NovelToon NovelToon
Pura-Pura Di PHK

Pura-Pura Di PHK

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Selingkuh / Cerai / Penyesalan Suami
Popularitas:77k
Nilai: 5
Nama Author: DvaMlny

Terlahir dan tumbuh di pantai asuhan membuat Rani begitu mengharapkan kasih sayang yang tak pernah ia dapatkan dari siapapun.

Pertemuan dengan sosok laki-laki yang bernama Arka, membuat Rani merasakan dekapan hangat dari seseorang yang berjanji akan menjadikannya ratu di hidupnya.

Namum, seiring waktu berjalan sikap Arka dan keluarga membuat Rani seakan tertekan. Tapi pernah mereka mengerti apa keinginan Rani, yang mereka tahu hanya uang saja.

Akankah kehidupan rumah tangga Rani akan berjalan dengan lancar? Atau sebaliknya.

Jangan lupa ikuti keseruan novel ini dan support.

Terimakasih 💙

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DvaMlny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 7-Bayar Sendiri

Ku tatap jam yang tersemat di dinding kamar. Tepat pukul tujuh malam, tak kulihat Mas Arka tidur satu ranjang denganku setelah ku katakan di PHK.

Aku menghela nafas panjang, tiba-tiba dada ini terasa sesak. Bulir-bulir di kelopak mata akan tumpah, aku duduk di atas ranjang sambil menerawang jauh. Aku terisak mengingat kehidupan sedari kecil hingga sekarang tak pernah kebahagiaan menghampiriku. Adakalanya hati ini berkata mati namun logika tetap menyuruh untuk bertahan. Andai waktu bisa diputar, aku berharap agar tak dibuang oleh kedua orang tuaku tanpa alasan yang pasti.

Tak lama setelah itu suara ketukan pintu terdengar nyaring. Terdengar suara Ibu mertuaku bertanya tentang makanan yang kujanjikan tadi di balik pintu.

Aku jawab sepenuhnya saja, dan mengatakan masih di pesan.

***

Tepat pukul tujuh lewat empat puluh lima menit, terdengar suara ketukan pintu depan depan. Namun, sebelum melangkah ke arah depan dapat aku pastikan jika mertuaku melangkah ke arah kamarku. Aku sudah terkikik geli membayangkan ekspresi mereka apalagi ibu mertuaku.

Terdengar sahutan dari mertuaku yang setengah berlari.

“Iyaaa sebentar.”

***

Tok…

Tok…

Tok…

“Iyaaa sebentar,” teriakku dari dapur.

Aku bergegas setengah berlari ke arah depan tak sabar rasanya ingin menyantap masakan yang diberikan oleh menantu bodohku.

Mataku berbinar melihat nama restoran yang di pesan Rani. Aku tersenyum senang melihatnya.

“Permisi, pesanan atas nama Bu Sandrakan?” Tanya kurir.

Aku mengangguk tersenyum, duh enak banget hidupku tanpa memikirkan uang untuk beli ini dan itu.

Bersyukur banget selama ini Rani wanita bodoh yang mudah dimanfaatkan hingga membuat keluargaku menjadi sejahtera.

“Ini pesanannya Bu, semua total makanan yang Ibu pesan berjumlah lima ratus ribu.”

“Baik tunggu sebentar.”

Ku langkahkan kaki ke kamar Rani. Baru saja aku tersenyum bahagia eh sudah dibuat kesal oleh menantu bodohku. Bikin ribet aja, kenapa nggak bayar langsung.

“Ran … Rani. Mana uangnya, kok nggak langsung di bayar sih?” tanyaku dengan kesal di depan pintu kamarnya.

Dor…

Dor…

Dor…

Ku gedor pintu kamar Rani yang tak ada sahutan sama sekali. Duh kemana sih Rani? Kok nggak jawab-jawab sih. Mana lima ratus ribu lagi.

Perasaanku mulai gelisah, apalagi sang kurir terus saja bertanya tentang uang orderan yang sampai saat ini belum juga dibayarkan.

Ku panggil Rani setengah berteriak.“Rani, buka pintunya! Cepat mana uang pembayaran makan ini? Udah di tunggu loh.”

Lagi-lagi tak ada sahutan apapun dari Rani. Bahkan sekarang kurir makanan memanggil setengah berteriak.

Duh jadi malu kalau di dengar oleh tetangga.

“Bu, cepetan dong! Saya mau ngambil orderan lagi.”

“Sabar dong! Makanan cuman lima ratus ribu aja belagunya minta ampun,” balasku ketus.

“Kalau cuman lima ratus ribu nggak mungkin selama ini. Kalau nggak ada uang nggak usah beli! Katanya orang kaya kok nggak mampu,” sindir kurir.

Aku menatap tajam ke arah kurir tersebut secara tak langsung dia sudah merendahkan aku. Nggak bisa!

“Tunggu sebentar, kau kira aku miskin ha?!”

Ku hentakan kaki ke arah kamar mendengar penghinaan kurir miskin itu membuat darahku berdesir marah.

Memang menantu kurang ajar Rani. Awas saja akan aku balas perbuatan.

Ku ambil dompet berlogo guci dari dalam lemariku. Ku tatap lembar-lembar merah dengan sayang. Berat rasanya membayar makanan itu, tapi kalau tak di bayar mau tarok di mana mukaku.

Ku langkahkan kaki ke arah depan. Terlihat kurir menatap dengan malas. Namun, aku tak perduli. Ku serahkan uang kepadanya dengan perasaan teramat sedih. Bahkan sekarang aku hampir menangis.

“Gini dong, kan sama-sama enak nggak harus nunggu bermenit-menit lamanya.”

Setelah mengatakan itu kurir tersebut langsung meninggalkanku di depan pintu dengan perasaan amat kesal. Ku langkahkan kaki ke arah kamar Rani, memang wanita itu harus diberikan pelajaran. Sudah nganggur belagunya minta ampun.

Brak…

Ku tendang pintu Rani dengan perasaan kesal. Tak lama setelah itu Rani keluar dengan tatapan bingung. Tambah kesalahannya aku melihat tampang bodohnya!

“Ma, ada apa?”

Aku mendengus melihat wanita menjijikkan tanpa asal usul ini.“Kembalikan uang Mama. Kenapa pesan makanan tanpa di bayar, bikin repot aja.”

“Maaf Ma, Rani lupa tadi.”

Tuhkan nyebelin banget sih Rani, udah jelek asal usul pun tak tahu.

“Ya sudah, mana uangnya?” tanyaku tak sabar.

“Sebentar Ma, oh iya mana makanannya Ma?”

Kuangkat makanan yang masih ku tenteng ini ke arah Rani. Ia memegang pesanan, dan berlalu masuk ke dalam kamar. Terlihat ia membuka dompet dan memberikan ke arahku.

Mata ini berbinar-binar melihat uang merah yang tampak banyak tersebut. Terlihat Rani melangkah ke arahku. Tak ku hiraukan makanan yang di pesan Rani.

“Ini Ma uangnya. Udah Rani tambah lima ratus lagi. Jadi jumlahnya satu juta rupiah.”

Ku ambil uang tersebut dengan perasaan senang, ku endus baunya tampak berbeda tak seperti uang-uang yang selalu ku pegang.

Setelah diteliti lebih lanjut ternyata uang yang diberikan Rani, bukanlah uang asli melainkan mainan. Aku terduduk di lantai, menatap nanar uang yang berserakan di lantai.

Terlihat dari arah dapur Arka dan juga Dina mendekat ke arahku dengan tampang bingung.

“Ma, ada apa? Mana makanannya?”

“Wahhh, uang. Dina minta ya Ma,” sahut Dina sambil memunguti uang yang berceceran di lantai kamar.

“Tapi kok uangnya kayak gimana ya? Beda.”

Aku menghembuskan nafas yang terasa sesak. Tangan terkepal menatap pintu kamar yang telah tertutup rapat.

“Ma?”

“Berisik. Rani, dasar menantu kurang ajar! Wanita melarat, anak haram!” Teriakku seperti kesurupan.

Arka dan Dina menatap bingung, melihat Mamanya bertindak seperti ini.

“Ada apa sih Ma? Dari tadi teriak-teriak nggak jelas banget,” sewot Dina.

“Sih Rani, udah nipu Mama. Dia yang pesan makanan malahan Mama yang bayar. Terus kalian lihat uang yang di bawah itu uang yang Rani berikan untuk mengganti uang Mama. Tapi nyatanya uang itu, uang mainan,” sahutku menggebu-gebu.

Tangan ini terasa gatal ingin mencakar wanita di balik pintu ini. Pasti sekarang ia sedang tersenyum senang.

Wajah Arka tampak memerah menahan amarah. Tak ia sangka Rani akan bersikap seperti ini.

“Ran, Rani! Keluar kau dasar istri yang tak berguna. Berani-beraninya kau menipu Mamaku, dasar wanita kurang ajar! Wanita mandul,” geram Arka.

“Cepat buka atau kuceraikan kau Rani,” ucapku mengancam.

Tak lama setelah ku katakan kata cerai, pintu kamar terbuka menampilkan Rani yang memakan paha ayam yang tampak lezat.

“Cerai? Ya sudah, mari berpisah Mas! Kembalikan semua uangku dan minta kunci mobilku sekarang.”

Deg…!

Kami terdiam mendengar jawaban dari Rani. Ada perasaan takut yang menjalar di dada ini, tak bisa dibayangkan kalau sampai Arka dan Rani bercerai. Apalagi selama ini Rani yang telah mencukupi semua kebutuhan kami, bahkan ia juga tak pernah mengeluh sedikitpun jika harus lembur.

Rani terkekeh sinis menatap keluarga benalu yang terlihat shock di depannya. Mereka pikir ia akan menangis, meraung-raung agar tak berpisah. Tapi nyatanya ia siap bercerai tanpa perdebatan panjang.

“Berani, Mas?” tanyaku menantang.

1
Rehaan Aamir
Novel apa She Nhe AMBURADUUUUULLLL Amaaatt Jln Crt Nya🤔🤔🤔🤔
Rehaan Aamir
Pusiiiiiiinggg Bacanya....Sebenarnya Yg Monolog Itu Siapa She....Kadang Rani Kadang Mertuanya....
ArlettaByanca
Suka merasa aneh seolah paket lengkap aja laki2 ga kerja/ga jelas kerjanya berikut tukang selingkuh....
Lucy
penyesalan Arka hanya sebatas ujung kuku... kok gak kapok sih?
Alfin
Luar biasa
Anhy Salewa
jual saja ibu sandra d kandang buaya biar mampus nih tuir
Anhy Salewa
bu sandra sadar diri napa udh tuir
Anhy Salewa
hahhahhha
Anhy Salewa
bosan ceritax kpn kelar tdk ada kemajuan cuma muter"
Anhy Salewa
nyonya Arka kerre Mokondo mkn tuh siska bikin aebel aja
Anhy Salewa
hahhahha ambil tuh mokondo
Anhy Salewa
ceraikan saja Rani juga suka
Anhy Salewa
astaga itu parahx menikah sama penagngguran
Anhy Salewa
dsar bnalu
Lina mfkr
/Kiss/
V'marbe
seru😘
Ririn Santi
mana bisa orang macam arka sadar, otaknya udah geser permanen, Krn dr awal mmg dia gak paham tanggungjawab sbg suami, terlalu keenakan berapa di zona nyaman
Arieee
si arka 👎👎👎👎👎👎👎👎👎👎
Dian Soedarminto
yach...kirain crita ini sudah tamat
🫢
DvaMlny: Masih ada kelanjutannya ya Kak🤗
total 1 replies
Dian Soedarminto
plg yg datang pengacaranya
😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!