NovelToon NovelToon
Wanita Pelangkah

Wanita Pelangkah

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Murid Genius / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Kuswara

Apa yang akan terjadi pada Jamilah setelah tiga kali dilangkahi oleh ketiga adiknya?.

Apa Jamilah akan memiliki jodohnya sendiri setelah kata orang kalau dilangkahi akan susah untuk menikah atau mendapatkan jodoh?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuswara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 Wanita Pelangkah

Alexander sudah berteriak sekuat tenaga berharap ada orang yang tahu kalau dirinya masih berada di dalam toilet. Tapi sayang tidak ada yang mendengar teriakannya.

Didalam kelas, Tari yang pertama kali menyadari jika Alexander belum juga kembali dari toilet. Sebab hari ini, Alexander duduk bersamanya lagi di bangku paling depan.

Tari segera keluar mencari Jamilah yang sedang berada di ruang guru untuk mengambil buku paket.

"Ibu guru..." Panggil Tari dengan nafas yang memburu.

"Ada apa Tari?, kenapa berlari?." Tanya Jamilah dengan buku paket ditangannya

"Itu Ibu...itu..." Ucap Tari belum mampu menyampaikan kalimatnya dengan baik.

Jamilah menuang air minum miliknya kedalam gelas, lalu memberikannya pada Tari.

"Duduk dulu Tari, baru minum!."

Tari langsung meneguk habis minum yang diberikan oleh Jamilah. "Terima kasih ibu guru."

"Sekarang katakan pada ibu, apa yang ingin kamu sampaikan?." Tanya Jamilah setelah meletakkan kembali gelas pada tempatnya.

"Alexander belum masuk kelas lagi. Tadi kan izinnya ke toilet sama ibu guru." Ucap Tari memberitahu Jamilah.

"Ayo kita lihat dulu ke dalam kelas. Siapa tahu sekarang Alexander sudah kembali ke kelas?." Jamilah dan Tari segera bergegas ke kelas setelah menutup pintu ruang guru.

Sampai di dalam kelas, ternyata Alexander belum ada.

"Kamu disini saja, biar ibu cek sendiri ke toilet." Jamilah meminta Tari untuk duduk di kursinya.

Jamilah kembali keluar, berjalan cepat menuju toilet. Jamilah perhitungkan sudah sepuluh menit dirinya berada diruang guru, berarti ada kemungkinan Alexander sudah lima belas menit berada di toilet. Tapi apa yang terjadi?.

"Tolong..." Alexander menggedor pintu toilet dengan kencang, hingga Jamilah yang baru sampai di sana pun bisa mendengar dengan jelas.

"Alexander!." Panggil Jamilah mencari toilet mana yang digunakan Alexander.

"Ibu guru Jamilah, aku disini!." Alexander kembali menggedor pintu dengan memanggil Jamilah.

Jamilah berhenti tepat di depan pintu toilet yang bertuliskan toilet rusak, dengan gagang pintu diikat kencang pada tiang yang berada tidak jauh dari sana.

"Alexander!." Kembali Jamilah memanggil muridnya itu guna memastikan lagi keberadaan Alexander.

"Iya ibu guru Jamilah, aku disini!." Jawab Alexander.

Jamilah langsung bergerak untuk membuka ikatan tali yang sangat kencang itu, tapi ternyata sangat sudah.

Jamilah segera mencari bantuan setelah meminta Alexander untuk tenang dan menunggunya.

Tidak lama kemudian, sudah terdengar kembali suara Jamilah dan Pak Ridwan yang berada diluar toilet.

"Ini siapa lagi yang nakal begini?." Omel Pak Ridwan sambil membuka ikatan tali sampai benar-benar bisa membuka pintunya.

Jamilah mundur. dengan pikiran yang sejak tadi bertanya-tanya, pasti ada seseorang yang sudah dengan sengaja mengurung Alexander di dalam toilet. Tapi siapa yang sudah melakukannya?, anak-anak kelas berapa?."

"Ayo Alexander, cepat keluar!." Ucap Pak Ridwan sambil merapikan tali yang cukup panjang.

"Terima kasih Pak penjaga." Balas Alexander lalu ia menghampiri Jamilah yang berada tidak jauh dari sana.

"Ibu guru Jamilah, terima kasih." Alexander begitu lega bisa keluar dari toilet yang sangat bau dan banyak kumannya itu. Sampai ia kepikiran untuk meminta Daddy Emir untuk membuatkan toilet yang lebih layak untuk sekolahnya yang sekarang.

Jamilah mengajak Alexander untuk keruangan guru usai mengucapkan terima kasih pada Pak Ridwan.

"Duduklah!.".Jamilah menyerahkan botol minum miliknya yang tinggal setengah.

Alexander menatap intens Jamilah, yang sepertinya akan langsung menanyai dirinya menyangkut kejadian beberapa menit lalu.

.

.

.

Daddy Emir sudah bersiap untuk menjemput Alexander. Tapi sebelum itu Pak Utomo mengajaknya sedikit berbincang.

"Kau temui guru Alexander yang bernama Jamilah. Kau cari tahu tentang Alexander melalui guru itu. Sedikit banyak gurunya itu berpengaruh baik pada putra mu." Setelah mengatakan hal itu, Pak Utomo kembali masuk kedalam kamarnya.

"Apa bagusnya dengan guru itu?." Gerutu Daddy Emir kesal, seolah kalah saing dengan orang lain dibandingkan dirinya yang jelas-jelas merupakan ayah kandungnya Alexander.

"Lebih hebat juga aku!. Sekalinya aku berada disini Alexander kembali dekat dengan ku. Dimana-mana anak kecil itu lebih membutuhkan dan mendengarkan orang tuanya dari pada orang lain, sekalipun itu gurunya sendiri." Lanjut Daddy masih menggerutu dengan mobil yang perlahan meninggalkan rumah.

.

.

.

Sampai di depan gerbang sekolah, sudah terlihat siswa-siswi keluar dan mulai meninggalkan sekolah. Tidak ingin menjadi pusat perhatian dengan mengendarai mobil, Daddy Emir lebih baik menunggu di dalam saja sambil mengecek beberapa pekerjaan yang sudah dikirimkan oleh sekretarisnya.

Sementara itu, Jamilah dan Alexander belum bisa menemukan orang yang sudah mengurung Alexander di dalam toilet. Sebab di dalam toilet pun Alexander tidak bertemu dengan siapa pun. Hanya dirinya saja yang berada di toilet pada waktu itu.

"Besok kita lanjutkan lagi, siapa tahu ada hal yang mencurigakan tapi tidak kita sadari?." Jamilah menghampiri motornya yang terparkir.

"Aku sudah berterima kasih juga pada Tari." Ucap Alexander memegang helm Jamilah.

"Iya, sebab Tari orang pertama yang tahu kalau kamu masih di toilet." Balas Jamilah mengambil helm dan menggantungnya di bagian depan.

Alexander pamit dengan menyalami tangan Jamilah dan mengucapkan salam. Alexander tidak tahu kalau Daddy sudah menunggunya di luar gerbang. Hingga Alexander hendak berjalan kearah pos penjagaan untuk menunggu di sana, tapi sudah terhadang dengan kedatangan Hesti.

"Hesti!." Jamilah menghampiri Hesti yang berjalan kearahnya dengan sedikit tertatih-tatih seperti sedang menahan sakit.

"Jamilah, tolong menikahlah dengan suami ku!. Hanya kamu yang Romli ingin kan untuk menjaga anak-anak kami dan menjadi istrinya...dan terlebih Romli sangat mencintaimu. Aku meminta mu untuk suami ku!." Ucap Hesti sebelum tidak sadarkan diri.

"Tolong...tolong..." Suara teriakan minta tolong Jamilah membuat semua guru berdatangan.

"Ada apa ibu guru Jamilah?." Tanya Ibu Wiwin

"Iya ada apa ibu guru Jamilah?." Ibu Zahra menimpali.

"Hesti pingsan!." Jamilah bersyukur wanita itu masih hidup saat ia mengecek denyut nadinya pada pergelangan tangannya.

Ibu Zahra mengeluarkan minyak kayu putih dan menempelkannya pada hidung Hesti untuk beberapa saat namun Hesti tidak kunjung sadar. Bahkan Ibu Wiwin sudah mengoleskannya pada bagian tubuh Hesti.

"Pak kepala sekolah tidak bawa mobil ya hari ini?." Wiwin menoleh pada segerombolan bapak-bapak yang tidak bisa membantu banyak, karena mereka risih kalau wanita yang harus ditolongnya. Jadi mereka menyerahkan semuanya pada ibu-ibu supaya lebih leluasa untuk melakukan pertolongan.

"Tidak ibu Wiwin." Jawab Pak Ginanjar dari posisi semula.

Alexander mendengar suara pintu mobil yang ditutup dengan cukup kencang, oh senangnya Alexander mendapati Daddy Emir menjadi pahlawan untuk dirinya dan Ibu guru Jamilah yang sedang butuh pertolongan.

"Daddy, cepat tolong ibu guru Jamilah, bawa wanita yang pingsan ini pulang ke rumahnya." Ucap Alexander saat melihat Daddy Emir baru keluar dari mobil.

Daddy Emir bergerak cepat setelah mendapatkan perintah sang putra untuk membantu ibu gurunya.

Ketiga wanita kuat itu berhasil membawa masuk Hesti untuk duduk di mobil mewah milik Daddy Emir.

"Kami yang akan mengurus motor mu." Ucap Ibu Zahra sebelum menutup pintu dan mengucapkan terima kasih pada Daddy Emir.

"Ibu guru Jamilah tahu dimana rumah wanita yang pingsan ini?." Tanya Alexander dari kursi depan, menoleh kebelakang melihat dengan bibir yang tidak berhenti komat-kamit.

"Iya Alexander." Jamilah mengangguk. Ia menjadi penunjuk arah untuk Alexander dan Daddy Emir.

Daddy Emir sesekali mencuri pandang pada Jamilah melalui kaca spion tengah. Jamilah begitu fokus pada Hesti, sampai tidak sadar jika ada pria tampan yang sedang memperhatikannya.

Hening untuk beberapa saat, Alexander tidak ingin mengganggu Jamilah yang diyakininya sedang melantunkan doa untuk kesembuhan wanita yang ada disampingnya.

"Yang depan ya Alexander rumahnya!." Tunjuk Jamilah pada satu-satunya rumah yang ada di depan mereka.

Jamilah dan Alexander turun terlebih dahulu, mendatangi rumah Hesti.

"Assalamualikum..." Ucap Jamilah, kebetulan pintu rumah Romli terbuka lebar.

"Jamilah kamu datang kesini?. Kamu udah ketemu dengan Hesti?, Itu merupakan keinginan Hesti yang terakhir Jamilah. Tolong kamu kabulkan!. Dan aku juga sangat membutuhkan mu, aku sangat mencintai mu" Bukannya menjawab salam, Romli malah mengoceh seperti orang kesurupan. Bicara panjang lebar, kaya rel kerepa api. Sampai suara deheham dari Daddy Emir mengalihakan pandangan mereka. Berbarengan dengan Ibunya Romli yang baru keluar dari rumah.

"Nak Jamilah..." Ucapan Ibunya Romli mengantung diudara kala melihat sosok pria tampan mendekat dan berdiri disamping Jamilah.

"Ibu, Hesti pingsan. Sekarang Hesti ada di mobil Pak Emir, jadi saya minta tolong, Hesti nya untuk segera dibawa kedalam rumah." Ucap Jamilah menghindar dari jarak yang cukup dekat dengan Daddy Emir, dengan berjalan membuka pintu mobil.

"Romli, segera angkat istri mu dan bawa ke kamar!. Biar Ibu yang telepon Dokter." Ibunya Romli menarik Romli untuk segera mengeluarkan Hesti dari dalam mobil mewah tersebut, yang dipikir Ibunya Romli jika pria kaya itu calonnya Jamilah.

"Ah menyusahkan saja!." Romli ngedumel ketus.

.

.

.

Meninggalkan drama Romli dan Ibunya. Kini mobil Daddy Emir sedang melaju menuju rumah Jamilah. Dimana, sekarang Alexander lah yang menjadi penunjuk arah untuk sang Daddy dengan begitu semangatnya.

"Sudah berapa kali kau melewati jalan ini?." Daddy Emir melihat Jamilah dari kaca spion lagi. Wanita yang dipandanginya malah asyik dengan ponselnya. Dimana Jamilah sedang berbalas pesan dengan Ibu Wiwin Ibu Zahra.

"Dua kali Dad, tiga kali sama sekarang." Jawab Alexander senang.

Setelah beberapa menit berlalu, kini rumah Jamilah sudah sangat dekat dari posisi mereka saat ini.

"Stop Dad, yang ini rumahnya." Alexander menunjuk rumah Jamilah dengan senyum hangat.

Daddy Emir menghentikan mobilnya, mematikan mesin dan membuka kunci otomatis supaya Jamilah bisa keluar sendiri.

Jamilah turun setelah mengucapkan salam dan tentunya rasa terima kasih yang tulus. Karena pertolongan Daddy Emir dan Alexander.

"Kami tidak boleh mampir?." Tiba-tiba suara Daddy Emir terdengar bertanya pada Jamilah. Dengan posisi Daddy Emir yang sudah berdiri disamping pintu mobil yang terbuka. Setelah dari tadi yang diajak bicara hanya Alexander saja. Tapi Jamilah pun sangat memaklumi itu, ya karena mereka ayah dan anak.

Jamilah menatap kerumahnya sebelum menjawab pertanyaan Daddy Emir. Yang sangat disayangkan Jamilah, kenapa harus ada ibu-ibu yang lewat depan rumahnya yang pasti mereka akan sangat kepo. Dan itu akan membuat dirinya tidak enak hati kalau harus membuat tamunya tidak nyaman.

"Eh Ibu guru Jamilah udah pulang. Diantar calon suaminya ya?. Belum apa-apa Jamilah sudah dibuatnya menahan nafas atas pertanyaan ibu-ibu yang sengaja berhenti di dekat Daddy Emir.

1
Ika Sunaryanti
Luar biasa
Seri Devi harahap
Buruk
Seri Devi harahap
Kecewa
Lia Kiftia Usman
bisa g ya ..... saya punya karakter jamilah🤲
Lia Kiftia Usman
Luar biasa
#ayu.kurniaa_
.
Susi Sunarsih
Luar biasa
LarasatiAtiqahGunawan
untung ipar2na kaya jd bisa bayar pelangkah mahal
Safta Anggraini
ceritanya bagus kak /Heart/
nurmahiyah siti
kalau ake jamilalah cerai aja
s4msl Huda
yuli
hersita maharani
makadih author ❤️❤️❤️❤️🙏🙏🙏
hersita maharani
Luar biasa
hersita maharani
wanita hebat 👍👍👍
Wiedya Stuti
Luar biasa
Wiedya Stuti
Lumayan
Nurul Asma
Kecewa
Arni
gmn lanjutan ceritanya Arkan sm Julia kak, g dilanjut sih
Sugiharti Rusli
wah kirain uda ada lanjutan tentang Julia dan Arkam, nih sudah lama ga ada yah
Sugiharti Rusli
wsduh apa nanti yang akan terjadi sama si Talitha
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!