NovelToon NovelToon
Doktor Dika'S Wife Is Queen Mafia

Doktor Dika'S Wife Is Queen Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Roman-Angst Mafia
Popularitas:6.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: IAS

Silvya karena kematian saudara kembarnya memutuskan bergabung dalam organisasi mafia saat berumur 17 tahun. kemampuannya dalam ilmu beladiri menjadikannya Ratu Mafia yang disegani. Ia tidak segan-segan menghabisi musuhnya saat itu juga.
karena sebuah penghianat dalam organisasinya menyebabkan dia mengalami kecelakaan tragis yang hampir meregang nyawanya.
Dokter Dika, niatnya menolong malah harus menikahi orang yang ditolongnya karena digrebek warga.
Bagaimana Silvya membongkar penghianatan dalam Wild Eagle dan menemukan dalang dibalik kematian saudaranya?
Bagaimana pernikahan Dokter Dika dan Silvya akan berjalan dan bagaimana reaksi dokter yang terkenal dingin itu saat mengetahui wanita yang dinikahinya itu adalah Ratu Mafia yang disegani?

Ikuti kisahnya, bukan plagiat jika ada kesamaan nama tokoh itu bukan kesengajaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25. Senjata Makan Tuan

"Oke sebaiknya sekarang kita mulai kerja oke!!"

"Siap…"

Semua kembali di pos masing masing. Drake sibuk dengan monitor monitornya. Geoff sibuk dengan teleponnya dan Ian, ia hanya duduk di dan menelungkupkan kepalanya di meja.

" Ian… kau tidak kembali ke perusahaan."

" Bolehkah aku disini saja Q aku males banget balik ke perusahaan. Please…"

"No… kamu harus kembali. Jika tidak ada kamu siapa yang mau handle."

" Ya baiklah."

Ian pasrah, mau tidak mau dia harus kembali ke perusahaan. Tapi sebelum pergi Ian berkata sesuatu kepada Silvya.

" Q pulanglah barang sebentar. Kasihan daddy sama mommy."

Ian pun berlalu. Silvya sejenak memikirkan tentang perkataan Ian baru saja.

Mungkin aku memang harus pulang sebentar. Batin Silvya.

" Ge… Drake… aku pergi sebentar ya. Tolong lakukan seperti yang seharusnya."

"Oke Q berhati hatilah." Jawab Geoff dan Drake mengacungkan jempolnya.

Silvya keluar dari markas barunya itu. Mengambil mobil miliknya yang sudah terparkir di sana lalu menuju kediaman kedua orangtuanya. 

Ok…. It's time to go home!!

Silvya berseru, lalu menyalakan mobilnya dan brummmm….. Mobil melaju di jalanan membaur dengan kendaraan lainnya.

🍀🍀🍀

Selesai melaksanakan  operasi pagi ini, Dika kembali ke ruangannya. Ia merebahkan sejenak tubuhnya di sebuah tempat tidur kecil di sana yang biasa digunakan untuk beristirahat. Dika memejamkan matanya dengan lengan untuk menutupinya dari cahaya. 

Bukannya tertidur melainkan bayangan kemesraan dirinya dan Silvya dini hari tadi malahan yang menari nari di pelupuk matanya.

Dika kembali teringat ciuman mereka yang sama sama masih kaku namun mereka berdua begitu menikmatinya. Bahkan Dika juga mengingat betapa lembut dan kenyal  kulit tubuh Silvya saat dia merabanya dan mendaratkan bibirnya di sana.

"Astagfirullaah…. "

Dika segera bangkit dari posisi berbaringnya menjadi duduk dengan tegap. Ia merasa ada yang sudah bangun dari bagian tubuhnya.

" Ya Allaah… ini nggak bisa dibiarkan. Kenapa dengan mengingat kejadian tadi membuatku jadi begini."

Dika mengambil nafasnya dalam dalam dan membuang nya perlahan. Ia melakukan gerakan olahraga dari lari lari kecil, skot jump, push up, sit up, dan lain sebagainya untuk kembali menetralkan yang sudah  tidak terkondisikan.

Hosh...hosh...hosh….

"Alhamdulillah, sepertinya aku sudah tidak bisa menunggu akhir bulan. Aku harus menghubungi istriku itu. Bisa hilang kewarasanku bila ini berlanjut."

Dika lalu mengambil ponselnya dan menghubungi Silvya. Ia berencana akan menemui kedua orang tua Silvya hari ini.

" Hallo Vya, Assalamualaikum."

" Waalaikumsalam mas. Ada apa?"

" Kamu lagi apa dimana?"

" Aku lagi di mobil mas, nyetir nih."

"Apa… menepi cepat."

" Eh…. Tapi."

" Udah cepet. "

Mau tidak mau Silvya pun menepi. Entah kenapa dia begitu patuh.

" Ini sudah mas, ada apa?"

" Kamu bisa ke tempat kerjaku sekarang?"

" Maksud mas ke RS Mitra Harapan? Mas yakin memintaku ke sana dengan tampilan cupu begini?"

" Ya… nggak masalah kamu mau berpenampilan seperti apa. Kamu istriku tidak akan ku biarkan mereka menghinamu."

" Buka begitu. Yang ku khawatirkan bukan diriku tapi malah dirimu."

" Haish… tidak usah mikir aneh aneh. Cepat kesini aku tunggu. Assalamualaikum."

" Iya iya mas...waalaikumsalam."

Silvya membuang nafasnya kasar. Dia herna terhadap dirinya sendiri yang tidak bisa menolak setiap permintaan dan perintah Dika si dokter kulkas itu.

Silvya pun kembali berdandan menjadi gadis cupu kembali.

"Huh…. Untung aku menyimpan semua perlengkapan di mobil…. Oke.. Perfect."

Silvya sekilas melihat kaca spion mobilnya memastikan dandanan terlihat sempurna.

Kali ini Silvya tidak memakai rambut palsunya, tapi ia menata rambutnya dengan mengepangnya. Lalu memakai kacamata dan membuat tahi lalat  di sudut kanan bibirnya. Silvya menyempurnakan penampilannya dengan rok rempel panjang sebetis berwarna biru dan kemeja flanel berwarna senada sungguh terlihat kontras dengan kulitnya yang putih.

Silvya mengenakan flat shoes agar tampilan cupunya lebih terlihat natural. Ia pun langsung menekan pedal gas menuju rumah sakit tempat Dika bekerja.

Ckiit… 

20 menit berlalu akhirnya Silvya sampai di depan gedung rumah sakit dan memarkirkan mobilnya. Ia keluar dari dalam mobil dan mengambil tas tangannya lalu berjalan menuju ke dalam rumah sakit.

" Halo… mas aku sudah sampai di lobby nih."

"Halo.. Tunggu aku jemput kamu."

"Oke."

Silvya kembali menaruh ponselnya. Ia melihat sekeliling rumah sakit. Di sana tampak wajah Dika terpampang di banner dengan tulisan dr. Radika Tara Dwilaga dan ditambah sebuah slogan Sehat Anda Merupakan Kebahagiaan Kami. Rupanya Dika merupakan salah maskot Rumah Sakit ini.

"Haish… ternyata dokter kulkas itu benar benar terkenal."

"Siapa dokter kulkas…"

"Eh mas… "

Silvya sangat terkejut melihat Dika yang sudah berada di belakangnya.

"Apakah aku terlihat tampan di situ, sehingga kau menatapnya terus menerus."

" Astaga mas… kau sangat narsis."

Dika terkekeh pelan. Lalu menggandeng tangan Silvya berjalan menuju ke ruangannya. 

Banyak pasang mata yang menyaksikan interaksi keduanya. Mereka tampak mulai berbisik bisik.

" Mas… lepas. Kita dilihatin."

"Biarkan saja. Aku tidak peduli. Aku menggandeng istriku sendiri apa salahnya."

Bukannya melepaskan tangannya, Dika malah merangkul pinggang Silvya. Sontak Silvya membelalakkan matanya. Ia sungguh tidak percaya Dika berbuat seperti itu di tempat kerjanya.

Sampai di ruangan, Silvya mendorong Dika perlahan agar sedikit berjarak.

" Mas… kau membuatku dimusuhi banyak orang."

" Why… siapa yang berani?"

" Oh ayolah mas. Kamu tidak melihat tatapan orang orang tadi. Terlebih para perawat dan dokter perempuan. Mereka seakan akan menusukku dan menguliti ku  dengan tatapan mereka."

"Jangan dihiraukan. Tidak usah peduli dengan apa yang mereka katakan ok."

" Terserah kau lah mas… oh iya untuk apa memintaku datang ke sini."

"Aku ingin bertemu kedua orang tuamu sekarang."

"Apa…!!! Kenapa… kan janjinya sampai akhir bulan."

"Ehmmm… itu.. Aku ingin segera mengenal mereka ya… Seperti itu."

Dika jelas berbohong, mungkin benar itu merupakan alasan lain darinya ingin cepat cepat ketemu kedua orang tua Silvya. Namun alasan pertamanya ia ingin segera meresmikan pernikahannya, ia sungguh tidak mau terjebak oleh hasratnya lagi.

"Tapi mas…"

"Tidak ada tapi. Tunggu di sini aku bersiap sekarang."

Tanpa rasa malu Dika membuka baju operasinya untuk berganti dengan baju biasa.

"Aaakh….. Mas, apa kau tidak malu buka baju di depanku?"

Silvya berteriak melihat tubuh bagian atas Dika yang tidak mengenakan apapun. Seringai usil Dika muncul. Bukannya segera berganti pakaian, Dika malah mendekat ke sofa tempat dimana Silvya duduk.

Detak jantung Silvya semakin cepat. Meskipun ia menutup matanya dengan kedua telapak tangan ia masih bisa mengetahui Dika mendekat ke arahnya.

Heh… dia mau apa mendekatiku dengan penampilan seperti itu, teriak Silvya dalam hati.

"Kenapa menutup matamu, aoa kau tidak mau melihat tubuhku hmm…"

"Mas jangan bercanda, ini di rumah sakit."

"Ohhh aky tidka bisa melakukan apa apa karena ini di rumah sakit, jadi kalau di rumah kita aku boleh begini."

Astaga, kenapa dokter kulkas ini berubah jadi dokter mesum. Sepertinya aku sudah salah bicara, batin Silvya lagi.

Dika terus mengikis jarak dengan Silvya hingga tubuh Silvya bersandar di sofa. Dika yang tadinya ingin mengerjai Silvya akhirnya bak senjata makan tuan, ia tidak tahan juga melihat bibir mungil istrinya itu. Dika langsung meraup dan melum*tnya dengan lembut.

Silvya pun terlena dan akhirnya membalas ciuman Dika meski masih sangat kaku. Keduanya sama sama hanya mengikuti naluri.

Setelah beberapa saat Dika melepas pagutannya dan mengusap sudut bibir Silvya dengan ibu jarinya. Ia mencium kening Silvya singkat.

"Karena inilah aku ingin segera bertemu kedua orang tuamu. Jika aku berada didekatmu aku tidak bisa mengontrol diriku sendiri."

Silvya mengangguk paham. Akhirnya ia setuju membawa Dika untuk bertemu mom dan daddy nya.

TBC

1
Kamsia
y rodrigez dan psti mau di celakai dua" secara udh dari dulu dendam nya
R
Luar biasa
Doike Sia
Lumayan
Doike Sia
Biasa
Nurlaelawati
Luar biasa
Ari Ani
keren Thor ceritanya👍👍👍
Ari Ani
🤣🤣🤣
Sumar Sutinah
Luar biasa
Kios Flio
mantappppp....
Neng Diah
bagus banget alurnya
Neng Diah
suka banget sama karyanya kak, masyaallah tabarakallah seru kalii lah pokoknya
Ilham Tanjung
Kecewa
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
DIKA DWILAGA .SILVIAYA LAGFORD.DIKA ANAK ARYO DAN SEKAR
Dahniar
Luar biasa
Diah Susanti
sepupu aq umur awal 20an.dan keponakan pertamanya lebih tua sekitar 12 tahunan, bahkan mereka kembar👭. ini nyata/Grin//Grin//Grin/
Diah Susanti
membatin dengan 4 bahasa yaitu Indonesia, Sunda, Jawa, Inggris
Diah Susanti
kota j. jakarta, jogja, jepara, jember apalagi ya🤔🤔🤔
Ariel albaihaqi
pernah baca yg kayak gini
teo pa ya
Yunice Janis
Luar biasa
Nelson Peter
bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!