Li Mei, putri sah dari Jenderal Besar, dijebak oleh saudara tirinya dan selir ayahnya atas tuduhan pengkhianatan.
Di tengah hujan deras, di hadapan rakyat yang mencemoohnya, Li Mei berlutut di atas panggung eksekusi, menunggu algojo mengayunkan pedangnya. Keluarganya hanya menatap dingin ke arahnya.
Namun, saat bilah tajam hampir menyentuh lehernya, suara dingin dan mekanis tiba-tiba menggema di kepalanya:
[“Sistem Reinkarnasi Aktif. Apakah Anda ingin hidup kembali dan membalas dendam?”]
Ya!
Saat Li Mei membuka mata, dirinya terbangun di saat usianya masih 17 tahun. Di mana ia belum bertunangan dengan putra mahkota. Li Mei bersumpah untuk tidak mengejar cinta keluarga dan putra mahkota.
INGAT! KALAU TIDAK SUKA SILAHKAN SKIP! TIDAK PERLU MEMBERIKAN RATING BURUK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Elemen Cahaya
Li Mei berjalan kembali ke asramanya dengan langkah tenang. Kemenangan atas Huo Ning tadi masih menjadi perbincangan hangat di antara para murid. Beberapa masih sulit percaya bahwa gadis yang selama ini dianggap lemah ternyata memiliki kekuatan yang begitu mengerikan.
Saat ia sampai di depan asramanya, Xiao Lan sudah menunggu di pintu dengan wajah penuh kekhawatiran.
"Nona! Aku mendengar kau bertarung dengan Huo Ning! Apa kau baik-baik saja?" tanya Xiao Lan panik, matanya mengamati Li Mei dari atas hingga bawah, mencari luka atau cedera sekecil apa pun.
Li Mei tersenyum tipis. "Aku baik-baik saja."
Xiao Lan menghela napas lega, tetapi kemudian mengerutkan kening. "Tapi bagaimana bisa—"
Sebelum Xiao Lan bisa menyelesaikan kalimatnya, suara mekanis yang akrab tiba-tiba terdengar di kepala Li Mei.
[Misi selesai!]
[Hadiah diberikan: Elemen Cahaya telah diaktifkan!]
Mata Li Mei sedikit melebar.
Tiba-tiba, dia merasakan perubahan dalam tubuhnya. Energi hangat mengalir di nadinya, menyebar ke seluruh tubuh seperti aliran sungai yang lembut namun kuat. Di dalam pikirannya, dia bisa merasakan sesuatu yang baru—sebuah kekuatan yang berbeda dari elemen airnya.
Tangan Li Mei sedikit terangkat, dan seketika cahaya lembut muncul dari telapak tangannya. Cahaya itu tidak panas seperti api, melainkan terang dan menyelimuti ruangan dengan kehangatan yang menyenangkan.
Xiao Lan membelalakkan matanya. "Nona … Itu—"
Li Mei menatap cahaya di tangannya dengan penuh rasa ingin tahu.
"Elemen Cahaya .…" gumamnya pelan.
Elemen ini sangat langka. Tidak banyak orang yang memilikinya, dan mereka yang memilikinya biasanya adalah penyembuh hebat atau pejuang yang sangat kuat.
Li Mei mengepalkan tangannya, dan cahaya itu menghilang begitu saja.
Sistem sekali lagi berbicara.
[Misi berikutnya akan segera diberikan. Harap terus meningkatkan kekuatanmu, Li Mei.]
Senyuman tipis muncul di bibir Li Mei.
Jika di kehidupan sebelumnya ia adalah gadis yang lemah, kini segalanya telah berubah.
****
Keesokan harinya, seluruh akademi Tapak Langit diguncang oleh berita mengejutkan: Li Mei telah mengalahkan Huo Ning dalam duel!
Tidak hanya itu, Li Mei bahkan menunjukkan elemen air yang selama ini dianggap tidak dimilikinya.
Gosip itu menyebar dengan cepat, tidak hanya di dalam akademi tetapi juga sampai ke luar. Beberapa orang menolak mempercayainya, tetapi para murid yang menyaksikan duel dengan mata kepala sendiri menjadi bukti yang tak terbantahkan.
Di sudut-sudut akademi, para murid berbisik-bisik.
"Aku tidak percaya! Li Mei yang dulu bahkan tidak bisa menyalakan lilin dengan kekuatan spiritualnya, tapi sekarang dia bisa mengalahkan Huo Ning?"
"Dan bukan hanya mengalahkan, dia bahkan mengendalikan elemen air! Apakah dia selama ini menyembunyikan kekuatannya?"
"Bagaimana bisa seseorang yang tidak memiliki elemen tiba-tiba menjadi sehebat itu?"
Sementara itu, Li Mei berjalan menuju kelasnya, tidak menggubris suara-suara yang mengelilinginya. Wajahnya tetap tenang, matanya lurus ke depan tanpa sedikit pun menunjukkan emosi. Baginya, ini hanyalah langkah awal.
Setibanya di kelas, suasana terasa sedikit berbeda. Biasanya, ia akan segera menerima tatapan menghina dan cemoohan. Namun, kali ini para murid diam, hanya berbisik pelan di belakangnya.
Di bagian kelas tingkat atas7, Putra Mahkota Qian Feng, Li Yuan, dan Li Shimin sedang berbincang. Wajah mereka tampak sedikit tegang.
"Apakah kalian percaya jika Li Mei benar-benar mengalahkan Huo Ning?" tanya salah satu teman mereka, seorang pemuda bangsawan dengan seragam akademi yang rapi.
Putra Mahkota Qian Feng tidak segera menjawab. Matanya sedikit menyipit, seolah mencoba menganalisis situasi.
Li Yuan dan Li Shimin saling berpandangan, tetapi mereka tetap diam.
Mereka sendiri tidak tahu harus percaya atau tidak. Li Mei yang mereka kenal dulu adalah gadis yang selalu mengejar perhatian, tidak berbakat dalam seni bela diri, dan dianggap sebagai aib keluarga Jenderal Li.
Namun, fakta bahwa Huo Ning kalah adalah sesuatu yang tidak bisa mereka abaikan begitu saja.
****
Setelah pelajaran selesai, Li Mei keluar dari kelas dengan langkah santai. Namun, begitu sampai di lorong akademi yang sepi, langkahnya terhenti.
Di hadapannya, Huo Ning bersama empat temannya sudah menunggu.
Tatapan mereka penuh amarah dan penghinaan. Huo Ning, yang masih belum bisa menerima kekalahannya, melangkah maju dengan tangan terkepal.
"Kau pikir kemenangan kemarin membuatmu hebat, hah?" desisnya. "Jangan berpikir kau bisa berdiri di atasku, Li Mei! Aku akan memastikan kau tahu tempatmu!"
Para murid lain yang berada di sekitar segera menoleh, beberapa dari mereka berbisik, tertarik dengan apa yang akan terjadi.
Li Mei tetap tenang, matanya yang tajam menatap Huo Ning dengan dingin.
"Dan bagaimana caramu melakukannya?" tanyanya dengan nada datar, jelas tidak tertarik dengan drama yang dibuat Huo Ning.
Huo Ning menyeringai sinis. "Aku hanya akan mengingatkan semua orang bahwa kau tetaplah sampah akademi ini!"
Tanpa peringatan, dia dan teman-temannya menyerang.
Salah satu dari mereka berusaha meraih cadar Li Mei, mencoba mempermalukannya di depan umum.
Namun, sebelum tangannya bisa menyentuh kain itu. Tiba-tiba sebuah serangan muncul.
Bugh!
Sebuah pukulan telak menghantam perutnya. Murid itu langsung terlempar ke belakang, jatuh ke tanah sambil meringis kesakitan.
Huo Ning dan teman-temannya terkejut. Mereka tidak menyangka Li Mei akan menyerang lebih dulu.
"Apa kau baru saja menyentuhku?" tanya Li Mei dengan nada rendah, auranya tiba-tiba berubah menjadi lebih mengancam.
Mereka menggertakkan gigi. Salah satu murid mencoba menyerang dari samping.
Namun, dengan satu gerakan cepat, Li Mei menangkap lengannya dan membantingnya ke tanah.
Brak!
Arrgghh!
Jeritan kesakitan terdengar.
Li Mei mengayunkan kakinya, menendang salah satu murid lainnya ke belakang hingga terjungkal. Dalam hitungan detik, lima orang terkapar di tanah, mengerang kesakitan.
Suasana di sekitar mendadak sunyi.
Murid-murid lain yang melihat kejadian itu membelalakkan mata, tidak percaya dengan apa yang mereka saksikan.
Dari kejauhan, Li Zhu, yang baru saja tiba, berdiri dengan wajah penuh keterkejutan.
‘Bagaimana bisa .…’ pikirnya, matanya melebar melihat lima orang yang terkapar di tanah akibat serangan Li Mei.
Lagi-lagi kemampuan Li Mei membuat Li Zhu merasa syok. Dari semalam dia memikirkan hal itu semua, tapi dia hanya mendapatkan jalan buntu.
Huo Ning, yang juga jatuh terduduk, menatap Li Mei dengan ketakutan dan kemarahan bercampur aduk.
Li Mei menunduk sedikit, menatapnya dengan ekspresi dingin.
"Lain kali, pikirkan baik-baik sebelum mencari masalah denganku," katanya dengan suara rendah, penuh ancaman.
Setelah itu, tanpa sedikit pun melihat ke belakang, Li Mei berbalik dan berjalan pergi dengan tenang.
Namun, hari ini, seluruh akademi Tapak Langit tahu satu hal, Li Mei bukan lagi sampah seperti dulu.
jangan pernah ada penyesalan di kemudian harinya
menyesal pun sudah tak ada artinya lagi buat keluarga Li😤😤😤😤😤
demi hasutan dari seorang selir and anak tiri, dengan tega nya membuang anak kandung nya😤😤😤😤😤😤😤
and jangan sampai menjilat ludah sendiri
karena tu akan sangat memalukan🤣🤣🤣🤣🤣
bikin ketagihan baca
update nya juga ngga pelitt