Ditinggal menikah oleh kekasih yang sudah menjalin hubungan selama tujuh tahun dengannya karena kesalahan dirinya sendiri yang terlalu fokus dengan karir membuat Calista tidak berniat untuk menikah walau usianya sudah menginjak kepala tiga.
Namun bagaimana jadinya keinginan Calista yang tidak ingin menikah tidak disetujui oleh kedua orang tuanya justru kedua orang tuanya memberikan jodoh untuknya yaitu pria yang berstatus mahasiswa di tempat ia mengajar dan pria itu dijuluki playboy?
Apakah Calista mau menerima jodoh pilihan kedua orang tuanya mengingat jarak umur mereka terpaut sembilan tahun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saling mengagumi
Tidak ada kegiatan yang Danesh dan Calista lakukan di dalam kamar setelah keduanya mengganti baju masing-masing. Calista yang mengantuk memilih tidur di atas ranjang sedangkan Danesh memilih duduk di atas sofa sambil membalas satu persatu pesan masuk ke dalam ponselnya. Danesh hanya membalas pesan dari rekan kerjanya dan Harry saja. Untuk para wanita yang sibuk mengirimkan pesan kepadanya Danesh memilih mengabaikan dan memblokir mereka.
Pandangan Danesh tertuju pada Calista yang sedang tertidur setelah ia selesai membalas pesan. Sejenak Danesh tertegun melihat betapa indahnya rupa Calista. Wajahnya yang cantik, hidung mancung, bibir mungil dan alis mata yang melengkung teratur membuat Danesh tidak bisa memungkiri kecantikan wanita yang sudah menjadi istrinya itu.
"Ternyata menikah dengan wanita yang usianya jauh lebih tua tidak terlalu buruk. Walau Calista sudah berusia tiga puluh tahun tapi wajahnya seperti wanita yang masih berusia dua puluh tahun."
Cukup lama Danesh memperhatikan wajah istrinya. Merasa tubuhnya sudah lelah dan matanya mulai layu tanda mengantuk, Danesh memutuskan untuk berbaring di atas sofa dan memejamkan mata. Untuk saat ini biarlah ia tidur di sofa dulu sebelum nanti malam tidur berdua di atas ranjang bersama Calista.
*
Satu jam berlalu Calista mulai mengerjapkan mata. Ia mengusap kedua kelopak matanya untuk memperjelas pandangan. Dilihatnya ke arah sofa Danesh nampak tertidur menggunakan tangan sebagai bantalan.
Calista menatap heran suaminya itu. Bagaimana tidak, kenapa Danesh memilih tidur di atas sofa tidak di atas ranjang bersamanya saja padahal ia sudah mengizinkan pria itu untuk berbagi ranjang dengannya.
Calista mengulurkan kaki ke arah lantai lalu turun dari tempat tidur. Ia melangkah dengan pelan ke arah Danesh dan memperhatikan lekat wajah suaminya itu.
"Kau memang sangat tampan. Wajar saja banyak wanita yang menyukaimu." Lirih Calista dalam hati.
Tidak ingin terlalu lama mengagumi ketampanan suaminya itu, Calista memilih pergi dari sana menuju lemari. Ia mengambil baju gantinya di dalam lemari lalu melangkah ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Mendengar pintu kamar mandi tertutup membuat Danesh terbangun dari tidurnya. Danesh mengangkat kepala dari atas tangannya dan menatap ke sekitar mencari sumber suara yang membuatnya terbangun. Pandangannya kini tertuju pada atas ranjang. Tidak terlihat lagi Calista di sana. Sepertinya istri tengah berada di dalam kamar mandi setelah mendengar bunyi air kran dari dalam kamar mandi.
Danesh melihat kembali pesan masuk ke dalam ponselnya sambil menunggu Calista selesai mandi. Senyuman di wajahnya nampak terkembang saat melihat informasi dari pihak perusahaan yang menyatakan jika besok tidak ada pemotretan.
"Kebetulan sekali. Berarti besok aku bisa seharian penuh beres-beres di kontrakan baru."
Calista nampak keluar dari dalam kamar mandi setelah hampir setengah jam menghabiskan waktu di dalam kamar mandi. "Danesh, kau sudah bangun?" Tanyanya sambil mengusap rambutnya yang basah menggunakan handuk kecil. Dari pada mengeringkan rambutnya menggunakan hair drayer, Calista lebih suka menggunakan handuk mengeringkan rambutnya.
"Sudah." Jawabnya singkat.
"Apa kau ingin mandi?"
Danesh mengangguk mengiyakannya lalu bangkit dari atas sofa dan berjalan ke arah kopernya yang berada di samping lemari.
"Kebetulan aku tidak membawa handuk. Bisakah aku meminjam handuk milikmu?" Tanya Danesh setelah mengeluarkan baju gantinya dari dalam koper.
"Tentu saja." Jawab Calista lalu mengambil handuk baru dari dalam lemarinya dan memberikannya pada Danesh.
****
Sebelum lanjut, jangan lupa berikan vote, like, point, dan komennya dulu, ya.
Sambil menunggu Danesh dan Cal update, silahkan mampir di novel shy yang lagi on going juga berjudul Noda Menjadi yang Ke 2, ya🖤
Dan jangan lupa follow IG shy @shy1210_ 🤗
author maupun pembaca..
mau ksh info penting
gabung yu k cbm..
kita d sn bakal belajar brg
dr teknik dsr menulis
jika kalian mnta tlg follow dl akun saya
nnti sy akan bantu undang kalian mksh semua