NovelToon NovelToon
Gadis Kecil

Gadis Kecil

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: Kinanovia

Gadis kecil yang bernama amora, merupakan gadis yang cantik dan lemah lembut
Amora berasal dari keluarga berada, namun hidupnya tidak bahagia
Ayah yang sangat ia sayangi meninggal dunia karena kecelakaan, dan ibunya dari dulu sangat membencinya bahkan tidak mengharapkan kehadirannya di dunia ini
Apakah hidup Amora akan terus menyedihkan?
Apakah ia akan bahagia? Ikuti kisah hidup Amora

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinanovia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berangkat Bersama Lagi

Nilam dan Catherine merupakan sahabat sejak mereka kecil karena rumah orang tua mereka berdekatan. Dan mereka berdua mengenal Laura semenjak sekolah menengah pertama, mereka bertiga berada dalam satu kelas. Awalnya mereka tak menyukai Laura karena cerewet sama seperti Catherine namun ia cenderung tak mau diam dan sedikit angkuh, namun sebenarnya Laura sangat baik. Beda dengan Nilam yang jarang berbicara dan sedikit jutek, ia susah untuk beradaptasi dengan orang baru.

Pada suatu hari mereka sedang berolahraga basket, ketika hendak memasukkan bola ke ring tiba-tiba kaki Nilam keseleo dan dengan sigap Laura membantu memapah Nilam menuju ke ruang UKS, Catherine pun ikut membantunya.

Sejak saat itu, Nilam dan Catherine berteman dengan Laura hingga saat ini.

•••

Di depan sekolah, Catherine bertemu dengan Henry dan ia pun menghampiri laki-laki itu.

"Henry.. " panggilnya, sapa Catherine. Henry terlihat menyandarkan punggungnya di badan mobil, seperti tengah menunggu seseorang.

"Nyonya Catherine... " Henry menjauhi badan mobil, dan kini berdiri di hadapan Catherine, ia menundukkan kepalanya dengan sopan

"Kenapa kau ada disini?"

"Saya mau menjemput nona Amora"

Catherine menautkan alisnya, "apa Nilam yang menyuruhmu?"

Henry tampak berpikir, ia ragu untuk menjawab "Ehm... sebenarnya nyonya Nilam tidak menyuruh saya.

" Lalu?" Catherine mengangkat satu alisnya

"Saya kasihan dengan nona Amora, tadi pagi dia berangkat dengan mengayuh sepedanya. Padahal nona Amora baru saja sembuh dari sakit. " jelas Henry

"Amora tidak mengayuh sepeda, tadi pagi dia berangkat bersama suami dan anak-anakku" kata Catherine.

"Benarkah nyonya?" Henry sedikit terkejut mendengarnya, namun ia bersyukur karena ternyata anak majikannya itu tidak mengayuh sepeda.

"Iya, ketika Amora lewat depan rumah, Kelvin menghentikannya dan mengajak Amora untuk berangkat bersama. Amora sempat menolak karena ia beralasan ingin berolahraga supaya tidak gampang sakit, tapi Kelvin memaksanya supaya Amora mau berangkat bersama."

"Syukurlah nyonya" Henry benar-benar merasa lega

"Aku heran dengan anak itu, kenapa masih saja menutupi kelakuan ibunya yang begitu buruk kepadanya"

"Maksud nyonya apa? apa nyonya tahu jika nona Amora naik sepeda karena.... " Henry tak melanjutkan perkataannya.

"Itu karena Nilam yang menyuruhnya bukan?aku sudah hafal sekali"

"Iya nyonya, maka dari itu saya kemari"

"Lebih baik sekarang kau pulang, biar Amora bersamaku"

"Apa tidak merepotkan nyonya?"

"Apanya yang merepotkan, Amora sudah seperti anakku" Catherine kesal dengan pertanyaan Henry

"Cepat pergilah, dan jangan lupa mampir kerumahku untuk mengambil sepeda Amora"

"Iya nyonya, terimakasih banyak. Kalau begitu saya permisi" Henry menundukkan kepalanya dan berlalu dari sana

•••

Kini Henry berada di dalam mobil, ia tengah mengendarai mobil hendak pulang kerumah. Ia merasa lega karena ternyata Amora tidak berangkat ke sekolah dengan mengayuh sepeda.

Ia sangat bersyukur karena banyak orang yang menyayangi Amora, dan memperlakukannya dengan baik.

Henry sangat menyayangi Amora, ia ingin menjaga anak itu. Terlebih lagi mendiang Ricko sebelum meninggal, ia menitipkan anaknya pada Henry. Ricko percaya bahwa Henry bisa menjaga Amora.

Henry merupakan sahabat Ricko, ia anak dari seorang supir yang bekerja dengan orang tua Ricko. Henry di sekolahkan oleh orang tua Ricko di sekolah yang sama dengan anaknya. Bahkan ketika kuliah pun Henry di berikan fasilitas mobil oleh orang tua Ricko, dan setelah lulus kuliah ia lebih memilih untuk mengembalikan mobil itu. Ia ingin mandiri, tak mau menikmati fasilitas yang keluarga Ricko berikan padanya. Ia ingin membeli mobil dari hasil keringatnya sendiri.

Henry sempat bekerja di perusahaan milik Ricko sendiri dan menjadi orang kepercayaannya. Tapi setelah Ricko meninggal, ia lebih memilih untuk menjadi supir pribadi di rumah Ricko karena ingin lebih dekat dengan Amora dan bisa selalu memantau anak itu. Walaupun sesekali Henry masih datang ke kantor Ricko untuk memastikan perkembangan di kantor sahabat sekaligus majikannya itu.

•••

Waktu makan malam pun tiba, seperti biasa di ruang makan hanya ada Nilam dan Amora. Tidak ada obrolan yang di sematkan di antara keduanya. Mereka sama-sama terdiam menikmati makan malam di piring mereka masing-masing. Ingin rasanya Amora menyapa ibunya, namun ia tak mempunyai keberanian.

Keduanya selesai makan di waktu bersamaan.

"Ikut aku sebentar... " ucap Nilam setelah mengelap bibirnya dengan tisu

Amora tertegun, tak menyangka jika ibunya yang tengah berbicara. Nilam beranjak berdiri, namun baru beberapa langkah ia berhenti dan berbalik menghadap Amora yang masih duduk di tempatnya.

"Apa kau tak mendengarku?" tanya Nilam dengan sedikit berteriak

Amora tersentak, " Iya bu maaf", ia beranjak berdiri lalu mengikuti ibunya yang kini masuk ke dalam kamar. Ia bingung kenapa ibunya menyuruh untuk mengikutinya.

Nilam mengambil paper bag yang ada di atas nakas, dan memberikannya pada Amora

"Ini untukmu" ujar Nilam

"Ini apa bu?" tanya Amora, ia belum menerima paper bag itu

"Tidak tahu, ini dari bibi Laura", ia mengambil paksa tangan Amora untuk menerima paper bag itu.

Amora pun membuka paper bag itu dan melihat isinya, ternyata ada boneka panda dan dress berwarna merah muda, warna kesukaannya. Mata Amora berbinar melihatnya, ia tersenyum lebar.

Laura tahu warna dan mainan kesukaan Amora. Maka dari itu ia memberikan dress warna merah muda dan boneka. Kini koleksi boneka Amora bertambah. Di kamarnya sudah ada banyak boneka yang selalu di belikan oleh papanya, Ricko. Kamar Amora juga cat dindingnya berwarna merah muda bahkan perabotan yang ada di dalam kamarnya pun sebagian berwarna merah muda.

"Terimakasih ibu" ia masih tersenyum lebar

Nilam kini duduk di tepi ranjang, ia pura-pura sibuk dengan ponselnya. Padahal sedari tadi ia mencuri pandang untuk mengintip ekspresi anaknya.

"Terimakasih lah pada bibi Laura, jangan padaku" tegas Nilam

"Iya bu, nanti aku akan berterimakasih pada bibi Laura"

"Ya sudah, aku mau istirahat"

"Iya bu, aku juga mau istirahat. Selamat malam bu"

Amora berbalik dan berjalan keluar kamar ibunya, ia menutup rapat pintu kamar ibunya.

Di kamar, Nilam kini merubah posisi duduknya, ia menyandarkan punggungnya pada sandaran tempat tidur, dan meluruskan kakinya. Ia menatap langit-langit kamarnya, masih teringat jelas ekspresi Amora tadi ketika menerima paper bag dari Laura, Amora begitu senang. Ia sendiri sadar, tak pernah memberikan hadiah untuk anaknya bahkan di saat ulang tahunnya.

Mungkin jika dirinya memberikan Amora hadiah, pasti anaknya akan lebih senang, pikirnya.

•••

Pagi sudah menjelang, Amora merasa tidurnya malam tadi terasa singkat. Mungkin karena ia tidur dengan pulas, hingga ia merasa waktu tidurnya begitu sebentar.

Amora hendak ke ruang makan, disana sudah ada ibunya yang sedang menikmati sarapannya.

Amora menundukkan kepala ketika sudah sampai di ruang makan dan duduk di tempat biasa.

"Maaf bu, aku tadi bangunnya sedikit kesiangan" Amora menggigit bawah bibirnya, takut ibunya marah.

"Hem... " Nilam hanya berdehem, ia tengah menikmati sarapannya

Amora mengambil roti lalu meletakkan roti itu di atas piring, tak lupa ia memberikan selai coklat kesukaannya. Amora makan dengan terburu-buru, hingga ia tersedak.

Nilam menoleh ke arahnya, dan dengan sigap memberikan segelas air minum untuk anaknya, Amora pun menerimanya.

"Kalau makan hati-hati, tidak usah buru-buru. Tidak ada yang meminta makananmu" seru Nilam

"Iya bu maaf, aku hanya takut terlambat berangkat ke sekolahnya"

"Berangkatlah bersama.... ", belum selesai Nilam berbicara, ia mendengar suara yang memanggil-manggil Amora

"Amora.... " Teriak Alexa yang kini berjalan menghampiri Amora dan Nilam di ruang makan

"Kak Alexa.. "

"Alexa... "

Nilam dan Amora bersamaan menyebut nama itu. Kini Alexa sudah berdiri di samping Nilam, " maaf bibi, aku tadi mengetuk pintu beberapa kali tapi tidak ada yang menyahut jadi aku langsung masuk saja" jelas Alexa

"Iya tidak apa-apa. Sini duduk dulu, kamu sudah sarapan?" Nilam menepuk kursi yang ada di sampingnya, kursi itu berhadapan dengan Amora

"Sudah bibi"

"Ada apa kak Alexa datang kemari?" tanya Amora

"Aku mau mengajakmu berangkat bersama, dari pada kau mengayuh sepedamu nanti kau terlambat" Alexa berbicara tanpa di saring, membuat Amora merasa takut dengan ibunya. Sejenak ia melirik ibunya, yang ternyata tengah menatapnya dengan tajam.

1
Eunice Djojokusumo
Buruk
Eunice Djojokusumo
Kecewa
Yukishiro Enishi
Thor, aku sudah tidak sabar untuk baca kelanjutannya!
Yume✨
Terus semangat nulis, cerita ini bikin mood aku ke atas.
Người này không tồn tại
Menyentuh jiwaku
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!