KEPEDIHAN

Monic sekeluarga sedang di ruang tamu, Monic dalam ke adaan gugup, bagaimana cara memulainya, Monic meremat tangannya sendiri sakeng gugupnya.

"Ceritakan nak!" tandas sang bapak.

Tambah gugup saja Monic, mendengar suara sang bapak.

"Iya pak"

huffff Monic menghembuskan nafasnya panjang, sebelum memulainya.

"waktu itu Monic, menghadiri pesta teman Monic di club, Dan Monic tak sengaja meminum, minuman beralkohol, Monic pun mabuk saat itu. Sekitar 3 jam di clum, Monic berniat pulang ke kossan Monic, tapi sebelum Monic pulang, Ada pria yang mencekal Monic, dan menodai Monic,"

Suara Monic mulai terisak, sebenarnya ini bukan sebuah kebenaran, monic belum sanggup jika harus menceritakan segalanya sekarang, Monic hanya ingin memberi tahu tentang Raka, hanya alasan ini yang terpikir saat ini. Monic pun lanjut bercerita.

"Terus akibat kejadian itu, Monic hamil" Monic pun menunduk menunggu reaksi orang tuanya.

Benar saja, orang tuanya shok.

"Ya allah Monic, terus kemana anak itu Mon? Jangan bilang kamu menggugurkan kandunganmu Mon," tandas sang mamah.

Sang ibu pun takut kalau sampai itu terjadi, sama saja sang anak telah membunuh, gak gak gak, Jangan sampai itu terjadi.

"Jawab Mon" bentak sang ibu

"Sabar bu, kita tunggu sampai Monic slesai bercerita." sang bapakpun mengelus punggung sang istri, agar sedikit tenang.

"Monic akhirnya memutuskan berhenti kuliah, dan menghilang selama ini, Monic tak ingin membuat ibu dan bapak malu" tangis Monic pun pecah, karna yang bagian ini bukan kebohongan, Ini benar adanya.

"Monic pergi ke kota A, dan melahirkan di sana. Awalnya Monic tinggal di panti, setelah melahirkan Monic mencari pekerjaan bu, dan Monic tidak menggugurkan kandungan Monic Bu"

Maafkan Monic bu, pak, Monic tak ingin menceritakan datailnya, biarlah ini menjadi rahasia Monic. Monic hanya ingin Raka mengenal nenek, kakeknya, Dan Raka bisa hidup di sini bersama semua keluarga Monic.

Monic membatin.

"Dimana dia nak? Kenapa tak kau ajak ke mari," isak sang ibu, kenapa bisa Monic tak memberitahunya masalah sebesar ini, ya tuhan,,, Bahkan ibunya pun membayangkan bagaimana Monic melahirkan, bagaimana Monic melahirkan anaknya seorang diri.

"Jemputlah dan bawa ke mari nak, bapak juga ingin melihat cucu bapak." sela sang bapak.

orang tua Monic pun, merasa iba dengan anaknya, bagaimana kehidupan Monic, Seorang diri merawat bayi, sambil bekerja, bahkan sang ibu tak sanggup membayangkannya.

sang ibupun beranjak, dan langsung memeluk sang anak, tak bisa di bayangkan seberapa menderitanya sang anak.

"Pulanglah nak, kembali kesini, dan bawa cucuku, biar ibu yang menjaga anakmu nak, tinggallah di sini."

Sambil tergugu Monic pun mengangguk, "iya bu, Monic akan tinggal di sini, tapi mungkin sekitar 2-3 bulan lagi bu, karna Monic bekerja di sana bu, Monic harus mengurus semuanya"

"Besok monic akan kembali ke kota A bu, kasian Raka, dia tinggal bersama sahabat Monic, Orang yang sudah membantu Monic selama ini, mengurus Raka bu"

"Segeralah berangkat nak, kasian cucu ibu, jangan lama lama kembali ke sini"

"Iya bu," Monic pun sangat lega, setelah menceritakan sebagian kisahnya, meski tak semuanya benar, tapi Monic bersyukur, karna ke dua orang tuanya sangat menerima sang anak. Hanya itu yang terpenting buat Monic.

Sedangkan di tempat lain..

Reno kini memasuki perusahaannya bersama sang asinten, Siapa lagi kalau bukan Jonathan.

"Jo, nanti kau wakilkan aku bertemu dengan klein kita yang dari kota B, karna gue harus menggantikan papah bertemu dengan tuan smit."

Ya begitulah mereka, kalau lagi berdua tidak ada panggilan formal.

"Siap tuan," kelakar Jonathan, Sambil terkekeh.