Modernisasi Queen

Nama itu menjadi daftar hitam di ingatan Tania. Pria bernama Myren yang merupakan kakak tertua Ibu suri datang ke istana merupakan masalah besar yang akan dihadapinya sekarang.

Bahkan, ingatan buruk mengenai pria itu membuat kepala Tania berdenyut keras dan seketika tubuhnya linglung. Napasnya sedikit sesak, karena mungkin ingatan Tania yang asli membuat tubuhnya bereaksi.

"Meksipun Tania asli sudah tiada, kenapa aku masih merasakan efek samping nya?"

Siu yang melihat junjungannya kurang baik, segera membantu untuk duduk di ranjang serta mengembangkan air agar ratunya tenang. Dengan sedikit gemetar, Tania segera meminumnya dan membuat dirinya merasa lebih baik.

"Ratu sakit?" Siu tampak begitu khawatir.

"Aku hanya sedikit lelah, mungkin karena terlalu mempersiapkan keberangkatan besok." Kepala Siu mengangguk, karena memang junjungannya beberapa kali mengitari istana.

"Tutup pintu dan jendela, aku ingin istirahat sejenak. Dan untuk kedatangan itu, aku akan menemui nya jika mereka memang mengingat ku."

"Baik Ratu." Tania merebahkan dirinya untuk mengumpulkan tenaga menghadapi tantangan baru.

...🌟🌟🌟🌟🌟...

Di luar tepatnya halaman dengan kelopak bunga yang bertaburan serta berwarna-warni ditambah dengan aromanya yang harum membuat siapapun akan menyukainya. Apalagi ibu suri mereka yang sangat bahagia karena kedatangan kakak tertuanya yang ia nanti-nantikan.

"Kakak, bagaimana perjalanan mu?"

"Baik, aku sangat baik apalagi bertemu dengan adik kesayangan ku." Myren melihat sosok dihadapannya dengan pemindaian sejenak membuat yang dipindai menjadi sedikit salah tingkah.

"Paman?"

"Keponakanku!" Vanriel cukup kaget dengan pelukan Paman nya yang bertubuh tinggi besar melebihi dirinya serta tangan kekar yang tidak termakan waktu.

"Wah, tiga tahun tidak bertemu, kau semakin sehat dan tampan seperti Paman mu ini. Ibumu sangat hebat dalam menjaga mu bukan?"

"Bagaimana kabar Paman? Aku sangat terkejut dengan kedatangan Paman. Karena ibu tidak mengatakan apapun padaku." Myren hanya mengangguk kecil, matanya menatap bangunan megah tempat adiknya hidup selama ini hingga melahirkan Vanriel satu-satunya.

"Ayo kakak, kita masuk."

Ketiganya masuk diikuti oleh pelayan. Yuri yang sejak tadi memantau langsung turun karena ingin menemui Paman Vanriel yang akan menjadi pendukung untuk nya.

"Ternyata tidak berubah ya? Masih sama seperti terakhir aku kemari." Myren mengedarkan pandangannya melihat istana dengan keindahannya.

"Iya kak, aku tidak suka perubahan yang signifikan."

"Jika Paman disini, bagaimana yang di sana?"

"Keponakanku ini banyak tanya ya. Kau tidak rindu Paman mu ini?"

"Bukan begitu Paman, aku hanya ingin tau."

"Jangan pikirkan, ada sepupu mu kan? Mereka bisa mengatasinya. Seperti dirimu, raja Vanriel." Ketiganya kembali melanjutkan perjalanan menuju ruangan untuk tamu khususnya untuk keluarga.

Kaisar yang tengah duduk sambil membaca dikejutkan dengan kedatangan salah satu pelayan nya dengan sebuah pesan. "Sungguh?" Tanyanya dengan raut wajah memastikan.

"Benar kaisar, panglima besar Myren baru saja datang dan mungkin menuju ruangan seperti biasanya." Kaki telanjang nya kembali dipasangkan alas kaki yang lembut untuk setiap langkah nya dan dengan segera ia menuju ruangan yang dimaksud.

Baru saja teh disajikan, terdengar langkah kaki serta suara yang membuat ketiga sosok itu melihat bersamaan. "Salam ibu suri, raja dan panglima Myren terhormat." Dengan anggunnya Yuri menyapa semuanya.

Manik abu-abu itu menatap Yuri cukup kentara. "Kau..."

"Hamba Yuri." Tak lupa dengan senyum manisnya.

"Aaaaa .. aku ingat. Kau tinggal disini? Apa itu artinya sekarang ia istrimu Vanriel?"

Vanriel yang ditanya, tidak tau harus menjawab apa, karena ia sedang dilanda kebingungan tanpa diketahui siapapun. "Itu..."

"Belum bisa kakak!" Jawaban adiknya membuat Myren bertanya-tanya.

"Kenapa? Bukankah itu mudah? Jika berkaitan dengan istri Vanriel pertama seharusnya bisa bukan? Kau ibu suri, Mita." Ibu suri meletakkan cangkir teh itu dengan sedikit keras.

Sebelum ia bicara, ia menatap sejenak putranya dan Yuri. " Vanriel, ibu meletakkan sesuatu di kamar untuk Paman mu sebuah surat dengan cap khusus, bisa ambilkan?" Jika ibunya sudah meminta dirinya ke kamar, maka itu bukanlah surat sembarangan sehingga vanriel mengangguk lalu melangkah pergi dan diikuti oleh Yuri dengan manjanya.

Sekarang hanya tinggal mereka berdua, adik kakak itu terlihat saling memandang. "Itulah masalahnya Kak. Tania, tidak seperti dulu lagi. Ada sesuatu yang membuat dirinya sangat berbeda dan tidak bisa dianggap enteng seperti dulu."

"Maksudnya?"

"Wanita itu tidak lagi penurut dan mudah kita gerakkan seperti dulu. Ia kuat dan memiliki pemikiran sendiri yang membuat ku sangat kesal, belum lagi dengan....

"Kaisar yang agung datang!" Ibu suri serta Myren menjadi kaget dengan kedatangan Kaisar yang mereka tidak sangka. Myren menatap adiknya dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Aku belum mengatakan pada nya." Adiknya itu selalu saja tidak membicarakan kedatangannya dengan suaminya membuat dirinya yang akan menghadapi adik iparnya itu.

Bersambung....

Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak