Nadira adalah anak tunggal kaya raya yang sudah tidak memiliki ibu, ia tinggal bersama ayahnya.
Hidup Nadira sangat sepi untung saja ia memiliki sahabat bernama Tania. Nadira lebih sering tinggal di rumah Tania.
Tidak ada yang menyangka kalau Nadira menyukai Kakak sahabat nya itu.
Seiiring berjalan nya waktu mereka memiliki hubungan, namun hubungan terlarang itu tidak berlangsung lama, semuanya terbongkar sehingga semua keluarga mengetahui nya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syakira edianwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29 : Apakah Agam akan menyerah
Sepulang dari sana Agam sama sekali tidak tenang, ia berjalan sambil memasang wajah dingin dan tatapan tajam.
"Hai kak Agam," sapa Lesi. Agam berhenti ia menatap Lesi dengan tatapan tajam.
Lesi kebingungan kenapa wajah Agam seperti marah, Agam menanyakan di mana Nadira.
Ternyata Nadira tidak di villa melainkan ikut ke peternakan warga bersama Dafa, api yang tadi nya kecil sekarang tambah membara dan semakin besar.
"Di mana peternakan itu?" Agam bertanya dengan sangat tajam. Ia mau pergi namun Lesi sangat ragu membawa Agam ke sana karena Agam dari kota mana mungkin betah ke tempat seperti itu.
Agam kekeh mau tetap ikut ke peternakan bersama Lesi menggunakan sepeda.
Ternyata cukup jauh sampai kulit putih Agam memerah, sepanjang perjalanan ia tidak berhenti bertanya "Masih lama"
Tidak beberapa lama akhirnya sampai, belum masuk ke peternakan namun Agam sudah batuk-batuk dan muntah-muntah.
Lesi tertawa melihat nya. "Kan sudah aku bilang kalau kakak tidak akan kuat, karena di sini sangat lah bau," ucap Lesi.
"Aku pasti bisa, aku tidak mau membiarkan pria bau kotoran binatang itu mendekati Nadira," ucap Agam.
Dari jauh ia melihat Nadira sedang menemani Dafa memeriksa kesehatan binatang peliharaan warga.
Api cemburu nya melihat Nadira tertawa ketika bersama Dafa.
"Loh ngapain kalian ke sini?" tanya Nadira melihat Lesi dan Agam.
"Kak Agam maksa mau ke sini," jawab Lesi.
Nadira menatap Agam yang sudah tidak sanggup berbicara, namun dengan tatapan ekspresi nya Nadira sudah paham kalau Agam sedang marah.
Belum sempat berbicara namun Agam sudah jatuh pingsan tidak kuat mencium aroma kotoran, makanan semua nya bercampur aduk.
Semuanya panik melihat Agam pingsan.
Dua jam kemudian akhirnya ia sadar. "Akhirnya sadar juga," ucap Nadira.
Agam masih sangat lemas, Nadira memberikan nya minum dan juga membantunya duduk.
"Kakak tidak terbiasa ke tempat seperti itu, kenapa kakak ke sana?" tanya Nadira.
Agam menatap Nadira. "Jadi maksud kamu, kakak membiarkan kamu berduaan dengan pria berbau kotoran binatang itu?" tanya Agam dengan kesal.
Nadira menghela nafas panjang. "Apa maksud Kakak?" tanya Nadira.
Agam menjelaskan semua unek-unek nya, dan juga menuduh Nadira menyukai Dafa.
"Berhenti mencurigai aku, berhenti juga ikut campur sama urusan ku, kakak bukan siapa-siapa ku lagi," ucap Nadira.
Agam seketika langsung terdiam. Nadira juga Agam tidak berhak cemburu dengan siapa ia akan dekat karena itu semua adalah hak nya.
"Kakak ngapain masih di sini? Sebaiknya kakak pulang ngurus anak dan juga istri Kakak," ucap Nadira.
Nadira pergi begitu saja. Tidak beberapa lama perawat wanita masuk.
"Kita periksa dulu yah Pak," ucap wanita itu.
"Apa perawat di desa ini hanya kamu?" tanya Agam basa-basi karena perawat itu sangat ramah dan juga menjelaskan apa yang di alami Agam.
Di malam hari nya...
Nadira sedang bersantai duduk di vila nya sambil membaca buku, namun ia melihat perawat yang terkenal di desa itu datang dan mengetuk pintu villa Agam.
Ternyata perawat itu datang mengantarkan makanan, cukup lama sampai Nadira penasaran mereka ngapain.
Agam menyadari Nadira mengintip dan mendengar pembicaraan.
"Dih, dasar pria mata keranjang, bisa-bisanya baru kenal sudah dekat dan tertawa seperti itu," ucap Nadira dalam hati.
Keesokan harinya..
Nadira sudah sangat bersemangat masak khusus untuk Agam karena baru sehat, namun baru saja mau mengantarkan nya, tiba-tiba perawat itu datang membawa makanan untuk Agam.
