Apa jadinya jika kita diberikan kesempatan mengulang waktu?
Seorang gadis dan pria muda terjebak dalam pernikahan yang memusingkan. Mereka bersepakat untuk melakukan Friend with Benefit. Tanpa memasukkan perasaan dalam hubungan mereka.
Pernikahan hanya akan dilaksanakan 1 Tahun setelah itu mereka akan bercerai, kemudian melanjutkan hubungan dengan kekasih mereka masing-masing. Namun baru beberapa bulan, mereka benar-benar tidak bisa merasa cocok.
Beberapa saat tepat sebelum memasukkan berkas perceraian mereka, sebuah kecelakaan mengubah segalanya. Mereka terlempar tepat 1,5 tahun sebelum mereka menikah.
Apakah mereka kembali ke kekasih mereka ataukah ingin melanjutkan pernikahan kacau mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sophie Nara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eva vs Bella
Hari menjelang sore, ketika Bryan masih mencumbu Bella di apartemen milik Bryan. Bella begitu manja dan menggairahkan.
"Mulai hari ini kamu harus menjadi milikku seutuhnya. Akan aku jerat sampai kau tidak bisa meninggalkan aku" ujar Bella dalam hatinya kemudian sedikit demi sedikit membuka pahanya.
Hari ini Bryan menemani Bella bershopping ria membeli banyak barang bermerek dan membayarinya. . Bella merasa itu adalah kompensasi mereka tidak jadi menikah. Dan sorenya Mereka sampai di apartemen Bryan dengan membawa banyak tas-tas barang belanjaan. Bella maunya ke apartemen Bryan yang dekat dengan pusat perbelanjaan.
"Ceklek.."
"Loh, siapa dia Bry kok punya kunci apartemenmu?"
Eva terheran-heran dengan tas-tas belanjaan yang terserak di lantai. Lebih heran lagi melihat seorang wanita dengan baju mini melebarkan kakinya hingga nampak tali-tali segitiga bermudanya di sofa milik suaminya.
"Oh dia istriku, Eva. Eva, kenalkan ini adalah Bella, kekasihku." Bryan gugup seperti maling ayam kepergok sama warga.
"A.. apa? Is.. istrimu? Jadi yang kau bilang tadi beneran? Kau serius?" Bella melongo. Mukanya merah padam. Siasatnya gagal dan sekarang dia dipermalukan seperti selingkuhan saja.
"Bukankah aku tadi sudah bilang, Sayang.. dan kau mau untuk menunggu kami bercerai.." Bryan berusaha memeluk Bella.
"Bisa ngga kalian bermesraan di luar saja. Di hotel murah atau gimana gitu, jangan di apartemen kita Bry? Kan ada hotel di dekat stasiun yang short time. Kalau ngga ada duit, nih ada recehan!" Eva langsung melempar dompet koinnya ke meja.
"Haish mulutnya pedes juga Kau tidak tau siapa aku?" Bella malu setengah mati. Dia membenahi pakaiannya dan meraih outer yang ada di dekatnya.
"Aku tidak mau tau! Kau bukan orang penting. Karena orang penting Ngga mungkin obral."
"Heh perempuan tidak tau diri, Bryan itu pacarku dan kau.... "
"Blaa blaa blaaa... banyak sekali iklan disini! Segera keluar dari sini atau aku fotoin. Aku sebar di medsos kalau kau adalah pelakor."
"Berani kau ya! Kau yang pelakor. Kau yang perebut milik orang! Sebelum Bryan dinikahkan paksa denganmu, Kami sudah berencana untuk menikah!"
"Daan itu tidak terjadi, kan? Kaa sii an.." ujar Eva.
Sebenarnya dia tidak peduli suaminya mau bermesraan dengan siapa. Namun dia inginnya setelah mereka bercerai. Sama seperti dia dan Rangga. Bahkan dia tidak mau bermesraan karena menurutnya dia adalah gadis yang sudah bersuami.
Lah ini?? Bryan dan Bella seperti zombie kelaparan.
"Ahaaa.. banyak bener benda bermerek yang dibelikan suamiku. Aku ambil yang ini, ini dan yang ini."
Eva dengan cepat mengambil barang-barang itu dan menyisakan 2 barang diskonan. Barang-barang itu langsung dimasukkan ke kamar samping dan dikunci.
"Kurang ajar!" Bella langsung mendekat dan menjambak rambut Eva tapi Eva langsung menghantam muka Bella. Bella terjungkal ke belakang dan ditangkap oleh Bryan.
"Aaaaahh Yang. Lihat yang dia lakukan padakuu.." Bella menangis. dan lebih nangis lagi Bryan tidak bisa berbuat apa-apa.
"Evaa! Kamu keterlaluan. Sekarang kau bisa angkat kaki dari apartemen ini! Aku sudah muak melihat tingkahmu yang bar-bar!"
"Ups bisa aku rekam ini. Tolong yang keras. Kualitas suara jelek bisa mempengaruhi soalnya." Eva mengeluarkan alat perekamnya.
Bryan dengan kaku membantu Bella berdiri. "Maafkan aku, Sayang.. Tapi memang kau yang harus pergi.. "
"Pergi sana. Hus hus.. Habis ini ruangan harus di pel. Jijik aku ada yang kurapan nemplok sana sini."
"Bryan! Kita Putus!! " Bella langsung mengambil 2 tas yang tersisa dan keluar dari apartemen itu.. Dia merasa dipermalukan dan tidak dibela sama sekali.
"Kamu keterlaluan."
"Hah? Lebih keterlaluan kamu! siapa suruh kamu tidak membayar bea cukai barang-barang untuk oleh-oleh Rangga?"
"Oh ini soal Rangga. Bilang saja sama dia suruh bayar. Aku sudah bayar setengahnya juga! Kamu mau-maunya menghidupi benalu seperti dia!"
"Kau itu yang benalu. Tolong hormati pernikahan kita. Jangan pernah membawa perempuan lain dan bermesraan dengannya jika masih menikah denganku. Jika kita sudah bercerai, aku tidak peduli lagi!"
