Mata Super Hebat

"Berapa harga rumah ini?" tanya Laura.

"Rumah ini harganya adalah 10 milyar."

"Tidak masalah."

Samuel kemudian pergi bersama sales wanita kembali ke kantor, sementara Laura tinggal di sana. Samuel akan mengurus semua prosedur pembelian rumah.

Tidak lama kemudian Samuel telah selesai mengurus semuanya dan akhirnya rumah ini menjadi miliknya.

Samuel mulai kembali menghampiri Laura dengan membawa kunci rumah di tangannya. Mereka berdua berjalan masuk ke dalam rumah untuk melihat-lihat isi rumah.

"Wah ternyata rumah ini juga sudah lengkap dengan isi barang-barangnya," ujar Samuel melihat di dalam rumah sudah ada berbagai macam barang.

Mereka mulai berjalan kembali, untuk melanjutkan melihat isi rumah. Akan tetapi tiba-tiba saja kaki Laura tersandung kursi sofa. Sontak saja Laura kehilangan keseimbangan, dan langsung terjatuh.

Namun Samuel dengan cepat menangkap tubuh Laura dengan kedua tangannya.

"Laura hati-hati," ujar Samuel.

"Terimakasih," jawab Laura langsung berdiri lagi.

Setelah mereka selesai untuk melihat-lihat, akhirnya memutuskan untuk kembali. Hari juga sudah mulai gelap. Kini mereka berdua sudah berada di dalam mobil.

"Oh iya aku lupa bahwa aku berjanji untuk mentraktir mu makan," ujar Laura.

"Kebetulan sekali aku sudah lapar," jawab Samuel.

"Kamu mau makan apa?" tanya Laura.

"Kalo begitu kita pergi ke tempat biasa aku makan."

Kemudian mereka telah sampai di sebuah kedai kecil pinggir jalan. Kedai ini tidak terlalu besar, tapi ramai dengan orang. Mereka mulai duduk di kursi sambil menunggu makanan datang.

kemudian tidak lama pesanan makanan mereka telah tiba, berbagai macam jenis sate daging dengan saus dan kecap. Mereka berdua juga mulai menyantapnya.

"Wah ternyata enak sekali," ujar Laura sambil terus mengunyah.

"Cepat habiskan nanti keburu dingin," ujar Samuel.

Setelah beberapa menit mereka telah selesai makan. Mereka berdua mulai menaiki mobil untuk kembali pulang.

Laura mengemudikan mobil menuju ke kontrakan Samuel. Tidak butuh waktu yang lama mereka telah sampai di sana.

"Laura terima kasih sudah mentraktirku," ujar Samuel yang sudah turun dari mobil.

"Aku yang seharusnya berterima kasih, kamu sudah banyak membantuku." jawab Laura yang berada di dalam mobil.

"Kalo begitu aku kembali dulu," sambung Laura.

"Tunggu sebentar!" ucap Samuel.

Samuel mulai mendekati Laura dan memasukkan kepalanya ke dalam kaca mobil yang terbuka. Wajah Samuel sangat dekat dan hampir menyentuh wajah Laura.

Laura tampak terkejut dan bingung apa yang akan dilakukan oleh Samuel.

"Apa Samuel mau mencium ku?" pikir Laura.

"Bukankah ini terlalu cepat, bahkan kita tidak pacaran," pikirnya lagi.

Laura terlihat bingung harus berbuat apa dan akhirnya Laura memutuskan diam saja sambil menutup matanya. Laura terlihat pasrah jika Samuel hendak menciumnya.

Namun Samuel tidak berniat melakukan itu dan justru mengenakan sabuk pengaman kepada Laura.

"Laura akan lebih aman jika kamu memakai," ujar Samuel telah selesai memasangnya.

Pipi Laura tampak memerah, dirinya mulai merasa malu. Bisa-bisanya dia berpikir bahwa Samuel hendak menciumnya pikirnya.

"Terima kasih, kamu sangat perhatian kepadaku."

Segera Laura menjalankan mobilnya, Laura tidak mau sampai Samuel melihat pipinya yang memerah.

Setelah pergi Samuel juga langsung masuk ke dalam rumah. Samuel menyampaikan kepada Sandra bahwa dirinya telah membeli rumah.

Samuel berencana besok membawa kakaknya untuk pindah ke sana.

Sementara di tempat lain Laura juga telah sampai di rumah. Laura menceritakan kepada ayahnya tentang apa yang terjadi, dimana Samuel sangat hebat dalam bermain judi batu.

"Ayah aku sampai terkejut bukan main di buatnya," ujar Laura.

"Mungkin dia hanya sedang beruntung saja," Danar seolah meragukan cerita Laura.

Walaupun Samuel memiliki kemampuan dalam mengobati putrinya, tapi tidak mungkin juga ahli dalam bermain judi batu.

Kemampuan menilai batu memiliki isi atau tidak itu membutuhkan kemampuan yang luar biasa, dan juga pengalaman yang panjang.

Jadi Danar berpikir Samuel hanya sedang beruntung saja dan tidak menganggap serius apa yang di ceritakan oleh Danar.

"Sudah malam lebih baik kamu beristirahat!" ujar Danar sambil berjalan pergi meninggalkan Laura.

Pagi hari Samuel sedang berada di luar kontrakan, sementara Sandra masih berada di kamar mandi.

Sebuah mobil mewah berwarna hitam tiba-tiba saja berhenti di depan Samuel. Dari dalam mobil keluar seorang wanita cantik dengan menggunakan kaca mata hitam.

"Aku sudah mencari mu kemana-mana, akhirnya ketemu juga," ujar wanita itu sambil melepaskan kacamatanya.

Samuel sedikit terkejut karena sosok wanita itu adalah Monica adik dari James. Samuel hampir tidak mengenalinya, padahal kemarin Monica masih bermain judi untuk mengumpulkan uang, sekarang datang dengan menggunakan sebuah mobil mewah.

"Aku datang karena kakakku ingin bertemu denganmu," jelas Monica dengan sedikit acuh.

Monica sendiri begitu kakaknya memintanya untuk mencari Samuel langsung sangat bersemangat. Namun ketika sudah bertemu, dirinya bersikap seakan cuek.

"Ada apa?" tanya Samuel.

"Mana aku tahu, lebih baik kamu ikut saja jangan banyak tanya."

"Galak sekali," ujar Samuel sambil memandang dada Monica yang terlihat sangat besar.

Kemudian monica juga langsung masuk ke dalam mobil, di ikuti oleh Samuel. Monica langsung menjalankan mobilnya, untuk membawa Samuel bertemu dengan kakaknya.

Setelah hampir 1 jam mereka telah sampai di sebuah rumah besar dan mewah. Rumah besar mewah itu adalah tempat tinggal baru James dan juga Monica.

Pintu gerbang langsung di buka oleh seorang pria, begitu mengetahui mobil Monica telah tiba. Monica dan Samuel langsung masuk kedalam halaman rumah yang luas.

Begitu turun dari mobil Samuel melihat banyak pria, dengan banyak tato di lengannya tampak berjaga-jaga di sekeliling rumah.

"Apa yang kamu lihat cepat ikut aku masuk!" ajak Monica.

Samuel mulai berjalan mengikuti Monica di belakangnya. Samuel merasa heran dan penasaran dengan apa yang telah terjadi kepada Monica dan James.

Begitu masuk ke dalam rumah, James sudah menunggunya sambil duduk di atas kursi sofa.

"Samuel akhirnya kita bertemu lagi," sapa James sambil tersenyum.

Samuel tampak terkejut dengan penampilan James yang sekarang, penampilannya sangat berwibawa.

"Samuel jangan diam saja, ayo duduk di sebelahku!" seru James.

Melihat Samuel yang terlihat bingung, James pun mulai menceritakan apa yang telah terjadi kepada dirinya beberapa hari ini.

Setelah James bisa berjalan kembali, dengan segera James membalas dendam kepada orang-orang yang telah mencelakainya. Dengan kemampuan yang di miliki oleh James, dalam sekejap saja dia sudah bisa mendapatkan posisinya kembali sebagai salah satu mafia paling di takuti di kota ini.

"Itu semua karena bantuanmu Samuel," ujar James.

Samuel tidak menyangka ternyata James begitu luar biasa, dalam waktu singkat bisa merubah nasibnya.

Sementara Monica tampak memperhatikan Samuel secara diam-diam. Samuel terlihat sangat berbeda dari sebelumnya. Samuel yang sekarang terlihat sangat tampan.

"Oleh karena itu aku memiliki hadiah untuk mu," sambung James.

"Hadiah apa?" tanya Samuel sambil melihat ke arah Monica.

Seketika Monica memalingkan wajahnya dan terlihat begitu gugup.

James pun menyadari tingkah adiknya ini yang sangat berbeda dari biasanya. James pun mulai tersenyum sendiri melihat ini.

"Samuel bagaimana menurutmu ini adik ku ini?" tanya James.

Samuel tampak bingung mengapa tiba-tiba saja James menanyakan itu kepadanya. Samuel mulai memperhatikan Monica, sehingga membuat Monica menjadi malu.

"Mengapa kamu menatapku?" ujar Monica berpura-pura marah.

"Jika kamu suka, aku bersedia menjadikanmu adik ipar?" sambung James.

James sangat setuju jika Samuel dan Monica bisa bersama. Dengan kemampuan yang di miliki oleh Samuel, James yakin kelak Samuel pasti akan sukses dan yang terpenting James mengetahui bahwa, adiknya terlihat menyukai Samuel.

"Kakak apa yang kamu katakan?" Monica merasa sangat malu, bahkan wajahnya terlihat sangat merah

Samuel juga tidak menyangka ternyata James hendak menjodohkan Monica dengannya.

"Monica cantik hanya saja...?" ujar Samuel.

"Hanya saja apa?" ujar Monica yang penasaran, ingin mengetahui pendapat Samuel tentang dirinya.

"Aku masih banyak hal yang ingin aku capai, jadi untuk sekarang aku masih belum bisa menikah," Jawab Samuel.

"Tapi jika Monica mau, mungkin kita bisa menghabiskan satu malam bersama," sambung Samuel.

Entah mengapa Samuel begitu suka untuk menggoda Monica.

"Sialan jangan mimpi," Monica kembali di buat kesal oleh ucapan Samuel ini.