NovelToon NovelToon
LunArbi ( Jodoh Dari Kembaran )

LunArbi ( Jodoh Dari Kembaran )

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: GadisBodoh

Disclimer ⚠️ kalo misalnya ada yang ga sesuai kenyataan mohon untuk di mengerti. ini cerita hanya mengalir sesuai fantasi di otak saya jadi kalo banyak kejadian aneh bin ga masuk akal mohon dimaafkan. sekali lagi ini hanya Fiksi. Terima kasih. 🙏🙏

but , happy Reading guys

Arbian , pemuda tampan dan juga mapan yang dulu hidup dengan rasa nyaman kini berubah setelah kepergian sosok yang berarti baginya.

Dia terpaksa harus menjaga seorang gadis karena permintaan konyol adiknya saat akan menghembuskan napas terakhirnya. Di satu sisi , Arbian sudah memiliki seorang gadis yang ia sukai.

Lantas bagaimana kelanjutan kisah Arbian ? terus ikuti kekanjutan dari cerita ini yaa ..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GadisBodoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 27

Happy Reading

..

..

Bugh ! Bugh ! Bugh !

" Arrgghhhhhh .. brengsekk kenapa lo bisa lost control gini si Arbian."

Sesampai di ruangannya Arbian langsung berteriak kesal seraya memukul tembok dengan kuat.

Ia sedikit menyesal sudah membentak Luna dengan sangat keras hingga membuat gadis itu ketakutan dan menangis. Namun, ia juga tak mengerti mengapa dia bisa bertindak seperti ini. Biasanya , dia akan memarahi karyawan yang bermasalah di ruangannya tidak di depan karyawan karyawan lainnya.

" apa gue udah keterlaluan banget sama Luna .. aarrghhh ."

*

*

*

" hikkss... kak Nino sumpah Luna ga salah " ucap Luna dengan isakan.

" iya iya , kakak tau kok kita tunggu Sintanya dulu oke." Luna hanya mengangguk namun isakannya masih terdengar.

Ceklek !

Suara pintu dibuka , membuat Luna dan yang lainnya langsung menoleh.

Sosok Santi muncul dengan raut wajah tenangnya setelah berhasil membuang hajatnya. Namun wanita itu tersentak kaget hingga bola matanya membulat sempurna. Di dalam ruangannya terdapat Nino , asisten sekaligus sahabat bos nya.

Bahkan semua rekan kerjanya menatap kearah nya. Yang semakin membuat jantungnya berdetak adalah Luna , gadis itu tengah menangis di dalam dekapan Nino.

Oh sial , ada masalah apa kali ini ?

" pak Nino , a-ada apa ? Kenapa kalian menatap saya seperti itu? Dan Luna , kenapa menangis." Ucap Santi gugup.

" kamu yang minta tolong Luna buat kasih dokumen laporan keuangan ke Arbian?" Tanya Nino.

" i-iya pak , tadi saya mendadak harus ke toilet soalnya. Tapi kok kenapa Luna nangis pak ?" Wanita itu masih berdiri ditempatnya tak berani maju selangkah pun.

" kamu yakin laporan itu sudah benar ?"

" yakin pak , itu sudah di revisi bahkan sudah ada tanda tangan pak Riki." Jawab Santi lalu menoleh ke arah Riki.

" tapi kamu salah kasih berkasnya Santi" sahut Riki setelah menghela napas.

" salah bagaimana pak ?" Kaget Santi.

" ini , kamu lihat sendiri. Yang kamu kasih ke Luna itu laporan yang kemarin banyak kesalahannya. Dan tadi pak Arbian datang marahin dia habis habisan." Jawab Riki seraya mengangkat lembaran kertas itu.

Santi bergegas mendekati Riki , meraih berkas itu lalu membolak balik isinya. Matanya terbelalak kaget . Ya , itu bukanlah laporan yang sudah ia revisi.

Kepalanya berputar menatap iba juga merasa bersalah pada Luna. Karena keteledorannya Luna jadi di marahi oleh bosnya itu. Wanita itu berlari kearah Luna lalu menubruk tubuh mungil itu.

" Luna , maafi mbak . Sumpah mbak ga sengaja hikss" ucap Santi memelas.

" aku gapapa mbak" jawab Luna masih sesegukan.

" mbak langsung klarifikasi ke pak Arbian ya, kamu tenang aja ." Luna mengangguk.

" maafin mbak , karena mbak hari pertama magang kamu jadi begini." Sesal Santi.

" enggak papa mbak " Luna tersenyum seraya menggeleng.

" yasudah , sekarang kamu ikut saya ke ruangan Arbian." Ucap Nino.

" baik pak Nino."

" jangan lupa bawa laporan yang asli yang sudah kamu revisi."

" iya pak."

*

*

*

Ceklek !

Brakk !

Arbian tersentak kala Nino membanting map secara kasar. Ia mendongak menatap sengit ke arah Nino.

" maksud lo apa , hah ?"

" itu berkas asli dari laporan keuangan yang lo minta. Sedangkan yang Luna bawa tadi itu salah bawa." Ujar Nino dingin.

" kok bisa ?" Alis Arbian naik keatas , namun netranya menangkap sosok wanita di belakang Nino yang tengah berdiri gelisah.

" kamu ngapain ?" Tunjuknya pada wanita itu yang tak lain adalah Santi.

" saya kemari mau menjelaskan sesuatu pak ." Ucap Santi gugup.

" laporan itu saya yang buat pak, namun kemarin ada banyak kesalahan sehingga harus saya revisi ulang. Tapi , tadi pagi sudah saya perbaiki lalu saat akan mengantarkannya pada bapak , perut saya sakit pak jadi minta tolong Luna untuk mengantarnya ke bapak tapi teledornya saya , saya tidak melihat lihat lagi laporan yang saya berikan itu yang sudah revisi atau belum. Sehingga membuat kekacauan ini." Sesal Santi.

Degh !

" jadi yang buat bukan Luna ?"

Santi menggeleng , " bukan pak , kami masih memberinya tugas tugas yang lebih ringan untuk hari ini. Kami juga masih harus mengajari Luna banyak hal."

Arbian mendesah pelan , ia memijat pelan keningnya. Yang terasa pusing. Rasa bersalahnya pada gadis itu semakin bertambah. Kesalahannya waktu itu saja belum di maafkan ditambah hari ini dia menuduh tanpa bukti yang jelas.

" kamu tau kesalahan kamu apa , Santi ?" Arbian menatap tajam karyawan wanita nya itu.

Glekk !

Santi meneguk ludahnya kasar , bosnya itu sepertinya benar benar marah kali ini.

" ta-tau pak "

" kamu tau akibat keteledoran kamu itu saya jadi memarahi orang yang tidak bersalah."

" ma-maaf pak"

" sudahlah kepala saya pusing, mending kamu kembali saja ke ruangan kamu."

" baik pak Arbian , pak Nino saya permisi ."

Baik Arbian maupun Nino mereka hanya memberi anggukan. Setelah Santi pergi , Nino menatap tajam kearah Arbian. Tentunya Arbian sadar , ia langsung menunduk merasa bersalah.

" sorry." Lirihnya.

" cih .. " Nino membuang muka muak. " kalo lo emang sebenci itu sama Luna , harusnya lo bisa profesional sedikit jadi bos. Jangan langsung maen tuduh."

" iya maaf gue salah" sesal Arbian.

" bukan gue yang butuh maaf lo , tapi Luna."

Setelah mengucapkan itu Nino langsung keluar dari ruangan Arbian.

Diluar Nino sudah ditunggu oleh Laras yang menunggunya dengan antusias. Dia benar benar penasaran dengan apa yang terjadi. Dimulai dari Arbian yang marah marah pergi dari ruang kerjanya. Lalu kembali dengan raut frustasinya ditambah kedatangan Nino dan Santi. Semakin membuat Laras penasaran.

Laras terus menatap ke arah Nino membuat laki laki itu merasa risih dan tidak fokus bekerja.

" ngapain kamu liatin saya terus hah? Suka kamu sama saya?"

" dih , ogah banget suka sama pak Nino . Mending juga sama temen bapak yang dokter itu tapi sayang lagi deket sama Luna."

" dia juga ga bakal suka juga sama kamu, kecuali kalo matanya rabun."

" maksud bapak apa ngomong gitu , hah ?" Sewot Laras.

" ck , sudahlah kamu itu terlalu baperan." Ucap Nino membuat Laras semakin kesal.

" apa ? Apa yang mau kamu tanyain kesaya?" Ucapan Nino berhasil membuat Mood Laras kembali.

Terbukti dari binar mata wanita itu , ia pun bahkan sedikit berlari kearah meja Nino.

" ceritain pak , ada apa ?" Tanyanya dengan rasa ingin tau yang besar.

" jadi cerita nya tuh gini....." Nino menceritakan semua yang terjadi tanpa ada yang kurang. Begitu pun dengan Laras yang mendengarkannya dengan fokus.

" pak Nino , temen bapak itu kenapa sih ? Bukannya dia yang nyakitin kok malah dia yang kayak benci banget gitu sama Luna." Kesal Laras.

" mana saya tau , kok tanya saya ." Jawab Nino santai.

" jangan jangan kalian saru circle ini redflag semua ya ." Tuduh Laras. " sudah lah , mending saya kenalin aja Luna sama adik sepupu saya , dia gak kalah ganteng kok dari pak Arbian dia juga pasti sayang banget lah sama Luna."

" enak aja kamu ngatain kita redflag . Terus apa itu tadi ? Mau ngenalin Luna sama adik sepupu kamu. Big No ya Laras ! Dia hanya boleh berjodoh antara Arbian dan Dean." Ucap Nino menolak keras.

" cihh , posesif amat udah kayak abang kandung Luna aja." Cibir Laras.

" walaupun saya bukan abang kandung dia , tapi dia sudah saya anggap adik kandung saya ras ."

" iya sih , dia itu adekable banget ga sih pak . Saya juga mau punya adik ipar seperti dia , tapi sayang adik saya cewek," sahut Laras yang langsung mendapat tatapan horor dari Nino.

" ck , iya iya ga bakal saya kenalin ke siapapun. Dasar posesif" Laras segera kembali ke meja kerjanya.

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!