Hidup dalam takdir yang sulit membuat Meta menyimpan tiga rahasia besar terhadap dunia. Rasa sakit yang ia terima sejak lahir ke dunia membuatnya sekokoh baja. Perlakuan tidak adil dunia padanya, diterima Meta dengan sukarela. Kehilangan sosok yang ia harap mampu melindunginya, membuat hati Meta kian mati rasa.
Berbagai upaya telah Meta lakukan untuk bertahan. Dia menahan diri untuk tak lagi jatuh cinta. Ia juga menahan hatinya untuk tidak menjerit dan terbunuh sia-sia. Namun kehadiran Aksel merubah segalanya. Merubah pandangan Meta terhadap semesta dan seisinya.
Jika sudah dibuat terlena, apakah Meta bisa bertahan dalam dunianya, atau justru membiarkan Aksel masuk lebih jauh untuk membuatnya bernyawa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hytrrahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Tangguh yang Terpatahkan (b)
"Bangke! Mi gue kenapa ada cicaknya anjir? Atau sekarang mi spesial buatan mami topingnya pake cicak?!"
"Ngadi-ngadi lo pea!" hardik Kevin di ujung meja. "Pencemaran nama baik, bisa dituntut lo sama Mami!"
"Lah? Kenapa jadi gue, orang gue yang jadi korban. Ini buktinya ada cicak!"
Dalam keadaan yang masih histeris serta gejolak amarah sedang tinggi-tingginya, Zelo mendapat tepukan keras di bagian belakang kepalanya. Membuat sang empu meringis sambil menoleh ke belakang. Bertepatan dengan itu, umpatan keji ikut menusuk telinga Zelo hingga cowok itu terpaksa mingkem dan membuat teman-temannya yang lain tertawa terpingkal-pingkal.
Sosok yang berani memukul kepala Zelo barusan adalah sosok yang amat berpengaruh di Destroyer. Jabatannya sebagai ketua sekaligus salah satu pendiri geng terkenal ini membuat Dewa semakin ditakuti dan disegani oleh penduduk Gemilang. Bahkan para guru pun cukup khawatir jikalau terlibat urusan dengan raja kriminal di tempat mereka mengabdi.
Sebab Dewa adalah sosok yang tak terduga, dia akan mempertahankan apa yang menurutnya benar. Termasuklah saat ini, mati-matian mempertahankan geng yang sudah ia besarkan bersama penentangan pihak sekolah. Dan hebatnya, berhasil menyelamatkan sekolah itu dari ancaman siswa berengsek seperti Varon.
"Lo nggak liat sekarang jam berapa? Teriak sekali lagi gue bacok punya lo!"
Zelo mengangguk-angguk paham dengan maksud punya lo, kedua matanya hanya berani menatap ujung sepatu Dewa. Saat melihat jam di tangannya, Zelo mengembuskan napas berat. "Mohon ampun, Baginda Raja! Hamba hanya terkejut melihat sepasang cicak kembar sudah terkapar tidak berdaya di mangkuk mie milik Hamba. Sudilah kiranya Baginda Raja untuk mengantar orang yang melakukan ini ke gerbang neraka."
Pandu, Zaki, Xenrak dan Devon sudah tertawa ngakak melihat tingkah konyol Zelo menghadap Dewa. Persis seperti seorang budak pada zaman dahulu.
"Udah-udah, ini lo makan dulu, Zel, keburu dingin!" Nauval menyodorkan mangkuk mi yang membuat Zelo marah setengah mati.
"Becandaan lo semua nggak lucu! Karena yang lucu cuma gue!" Zelo membalas sambil berpose seperti member cherrybelle, anggota yang lain langsung membuang muka setelah memasang ekspresi jijik.
"Makin hari makin najis deketan sama lo, Zel," komentar Bens setelah melirik sebentar. Yang lain sontak tertawa semakin lebar. "Pantes cewek-cewek langsung mandi kembang habis lo gombalin!"
Zelo mengelus dengan mata terpejam. "Sabar, Zel, lo lagi ditransfer pahala sama cowok-cowok kampret di sini."
"Nggak usah temenan sama Zelo! Kismin akhlak!" timpal Xenrak tidak tahan ingin ikut andil merundung.
"Diem lo, Rak! Gue aduin sama Lalisa tau rasa lo!" balas Zelo tak takut lalu sedetik kemudian memasang senyum lebar. "Lo putus, gue pun senang."
Kevin bangkit begitu melihat ada kesempatan lagi. "Wah, nggak bisa dibiarin! Zelo nggak ada otak, Rak! Masa dia mau ngadu ke pacar lo? Ada hubungan apa juga, tuh?"
Zaki ngakak di tempat melihat semangat Kevin. "Bangsat! Niat banget lo bikin orang berantem," ujarnya pada Kevin.
"Besok gue tunggu lo di lapangan kosong kalau Lalisa ngajak putus!" Xenrak membuat Zelo membeku.
"Nggak jadi, Rak, becanda doang gue," kerlitnya sambil menyisir rambut ke belakang. Frustrasi sendiri menghadapi tingkah gila teman-temannya. "Gantiin mi gue woy! Siapa yang masukin cicak?!"
"Gue yang masukin! Kenapa? Nggak suka?" Tiba-tiba Lerry melirik ganas pada Zelo, cowok itu makin pucat.
Ketika Dewa melihat teman-temannya semakin keterlaluan, ia pun inisiatif untuk memesankan mi yang baru pada Mami. Kasian juga melihat Zelo dibodoh-bodohi begitu, tapi ia senang karena cowok itu tidak pernah mengambil hati ucapan dan tindakan tim inti.
"Nggak ada yang sayang sama gue. Devon, Pandu! Lo berdua nggak belain gue?"
"Mau banget lo dibelain?" tanya Pandu, Devon hanya tersenyum dan Zelo membalas dengan anggukan semangat. "Punya pacar makanya!"
Jleb! Sakit sekali bestie! Zelo segera mengambil jaketnya di punggung kursi, berniat merajuk jika saja Aksel tidak datang dengan wajah masam dan langsung melemparkan ponselnya ke atas meja. Semua orang yang melihat sinyal bahaya itu pun segera melenyapkan tawa, mengganti ekspresi mereka dengan mimik wajah yang penuh tanda tanya.
Setibanya di kursi, ketika semua orang berpikir cowok itu akan duduk tenang dan diam, Aksel justru memukul meja sekuat-kuatnya. Mengejutkan seluruh tim inti yang sedang mencoba menikmati pesanan mereka, Zaki bahkan sampai tersedak di tempatnya. Semua tatapan kini tertuju pada Aksel, tatapan tajam Dewa dan Bens menyiratkan kalau untuk kali ini, masalah yang Aksel hadapi bukanlah sepele.
"Kalau mau melampiaskan kemarahan lo, nggak di sini, Sel, tempatnya." Teguran Dewa membuat Aksel melirik, genangan air di matanya menandakan ia sangat terluka hingga matanya memerah.
Detik itu Bens pun tahu apa yang membuat Aksel seperti ini, ia pun menarik kursi dan duduk di depan cowok yang sekarang mengusap kedua matanya. Melihat Dewa masih berdiri, Bens pun mengode cowok itu agar segera ikut bergabung. Kemudian meminta tim inti yang lain untuk pulang, sebab ada masalah pribadi yang harus mereka selesaikan.
