NovelToon NovelToon
MR. TIAN AND THE CRAZY GIRL

MR. TIAN AND THE CRAZY GIRL

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ameliya

Greyna Joivandex, gadis berusia 18 tahun, dipaksa menikah dengan Sebastian Ferederick, direktur kaya berusia 28 tahun, oleh ibunya. Pernikahan yang terpaksa ini membawa Greyna ke dalam dunia yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Dengan kekayaan dan kekuasaan yang melimpah, Sebastian tampaknya memiliki segalanya, tetapi di balik penampilannya yang sempurna, terdapat rahasia dan konflik yang dapat menghancurkan pernikahan mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ameliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebastian

"Uhh gimana keadaan Grey?" Alka melamun menatap luar jendela, ia melihat rerumputan hijau yang luas.

Lisa menyenggol bahu Alka, "Ayo pulang, kelas sudah selesai, kamu ingin tinggal disini?" ucapnya merapikan semua bukunya.

"Ah, iya, aku lupa hari ini matkul kita hanya satu jam," Alka menggaruk kepalanya.

"Honey, are you okay?" Gio mengusap punggung tangan Alka tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan yang sedang menyetir.

Sementara itu, di alam bawah sadarnya, Grey sedang berada di suatu tempat yang indah, dipenuhi rerumputan dan pohon yang mengelilingi mereka. Ia berpelukan dengan ayahnya, Bara.

"Ayah Grey mau tinggal disini aja," rengek Grey memeluk ayahnya.

Bara tersenyum. "Kembalilah, sayang. Kamu sudah lama tinggal disini. Apakah kamu tidak merasa kasihan dengan bundamu?"

Grey menggeleng cepat. "Aku masih kangen sama ayah," ucapnya sambil mengenggam tangan Bara.

"Sampai kapan kamu mau disini?" tanya Bara dengan khawatir. Jika Grey berlama-lama di alam bawah sadar, bisa-bisa ia tidak bisa kembali ke alam nyata.

"Pulangnya kapan-kapan, Grey masih mau disini bersama ayah," ucap Grey kembali memeluk sang ayah.

Bara tersenyum. "Memang tidak didunia maupun alam bawah sadar, sifatmu masih sama keras kepalanya," kata Bara dengan senyum.

Grey mendengus. "Bunda dulu begitu juga kan?"

Bara tidak bisa mengelak hanya bisa menghela nafas. "Ya, kamu benar. Bunda dulu juga keras kepala seperti kamu."

................

"Liat-liat apa sih bang, itu pantai lo pantengin sampe kiamat juga bakalan tetap disana enggak kemana-mana," sahut Axel yang sedang merebahkan tubuhnya di sofa menatap Tian yang berdiri di depan jendela besar itu menatap pantai.

"Jenguk ege, mantan istri lo kecelakaan malah sibuk merenung disini," kata Axel dengan nada yang sedikit menyindir.

Tian rasanya ingin melempar sepatunya ke arah Axel agar ia diam dan membiarkannya menenangkan pikirannya. "Gue kasih saran nih sebagai adik lo yang baik dan paham soal percintaan, denger baik-baik. Pertama, datang ke sana, kasih bunga, bicara sama dia, terus lo minta maaf, terus abis itu minta balikan lagi. Gitu sih," kata Axel dengan nada yang santai.

Tian yang habis kesabaran melempar gelas yang ada di tangannya ke arah Axel, untungnya dengan cekatan pria itu menangkapnya sehingga tidak mengenai wajah tampannya.

"Wah, bang lo ngajak duel ayo, ke lapangan," ucap Axel dengan nada yang sedikit menantang.

Tian memandang Axel dengan nada yang sedikit kesal. "Pergi lo, ganggu aja."

Saat Axel hendak menutup pintu, ia menyempatkan diri untuk mengejek kakaknya. "Sipaling galauuuu," kata Axel dengan nada yang sedikit ejekan.

Tian memandang Axel dengan nada yang sedikit kesal, tapi ia tidak membalas ejekan adiknya. Ia kembali menghadap jendela, memandang pantai yang luas dan berpikir tentang apa yang telah terjadi.

"Malam, Mom," sapa Axel menghampiri mamanya yang sedang memasak.

"Kamu lihat kakakmu? Sejak siang dia hilang entah kemana," khawatir Zena.

"Tenang, Mom. Kak Tian sedang menenangkan pikiran, sejak siang dia berdiri didepan jendela liatin pantai, enggak tau sekarang mungkin lagi tidur," ucap Axel mengambil piring lalu memberikannya ke Zena.

"Kamu dari mana?" tanya Zena mengintrogasi Axel.

"Ohhh, dari club ketemu temen," jawab Axel dengan santai.

Zena mengeplak punggung Axel. "Kamu enggak main perempuan kan?"

Axel menggeleng. "Enggak, Mom. Aku janji."

"Kamu lihat siapa yang berdiri didepan kamu? Yes, Mama. Mama adalah perempuan, jadi kamu harus menghormati mereka, bukan pacar-pacaran apalagi sampai membuat anak orang hamil. Mama enggak segan-segan ngusir kamu dari rumah," kata Zena dengan nada yang tegas.

Axel mencoba untuk bercanda. "Iya-Iya, paling ciuman dikit."

Tapi kali ini Axel mendapat toyoran dari Zena sedikit keras sehingga ia meringis mengelus kepalanya. "Auuu, Mom! Keras banget!"

Zena memandang Axel dengan nada yang khawatir. "Mama hanya ingin kamu bahagia, Axel. Selain itu tidak ingin kamu membuat kesalahan yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Kamu harus berhati-hati dan menghormati orang lain, terutama wanita."

"Udah ceramahnya? Axel boleh makan kan?" Ucapnya sudah memegang sendok dan garpu bersiap memasukkan semua hidangan yang ada didepannya kedalam perutnya untuk dicerna.

Zena tersenyum dan menggelengkan kepala. "Makanlah, makan yang banyak biar kamu makin pinter," ucap Zena meletakkan segelas air disamping Axel.

Axel mengangguk dan mulai memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Ia merasa lapar dan lezatnya makanan yang disiapkan oleh Zena membuatnya tidak bisa menahan diri untuk tidak memakan semuanya.

Saat Axel sedang makan, Zena memandangnya dengan nada yang khawatir. Ia berharap bahwa Axel akan menjadi lebih dewasa dan bertanggung jawab, terutama dalam hal percintaan. Ia tidak ingin Axel membuat kesalahan yang sama seperti Tian, yang telah membuat Grey terluka.

"Mom, aku sudah selesai makan," ucap Axel, menaruh piring kotornya diwastafel.

"Tumben lo betah disini," ujar orang yang sedang duduk berhadapan dengan Tian sambil menghisap rokoknya.

"Ck, diem, disini damai," orang itu hanya diam menikmati rokoknya.

Terdengar langkah kaki berlarian ke arah kantor membuat keduanya menoleh ke arah pintu.

"BOS! GAWAT!" pria itu melempar puntung rokoknya ke arah anak buahnya.

"Kau tidak lihat ada Tuan Bas sedang duduk disini, mengapa berteriak?" desisnya.

"I-itu tahanan nomor 4 kabur," pria itu meludah ke lantai.

"Kalian ini bekerja untuk apa? KEJAR BODOH!" mereka semua tersentak lalu berlari pergi meninggalkan kantor.

"Dom, ayolah kamu.... bagaimana kamu bekerja!" Bentak Bas sambil menyiram pria itu dengan wine yang ia tuangkan tadi.

Pria itu menggelengkan kepala dan memandang Bas dengan nada yang sedikit memohon. "Ayolah, aku sudah bekerja dengan baik. Hanya saja mereka sulit dibaca, kamu tahu terakhir kali anak buahku ditusuk dengan sikat gigi yang sudah diubah. Kami bekerja, lagi pula aku sangat berterima kasih karena kamu mau memungut orang seperti kami."

Bas memandang pria itu dengan nada yang sedikit kesal. "kamu pikir aku memungut kamu karena aku ingin membantu? Aku memungut kamu karena aku membutuhkan orang-orang seperti kamu untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa aku lakukan sendiri."

Pria itu memandang Bas dengan nada yang sedikit takut. "Aku... aku mengerti, Tuan Bas. Aku akan melakukan yang terbaik untuk kamu."

Bas memandang pria itu dengan nada yang sedikit puas. "Baiklah, aku percaya kamu. Sekarang, pergi dan cari tahu apa yang terjadi dengan tahanan nomor 4. Aku ingin tahu siapa yang membantunya melarikan diri."

Sebastian menggaruk kepalanya, mengacak-acak rambutnya dengan frustasi. Ia adalah Bos Mafia yang bekerja untuk menangkap penjahat kelas kakap. Jujur saja, untuk membuat sebuah kelompok seperti Evil Dead butuh banyak pengorbanan baginya untuk menemukan orang yang patuh dan bisa dipercaya.

Sudah 7 tahun sejak Evil Dead dijalankan, mereka bekerja dengan kepolisian. Jika polisi sudah tidak dapat melacak pelaku atau terlalu sulit untuk menangkap pelaku, tugas itu akan diserahkan ke Bastian.

Bastian memandang ke bawah, memikirkan tentang semua pengorbanan yang telah ia buat untuk membangun Evil Dead. Ia telah kehilangan banyak orang yang ia percayai, dan telah melakukan banyak hal yang ia tidak ingin lakukan. Tapi ia tahu bahwa semua itu adalah harga yang harus ia bayar untuk mencapai tujuannya.

1
R.A9
semangat
R.A9
bagus
R.A9
Cakep,, lanjut thorrr
R.A9
update thorrrrrr
BULAN
Ceritanya seru, lanjuttt
Elle
Semangattttt
Elle
LANJUT
reffi
lanjut kak
reffi
Semangat
Bumi
Bagus kak
R.A
ceritanya bagus
Alexis
Lanjut
Alexis
SEMANGAT KAK
Cleo
Semangat nulisnya
Esma_04
ceritanya bagus kak.
semangat
QueenRaa🌺
Keren ceritanya kak✨️ Semangat up!!
Kalo berkenan boleh singgah ke "Pesan Masa Lalu" dan berikan ulasan di sana🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!