NovelToon NovelToon
Lily ( From The Hill To The Valley)

Lily ( From The Hill To The Valley)

Status: sedang berlangsung
Genre:cintamanis / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Office Romance / Careerlit
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Meg Yorah

Lily, gadis muda yang menjadi tulang punggung keluarga. Lily adalah anak kedua dari keluarga Brown, seorang pengusaha yang bangkrut dan meninggal dalam kecelakaan mobil bersama sang istri. Tidak ada harta yang ditinggalkan. Semua dijual untuk menutupi utang perusahaan. Nyonya Hannah, nenek Lily adalah wanita yang tidak bisa menerima keadaan. Dia tetap merasa kaya walau harus mengontrak di kawasan kumuh di pinggiran ibu kota. Begitu juga kakak Lily, Amber Rose yang tidak bisa melepaskan kehidupan hedon masa remajanya. Dia melakukan apa saja demi uang walau itu salah. Lily berjuang sendiri menghidupi keluarganya dengan cara halal. Adik Lily dan Rose, Corey yang masih SMA bisa dibilang berandalan. Tapi dia sangat menyayangi dan menghormati Lily walau sering membuat masalah yang membuat pusing keluarga itu.

Lily jatuh cinta pada Jared Watson, anak pengusaha kaya yang ternyata hanya memanfaatkan Lily sebagai bahan taruhan. Bagaimana akhir kisah Lily? Kita ikuti bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meg Yorah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Boss itu Ternyata....

Kepindahan Lily dari kantor Watson bukannya tanpa alasan. Dia ingin mendapatkan gaji yang jauh lebih tinggi dari gajinya saat ini.

Dia memang butuh uang banyak untuk persiapan Corey yang akan segera masuk universitas tahun depan.

Walau tampak urakan dan bo doh, Corey sebenarnya cukup pintar. 11 12 dengan Lily. Tapi jauh kalau dibanding dengan Rose yang genius. Dan walau banyak orang sukses yang tidak menempuh pendidikan tinggi, Lily tetap yakin bahwa pendidikan yang baik memiliki peluang yang lebih baik untuk masa depan seseorang.

Lily tidak menyangka akhirnya akan menerima tawaran Mida atau yang oleh teman-temannya di kantor dikenal dengan nama Mischa.

Lily yang sedikit idealis awalnya tidak mau menerima tawaran itu karena takut dianggap melakukan kecurangan karena ada orang dalam.

Tapi ternyata keadaan mendesaknya untuk melakukan itu. Walau Mida bilang lolosnya Lily adalah karena kemampuannya sendiri, Lily yakin ada peran gadis itu dibelakangnya.

Ternyata lowongan yang diberikan Mida padanya bukan benar-benar menjadi penerjemah saja, melainkan menjadi seorang sekretaris.

Dan yang lebih membuat kaget Lily, bossnya bukanlah orang yang asing baginya. Boss Lily tidak lain adalah Antoinne Numa, menantu keluarga Watson. Dunia memang sesempit itu.

"Saya samasekali tidak menyangka anda yang akan menjadi sekretaris saya, Nona Brown." kata Antoinne ketika menemui pekerja yang akan membantunya nanti.

"Saya juga, Tuan."

"Semesta memang sepertinya menginginkan kita agar tetap bertemu. Anda adalah dewi penyelamat anak saya. Saya minta maaf saya tidak pernah menemui anda lagi setelah hari itu."

"Bukan masalah, Tuan. Saya tidak mengharapkan apapun saat itu kecuali Lily bisa berkumpul lagi dengan keluarganya."

Antoinne tersenyum.

"Apa anda tidak merasa janggal memanggil anak saya dengan nama panggilannya?"

Lily terlihat berpikir sejenak.

"Maksud anda?"

"Anda bernama Lily. Anak saya juga Lily. Ketika menyebut nama anak saya, apa anda tidak merasa memanggil diri sendiri?"

Pertanyaan konyol, kata Lily dalam hati.

"Apa anda keberatan saya memanggil Nona Amelie Rose dengan panggilan sayangnya?"

"Oh, tidak. Bukan begitu. Tolong jangan salah paham. Saya hanya bertanya. Terserah anda bagaimana mau memanggilnya."

Lily dan Antoinne lanjut mengobrol dalam Bahasa Perancis.

Banyak hal yang harus dia pelajari mengingat sekarang dia bekerja di perusahaan yang bergerak dalam bidang industri aero dinamika. Dunia yang sama sekali asing bagi Lily.

Lily kagum dengan sikap rendah hati Antoinne. Tiba-tiba saja dia teringat pada ipar bossnya itu.

Yes, tepat sekali. Lily teringat pada Jared Watson.

Beda sekali mereka berdua. Yang ini baik banget. Yang itu sombong...songong, batin Lily.

Lily juga salut dengan perusahaan ini karena mereka tidak meminta foto diri calon pegawai ataupun umur mereka. Padahal lowongan ini adalah untuk posisi sekretaris. Hal yang sangat langka di Indonesia. Karena kebanyakan perusahaan lokal selalu meminta foto, batasan umur dan good looking sebagai syarat utama.

Setelah beberapa lama, Lily akhirnya meninggalkan ruangan Antoinne.

Dia mencoba menghubungi Mida.

"Assalaamu'alaykum..." sapa Mida.

"Wa'alaykumussalaam." jawab Lily.

"Lagi dimana, Mid?"

"Masih di ruangan aku. Mo nyelesaian 1 dokumen lagi. Mau ngajak makan siang ya?" tembak Mida tepat.

Kadang Lily sampai bingung. Mida ini jarang sekali tebakannya meleset.

"Iya. Kok tau?"

"Feeling, dear. By the way, gimana tadi pengenalannya ma si boss?"

"Ya ntar aja ceritanya, sekalian makan siang kita."

Lily yang belum mulai bekerja secara resmi hari ini akhirnya memutuskan untuk ke cafeteria.

Dia memesan es kopi latte dan kentang goreng sambil menunggu jam makan siang datang.

Tidak berapa lama setelah itu, terlihat beberapa orang yang sangat dikenal dan berusaha dihindari oleh Lily.

Jared dan Sheila, serta teman Jared yang Lily lupa namanya.

Lily baru saja akan memalingkan wajahnya sebelum Jared mendapati Lily melihat ke arah mereka. Sayangnya dia terlambat. Matanya dan mata Jared bertemu.

Lily langsung menutupi wajahnya yang malah menimbulkan kecurigaan pada Jared yang sedang memastikan itu benar Lily atau bukan.

Dia langsung pura-pura sibuk dengan es kopi dan ponselnya.

"Salute, Madamoiselle."

"Dia siapa, Hon. Kamu ngapain nyamperin dia?" suara centil Sheila membuat bulu kuduk Lily meremang.

"Wait a minute. Lily..?"

Akhirnya Lily mengangkat wajahnya dan tersenyum pada Sheila.

"Lu ngapain disini? Ngelamar jadi OG baru?"

Lagi-lagi Lily hanya tersenyum alih-alih menjawab.

"Lu ngelamar jadi OG aja kok bajunya rapi banget kayak mau ngelamar jadi sekretaris. Tetep aja lu keliatan dekil" kata Sheila disertai senyum sinis.

Tapi di dalam hatinya dia sangat mengagumi tampilan Lily yang nampak cantik dan segar. Dan jujur saja dia ketar-ketir karena dilihatnya sang tunangan terus memandangi Lily dengan senyuman yang penuh arti.

"Hon, ayo kita pergi. Kamu bilang mau ketemu sama Antoinne." Sheila mencoba menarik lengan Jared. Tapi Jared menepisnya. Lily tiba-tiba merasa mengalami De Ja Vu melihat adegan itu.

"Kamu duluan. Aku mau disini dulu." Nada suara Jared terdengar sangat intimidatif.

"Lohh..Masa iya aku sendirian. Kan nggak mungkin."

Jared mengendikkan dagu ke arah Brian.

"Sama Brian sana."

"Ihh.. Nggak mau. Kan aku sekretaris kamu, bukan sekretaris Brian."

Lily yang sedang menyedot es kopinya nyaris menyemprotkan kopinya karena tersedak mendengar cara bicara Sheila yang baginya mirip erangan anak kucing.

"Ehh..kamu nggak apa-apa kan?" tanya Jared sambil menyerahkan tissue pada Lily. Lily bingung, tapi tissue itu tetap diterima.

"Makasih, Pak."

Sheila nampak luar biasa kesal seolah saat ini kepalanya mengeluarkan asap. Lily jadi tidak enak sendiri.

Brian menarik kursi di depan Lily lalu bertanya

"Saya dengar dari Tante Karmila, kamu udah resign ya?" tanya Brian yang membuat kaget Jared dan Sheila.

Jared kesal, bagaimana bisa Brian mengetahui hal itu lebih dulu dibanding dirinya.

"Iya, Pak."

"Jangan panggil Bapak dong. Kan saya belum semua itu."

"Saya manggil Pak doang kok, bukan Bapak."

Brian tertawa mendengar itu. Entah Lily sengaja mengajaknya bercanda entah apa tapi Brian terhibur mendengar ucapan Lily barusan. Ditambah dengan wajah Lily yang tetap datar.

Jared makin tidak suka melihat Lily sukses membuat Brian tertawa. Dia sendiri bingung kenapa. Mungkin dia takut kalah taruhan yang disepakati sepihak oleh Jared sendiri.

Tidak berapa lama, Mida datang.

Melihat ada banyak orang di sekitar Lily, Mida harus menjaga sikap. Dia tidak bisa bicara secara casual dengan Lily.

"Selamat siang Bu Lily."

Lily agak kaget dengan pemilihan bahasa Mida barusan. Tapi dia sempat melihat isyarat mata dari Mida. Otaknya cukup encer untuk mencerna situasi. Dia akan bersikap formal pada Mida.

"Ahhh...Bu Mischa, selamat siang."

"Maaf Pak, saya ada yang harus dibicarakan dengan Bu Lily." kata Mida sopan pada Brian.

"Urusan kantor?" tanya Brian.

"Benar sekali."

"Eh Mischa, emang nih gem bel kerja apaan sih disini. Bisa-bisanya lu panggil dia Bu. Sopan amat."

"Ohh, Bu Sheila. Saya lupa memperkenalkan beliau. Pak Jared, Pak Brian, Bu Sheila ini Bu Lily Amelia Brown, sekretaris Pak Antoinne yang baru."

"Aa...aaa..Apa kata lu tadi, sekretaris pribadi kakak ipar gue?"

Jared menatap Sheila tajam. Dia terlihat ingin membunuh gadis itu. Bisa-bisanya dia bilang Antoinne adalah kakak iparnya sedang mereka belum terikat tali pernikahan.

Tapi daripada menunjukkan kemarahannya pada tunangannya, Jared lebih fokus pada ucapan Mida barusan.

Apa benar Lily yang sebelumnya bekerja sebagai Office Girl di kantornya tiba-tiba saja jadi sekretaris di kantor Antoinne.

Dia menatap Lily tajam. Gadis itu tahu tapi dia pura-pura tidak tahu.

1
Ratna Shinta Dewi
nama panjang Mpok Odah, Saodah bukan wkekwk
Meg Yorah: Bukan Kak..
Raudah nama panjangnya mah..hehe
total 1 replies
Ratna Shinta Dewi
secara wajar, manusia menyukai keindahan, nenek lebih sayang ke Rose krn cantik, tp ketulusan Lily memenangkan hati nenek
Ratna Shinta Dewi
jangan makan daging rendang nenek, gak baik buat nenek2, buat saya aja xixixi
Meg Yorah: Hehehe... Makasih komentarnya, Kak. Alhamdulillah, ini komentar pertama yang saya dapat. Tolong terus dukung saya ya, Kak. Terimakasih.
total 1 replies
Ratna Shinta Dewi
warga kok baik bgt sih, masak ada tetangga begitu 🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!