NovelToon NovelToon
And It Just Comes Back Like An Old Love

And It Just Comes Back Like An Old Love

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Berbaikan / Wanita Karir / Office Romance
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Berry06

Kemunculan direktur eksekutif muda yang tampan menimbulkan kehebohan, khususnya di kalangan karyawan wanita.

Lotus si karyawan biasa tidak menyangka, direktur eksekutif muda baru yang mempesona di kantornya ternyata adalah Elion pria yang dulu dikenal culun, jelek, gendut, miskin dan bodoh, teman sekelasnya semasa sekolah menengah atas.

Lotus merasa bersalah dan malu karena dahulu pernah terlibat dalam kasus perundungan terhadap pria itu. Jadi sebisa mungkin ia menyembunyikan dirinya agar tidak terlihat di mata pria itu. Namun akibat dari kecerobohannya sendiri, ia tak sengaja menumpahkan kopi di jas milik pria itu, lalu akhirnya pria itu menyadari kehadirannya dan mulai mengusiknya seolah tengah membalaskan dendam.

Benarkah hanya dendam? Atau sesuatu yang lain yang tidak pernah Lotus sadari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Berry06, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab XXIV

Elion merangkul pinggang Lotus dengan posesif menuju unit apartemennya yang berada di lantai atas, pria itu menyadari ada orang yang sedang mengikuti mereka. Dia tahu itu adalah orang-orang suruhan ayahnya, dia sudah lebih dahulu mencari tahu motifnya kemarin, sampai ia tak masuk kantor, orang-orang yang membuntuti mereka itu membahayakan. Khususnya untuk Lotus. Dan hal itulah yang membuatnya banyak pikiran dan terbebani. Mereka juga seperti sengaja menunjukkan diri terang-terangan. Meski Lotus tak akan menyadari.

Disisinya Lotus tampak tidak nyaman.

Tentu saja, gadis itu diam-diam memanjatkan doa supaya tidak bertemu atau bepas-pasan dengan Nicole. Lotus memang tidak ingat di lantai berapa unit Nicole, tetapi dia ingat betul bahwa apartemennya berada di tempat yang sama dengan bangunan yang dia injak sekarang ini.

Beberapa kali Lotus tetap bersikeras, mendumal dan memprotes kemauan Elion, ingin pulang kerumahnya. Tetapi pada akhirnya gadis kelahiran Juni itu tetap kalah.

Namun rasa gelisah itu tak bertahan lama, sirna begitu saja saat pintu terbuka, lalu mereka memasuki apartemen milik Elion. Rasa kesalnya tergantikan dengan perasaan takjub dan kagum. Meskipun berada di gedung yang sama, namun setiap unit apartemen memiliki desain dan gaya yang berbeda di dalamnya, tergantung karakter dan keinginan si pemilik.

Apartemen milik Elion memiliki gaya modern klasik dengan sentuhan warna hitam, abu dan juga putih gading yang lebih mendominasi. Terkesan gelap namun begitu mewah dan sedikit sentuhan glamor. Lotus dapat melihat semua furniture itu berkelas dan pastinya berharga fantastis, dia seperti melihat desain rumah yang ada di dalam iklan properti. Sebenarnya apartemen milik Nicole waktu itu tak kalah mewah, namun modelnya sangat jauh berbeda. Ish kenapa dia harus membandingkan? Nicole memiliki kesan lebih hangat sesuai kepribadiannya berbeda dengan Elion yang lebih gelap dan misterius.

"Aku akan memesan menu makan malam, apa yang kau inginkan?" Tanya Elion sambil melihat wajah Lotus, pria itu membasahi bibirnya yang terasa kering.

"Aku ingin Steak yang terasa juicy. Yang meleleh di mulutku" Jawab Lotus. Dia tak perlu merasa sungkan kan? Toh Elion memiliki banyak uang, apa yang dia minta bukanlah sesuatu yang sulit bagi pria itu.  "Tetapi tambahkan sup Tom yum dan nasi hangat, aku tidak akan kenyang hanya dengan steak".

Elion tersenyum, "baiklah, aku akan memesannya, tambahan lain? Makanan penutup?"

"Ice cream cokelat!" Katanya semangat, "Dan semangka!" Tambahnya lagi.

Elion mengangguk, pria itu kemudian menuntun Lotus menuju sebuah kamar. "Sembari menunggu kau boleh membersihkan dirimu dan berganti baju, ambil saja di lemari, kau boleh memakai yang mana saja" ujar pria itu.

Lotus yang memang sudah tidak nyaman dengan baju yang dia pakai seharian dan juga tubuhnya yang sudah lengket tidak banyak bertanya lagi, wanita itu masuk kedalam kamar dan meminta privasi pada pria itu.

"Aku akan mengunci pintu kamar ini dari dalam, kau tidak keberatan kan?" Tanya Lotus sebelum Elion pergi.

"Jika aku keberatan apakah kau akan berubah pikiran dan tidak jadi mengunci pintu kamarku?" Tanya Elion dengan alis terangkat.

"Itu tidak akan terjadi, aku tetap akan menguncinya"

Elion otomatis tertawa mendengar jawaban Lotus. "Baiklah, seharusnya kau tidak perlu bertanya, lakukan apapun yang membuatmu nyaman"

"Apa kau menaruh cctv di kamar mu?" Tanya Lotus waspada.

"Tentu saja tidak" jawab pria itu jujur.

Lotus mengangkat bahunya acuh sebelum menutup pintu dengan keras. Dia tidak peduli apabila Elion akan tersinggung karena hal itu. Dia berkeliling di kamar Elion menikmati desain dan aroma cedar Wood yang tercium dari ruang pribadi pria itu yang terasa menenangkan. Temperatur udaranya di buat agak lebih dingin dari ruangan lain. Lotus memeriksa setiap isi laci yang tidak di kunci, kemudian membuka lemari Elion sekilas. Gadis itu di penuhi rasa penasaran. Setelah puas memeriksa semua isi ruangan itu, Lotus langsung berjalan menuju kamar mandi sambil membawa ponselnya. Dia terkagum-kagum melihat kamar mandi pria itu yang terasa seperti kamar mandi hotel mewah berbintang lima.

Sepertinya dia akan betah berlama-lama berada di dalam kamar mandi, Lotus kemudian melihat Nicole yang mengiriminya pesan, tetapi Lotus belum berniat untuk membuka pesan tersebut.

Gadis itu mengisi bathtub di kamar mandi Elion dengan air hangat kemudian menanggalkan pakaiannya satu persatu. Gadis itu masuk kedalam bathub dan berendam disana, dia tidak menggunakan bath bomb dan lebih memilih menggunakan shower gel milik Elion karena kulitnya yang sedikit sensitif.

Lotus melenguh puas merasakan tubuhnya relaks berada di dalam air hangat, dia memutar lagu kesukaannya dari ponsel dan membiarkan matanya terpejam. Tubuhnya yang terasa pegal perlahan tidak lagi. Otot-ototnya yang kaku perlahan mengendur. Setelah beberapa saat, gadis itu kemudian membuka matanya, mengingat perlakuan Elion yang manis sekaligus bersikap seenaknya. Apakah pria itu serius menyukainya? Kenapa Lotus merasa sangat takut.

Sekalipun dia tak ingin terluka dan menaruh harapan pada pria itu.

Lalu Nicole, Lotus sangat tertarik dan menyukainya. Tidak ada tanda-tanda sikap kurang baik dari pria itu. Dia sangat manis dan memperlakukannya dengan sangat baik bahkan sampai saat ini. Tetapi untuk melihat pria itu sepenuhnya Lotus merasa tak akan pernah bisa. Terlebih setelah semua yang sudah dia alami bersama Elion.

Sekalipun dia tak berjodoh dengan Elion di kemudian hari, sepertinya pria itu akan tetap menjadi bayang-bayang hidupnya.

Haruskah Lotus bertindak cepat dan mengatakan pada Nicole untuk tidak berharap lebih kepadanya lagi? Tetapi kenapa rasanya sangat berat dan menyedihkan. Dia tak mau pria itu terluka. Dan juga tak mau dirinya sama-sama terluka karena kehilangan. Namun setelah pengakuan Elion di kantor, dia merasa jahat apabila tidak memutuskan siapa diantara mereka berdua terlepas dari apakah mereka serius ataupun main-main.

Lotus mendengus, gadis itu mencipratkan air seperti anak kecil.

Kemudian tiba-tiba merasa sedih dan menangisi hidupnya. Gadis itu serius ketika berpikir akan menghabiskan waktu yang lama di kamar mandi, karena setelah dua jam lamanya dia berada di kamar mandi, dia baru keluar dan memakai baju milik Elion.

Dia mengenakan hoodie hitam dan celana training panjang yang

Ukuran keduanya sangat besar sehingga tubuhnya yang mungil tenggelam terlihat begitu menggemaskan. Elion sudah menunggunya di ruang makan dengan sabar, makanan yang di pesan sudah mulai mendingin tapi pria itu tak mau mengganggu Lotus dan memberikan privasi serta waktu sebebas-bebasnya untuk gadis itu agar ia merasa nyaman.

Elion masih mengenakan kemejanya dengan dua kancing teratas yang terbuka serta lengannya yang digulung sampai siku. Rambutnya terlihat acak-acakan, tidak seperti penampilannya di kantor. Sekarang terlihat urakan namun lebih seksi. Lotus paham mengapa dahulu saat pria itu baru masuk ke kantornya semua gadis membicarakannya.

"Wah makanannya sudah datang" Kata Lotus begitu melihat beberapa kotak makanan di meja.

"Iya mereka sudah tidak sabar menunggumu" jawab Elion.

"Terimakasih, mari makan!" Ujarnya dengan mata yang berbinar.

"Aku sudah duluan, maaf ya, aku sudah sangat lapar tadi" kata Elion menyesal.

Lotus memasang wajah tak senang karena harus makan sendirian, namun mengingat Elion belum makan apapun di kantor membuatnya mengerti.

"Kau tak makan siang. Apa kau berencana cepat mati atau sakit?" Kata Lotus dengan mata menyipit.

Elion tertawa ringan dan mengulurkan tangannya untuk mengacak rambut Lotus dengan gemas. "Tak perlu khawatir aku tetap memenuhi kebutuhan tubuhku dengan nutrisi yang pas, jadi aku akan tetap sehat dan bugar. Kau tak akan kehilangan ku secepat itu" ucap Elion diluar dugaan. Pria itu bahkan mencoba mengedipkan sebelah matanya menggoda.

"Apa-apaan? Memang siapa yang khawatir" Lotus menjawab dengan sangat pelan, bibirnya mengerucut lucu. Dia menangkis tangan Elion dari kepalanya.

Elion lagi-lagi tertawa, pria itu memandangi Lotus dengan tatapan memuja. Tangannya ia taruh diatas meja sembari menopang kepala.

Merasa tidak terganggu Lotus membiarkan hal itu dan mulai membuka satu persatu makanan yang Elion pesan. "Woah" gumamnya takjub begitu mencium aroma makanan dan melihat rupanya yang dapat menggugah selera. Perutnya langsung berbunyi nyaring, protes meminta cepat untuk diisi.

Lotus tersenyum paksa karena malu, dia balas menatap Elion dan menawarkan makanannya sekali lagi Dan tentu saja Elion menolaknya. Pria itu menonton Lotus makan, menurutnya hal itu menyenangkan untuk dilihat. Bagaimana gadis itu memasukan satu persatu makanan ke dalam mulutnya, bagaimana pipinya mengembung dan bergerak karena mengunyah. Terlihat begitu menikmati makanan di depannya dan sangat fokus dan antusias.

Sesekali dia bergumam untuk memuji makanan yang ada di depannya karena rasanya yang enak. "Mhmm"

"Woah"

Elion tersenyum tulus melihat hal itu, kemudian hatinya tersentuh. Lotus selau bersikap menghargai apa yang dia dapatkan. Bahkan hanya dengan makanan itu. Kehidupannya sangat sulit sedari dulu, memiliki ayah yang tidak bertanggungjawab dan berjuang hidup seorang diri. Dari luar gadis itu tampak keras, namun Elion selalu melihat sisi lembutnya yang tersembunyi. Dia akan menebus kesalahannya apabila Lotus masih berpikir ia merebut hak gadis itu.

Mungkin dengan membahagiakannya dan memberikan kehidupan yang layak untuk gadis itu. Dia sudah berjuang cukup lama, dan sudah saatnya dia bahagia.

Tetapi apakah Lotus akan bahagia apabila dengannya?

Elion memang tidak tahu, tetapi dia akan berusaha membuatnya begitu.

"Apakah aku sangat menarik?" Kata Lotus setelah selesai menyantap makanannya dan menyadari bahwa Elion tak mau melepaskan pandangannya darinya. Gadis itu mengambil tissue dan mengelap sudut bibirnya yang tersisa noda makanan.

Elion mengangguk sebagai balasan. "Ya, aku sampai tak bisa mengalihkan pandangan"

Lotus menghela nafasnya, Dia segera membereskan piring kotor dan mengangkutnya ke wastafel di dapur, tidak lupa gadis itu mengelap meja makan dan mencuci piringnya.

"Kau tidak bersih-bersih?" Tanya Lotus. Karena melihat pria itu belum ada pergerakan untuk mandi.

"Ada beberapa pekerjaan yang aku bereskan terlebih dahulu. Jadi nanti saja" ucap Elion.

"Baiklah"

"Sebaiknya kau berisitirahat" saran Elion.

"Tentu saja aku memang sudah sangat lelah".  Lotus mengeringkan tangannya dengan lap tangan. Dia melirik Elion. "Dimana aku harus tidur?"

"Di kamarku, di kamar yang tadi"

"Lalu kau?" Tanya Lotus.

"Kau ingin tidur bersama?" Tanya Elion main-main.

Lotus menggelengkan Kepalanya dan Elion terkekeh. "Aku bisa tidur dimanapun, istirahat lah"

"Baiklah selamat malam"

"Selamat malam"

Tanpa menunggu perintah dua kali dari pria itu, Lotus langsung pergi ke kamar. Dia langsung membaringkan tubuhnya di kamar pria itu dan mengelus perutnya yang terasa penuh.  "Sehabis makan seharusnya tak boleh langsung tidur kan? Aku merasa tubuhku semakin besar"

Meskipun berkata demikian Lotus tetap berbaring.

"Yaampun ini benar-benar nyaman" Lotus menarik selimutnya sampai sebatas dada. Dia tersenyum mencium aroma Elion dari selimut yang dia pakai. Benar-benar wangi khas pria itu.

Lotus kemudian meringkuk, berpikir, haruskah ia benar-benar membuka hatinya untuk Elion dengan serius?

"Sebaiknya aku meminta saran dari Lewly" ucap gadis itu dengan frustasi ia kemudian memejamkan matanya, mencoba untuk tidur.

***

Elion menghela nafasnya setelah kepergian Lotus. Dia mengusap wajahnya dengan kasar dan menyambar kunci mobil. Berpikir bahwa dia tak boleh membiarkan hal yang mengusiknya terus berlangsung.

Dia harus menemui ayahnya dan meminta pria itu untuk berhenti mengirimkan orang yang terasa menganggu. Dia akan mencoba bernego dengan pria itu. Meskipun sepertinya percuma.

Meminta bantuan orang Bagaskara terasa lambat untuknya, dan tak akan membuahkan hasil. Dia tetap tak bisa tenang dan khawatir.

Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas tengah malam ketika ia sampai di kediaman utama keluarga Adhikara. Ayahnya pasti sudah berisitirahat, tetapi Elion tidak peduli.

Dia bahkan meninggalkan Lotus di apartemennya, tetapi Elion tak merasa khawatir karena apartemennya lebih aman daripada di rumah Lotus.

Para penjaga di kediaman rumah ayahnya sudah mengetahui plat nomor mobil Elion dan dengan cepat membukakan pintu gerbang sebesar-besarnya. Membiarkan tuan mudanya masuk, termasuk para penjaga yang berada di dalam rumah.

Kediaman itu memang memiliki sistem keamanan yang lumayan karena tuan Adhikara memiliki banyak musuh di dunia bisnisnya. Tidak heran.

Begitu masuk, pria itu langsung mengecek ruangan kerja sang ayah terlebih dahulu sebelum menuju kamarnya, karena ayahnya lebih senang menghabiskan banyak waktu disana dan mencintai semua yang ada disana termasuk pekerjaannya.

Dan benar saja, sang ayah sedang berada di ruang kerjanya, pria itu sedang duduk dan mengamati laporan perusahaan, kemudian sedikit terhenyak melihat kedatangan Elion.

Sungguh tidak terduga, sebelumnya sang putra tak pernah datang secara mendadak seperti itu kecuali diminta, kali ini langkahnya terlihat mengancam, meskipun sudah tidak aneh, setiap pertemuan wajahnya memperlihatkan wajah tak senang dan permusuhan kuat kepada ayahnya.

Tuan Adhikara berdehem dan mengontrol ekspresi wajahnya, penasaran apa yang membuat putranya datang ke rumah selarut itu, jangankan untuk tinggal, dia tak pernah mau berlama-lama disana.

"Apa yang membuat mu datang malam-malam?" Tanya ayahnya dengan nada rendah.

"Sebaiknya kau duduk terlebih dahulu" ucapnya lagi berusaha terdengar tenang, dia memperhatikan Elion agak lama sebelum kembali mengamati laporan.

"Kau baru selesai bekerja kan?"

"Bukankah sebaiknya beristirahat?"

Elion mengabaikan pertanyaan demi pertanyaan ayahnya dan memilih untuk langsung mengatakan maksud kedatangannya. "Aku akan menuruti semua keinginan mu, menjadi anak penurut seperti yang kau mau meskipun aku tak sudi. Tetapi bisakah kau membiarkanku dengan urusan pribadi? Jangan ikut campur lagi"

"Seperti apa?" Tanya ayahnya dan menghentikan aktivitasnya, dia menyimpan kertas yang ada di tangannya dan memfokuskan diri mendengarkan Elion yang masih dalam posisi berdiri.

Elion mengatupkan rahangnya, "seperti berhenti mengawasi gadis yang aku sukai" jawabnya tegas.

"Aku tau kau berniat buruk padanya sejak aku membolos bekerja iyakan? Kenapa kau melakukan itu?"

Tertangkap basah tuan Adhikara tertawa paksa. "Bagaimana kau bisa tahu secepat itu?" Sambil menyeringai tuan Adhikara berkata "Justru aku yang harus bertanya, mengapa kau berpikir begitu? Aku tak berniat menyakiti gadis itu asal kau tau, namun aku perlu menyingkirkan hama seperti itu bila mengganggu atau menodai keluargaku" ucap tuan Adhikara menyulut amarah Elion.

"Apa maksudmu?" Tanya Elion sambil mengepalkan tangannya.

"Sadarlah! Kau boleh bermain-main denganya selama yang kau mau tapi jangan berpikir untuk serius. Aku akan menjodohkan mu dengan anak perempuan kolega bisnisku, dia cantik dan juga putri semata wayang. Pewaris utama. Kau akan memiliki masa depan yang cerah jika menikah dengannya. Alih-alih terus bersama seorang gadis miskin itu. Lagipula lewat laporan anak buah ku dia sering bermesraan dengan pria lain selain dirimu. Bukankah sangat murahan? Selera mu rendah sekali" ucap ayahnya panjang lebar, dia mengeluarkan beberapa lembar foto Lotus bersama Nicole dari dalam laci dan melemparnya ke meja agar Elion melihatnya.

"Kau tidak mengetahui apapun!" Elion mendesis. Dia hanya melirik sekilas foto-foto Lotus yang dapat membuatnya cemburu. Sejak kapan pria itu mengawasi Lotus sebenarnya?

Disana memang ada beberapa potret Lotus yang tampak bahagia,  tersenyum lebar bersama Nicole, jarak mereka memang terlalu dekat.

"Anggap saja begitu" kata Ayahnya sombong. "Kau mendatangi ku malam-malam hanya untuk mengatakan hal ini?" Katanya meremehkan. "Kau serius?, Sungguh tidak penting sekali"

"Ya, aku serius. Aku akan membuat kekacauan kalau sampai gadis itu terluka!" Ancam Elion tak main-main.

"Oh kau mau memberontak hanya karena wanita miskin?" Balasan ayahnya terdengar begitu menjengkelkan. "Kau harusnya bersyukur, karena aku mengambil mu dan menyelematkan dirimu dari kemiskinan" kata tuan Adhikara angkuh. "Jangan kembali hidup seperti itu" nasihat pria tua itu.

Elion mencibir. "Ya, dan jika kau lupa. Aku adalah anak wanita miskin juga, wanita miskin yang kau hamili di belakang istri sah mu, kau jatuh cinta pada ibuku kan? Kau ingin hidup bersama ibuku tapi kau tak mau kehilangan istrimu yang kaya! Wah tuan Adhikara, semua orang segan padamu tapi kau sebenarnya pengecut. Kau melampiaskan nafsumu dan bersembunyi, mencuci tangan, tak ingin kehilangan semua kekayaaan dan kekuasaan mu bahkan demi kebahagiaan diri mu sendiri, demi perasaan yang kau miliki sebenarnya "

Tuan Adhikara melotot tidak terima mendengar penuturan dari mulut Elion yang seperti pemantik api, seketika dia langsung di penuhi kemarahan. "Berbicara sembarangan! Kau benar-benar anak tidak tahu di untung!!" Hardiknya marah.

"Selera mu juga jelek sampai punya anak tidak tahu di untung seperti ku! Berhentilah menganggu masalah pribadi ku dan aku akan berkerja untukmu sebaik mungkin" tegas Elion tak gentar sedikitpun meskipun sudah mendapatkan kemarahan. Andai dia bisa berbicara lebih baik lagi kepada sang ayah mungkin proses negoisasinya akan berjalan baik. Namun Elion yang sudah di didik keras sudah tak bisa berlaku seperti itu kecuali jika berhadapan dengan ibunya dan Lotus.

"Lakukan saja apa yang menurut mu benar, kau akan lebih menyesal dari aku!" Ucap ayahnya keras. "Kau berlaku seperti itu hanya karena seorang wanita!"

"Dan ingat satu hal! Jika kau memberontak, kau akan melihat ibumu menderita!" Ancam ayahnya tak ingin kalah.

"Lakukan saja, maka kau akan lebih hancur" tegas Elion.

"Aku tak ingin hidup seperti dirimu ayah. Aku tak mau menyakiti orang yang di cintai demi harta dan mengorbankan moral".

Ayah dan anak itu saling berpandangan dan mengintimidasi satu sama lain. Tak ada yang mau kalah. Seperti biasa Elion tak ingin berlama-lama, pada akhirnya dia menundukkan sedikit kepalanya. "Selamat malam" ucapnya dengan nada dingin dan melenggang pergi.

Tuan Adhikara hanya menghela nafasnya melihat punggung Sang anak. Dia menghubungi anak buahnya di luar. "Beri anakku sedikit pelajaran sebelum dia pergi. Aku tak mau mengotori tanganku hanya untuk memukulnya" Perintahnya dingin.

Anak buahnya mengerti, mereka menjalankan tugasnya dengan memberi sedikit pelajaran untuk tuan muda mereka.

Tbc

1
manzanita_w 🍏🍎🍏
You nailed it, thor! Terus berkarya ya. 💪
shookiebu👽
Bikin deg-degan nih!
Berry06: makasieee udah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!