra.
" Terimakasih banyak yang mulia, mereka pasti suka dengan ini." ujar Tara.
" iya, tapi pakailah itu ketika kalian tidak sedang bekerja. Kalau tidak nanti bisa-bisa kepala pelayan mengomeli kalian semua."
" Huh, anda benar sekali yang mulia. Kepala pelayan begitu cerewet dengan urusan kerapihan dan standar pakaian pelayan."
" Meskipun demikian beliau pasti hanya ingin kalian disiplin dalam bekerja."
" Betul sih, namun. Tetap saja teman-teman pelayan yang lain malah mengatai beliau si tua pemarah."ujar Tara dengan menunjukan ekspresi wajah dari kepala pelayan ketika tengah marah-marah.
Lyra sontak tertawa , memang dapat di bayangkan olehnya bagaimana ketika kepala pelayan mengomeli bawahan nya.
Karena Lyra sendiri pernah melihat kejadian tersebut ketika sedang berjalan mengitari taman istana.
" Sudah-sudah kasian, nanti kepala pelayan merasakan jika kita tengah membicarakan nya."
" memangnya bisa seperti itu yang mulia?."
" Bisa Tara."
" bagaimana caranya, beliau kan tidak ada disini."
" Salah satu ciri ketika kita tengah di bicarakan oleh seseorang adalah, telinga kita berdengung, bersin dan terakhir merasa dingin tiba-tiba ."
" Ohh, jadi begitu ciri-ciri nya." Tara manggut-manggut dan malah meyakini jika hal tersebut memang benar adanya, sementara Lyra sendiri malah menahan senyuman nya ketika Tara dengan mudahnya percaya perkataan nya yang sebenarnya hanyalah ucapan belaka.