Kiara seorang putri manja yang hidup penuh kemewahan, tiba-tiba terbangun di sebuah gubuk dengan seorang pria di samping nya.
"Mau minum istriku?" tanya pria itu membuat Kiara terdiam.
Siapa sangka, dirinya berpindah tubuh menjadi seorang istri yang memiliki suami miskin di desa kecil.
Tidak bisa hidup dengan kesusahan, Kiara akan merubah kehidupan barunya dengan pengetahuan kehidupan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membeli Ponsel
Ivan belum menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh Viola. Dirinya memandangi sejenak wajah istrinya, membuat Viola ikut memandangi wajah Ivan.
"Kita akan segera mendapatkan nya. Sepertinya kita harus berusaha lebih keras lagi." Jawab Ivan dengan senyum kecil yang terbit di wajahnya.
"Jika waktunya tepat, dia akan hadir." Ivan mengelus lembut rambut Viola yang berkilau.
"Iya." Ucap Viola, dia menghela napas kecil. Sepertinya dia tidak mendapatkan jawaban yang ia inginkan.
"Kau sedih?" Tanya Ivan yang merasa Viola pendiam.
"Tidak, aku hanya ingin mendengar kata-kata darimu. Itu membuat ku merasa tenang." Jawab Viola.
"Ada anak atau tidak diantara kita. Tidak ada yang akan berubah Viola."
Viola mengangguk dan menatap jendela yang memperlihatkan pemandangan alam yang terbentang indah.
Akhirnya mereka tiba di pemberhentian pertama. Tampak ada yang keluar dan masuk. Viola melihat stasiun yang ramai dengan penjual untuk beragam pula.
"Mau sesuatu? Aku dengar kacang rebus disini enak." Ucap Ivan membuat Viola tampak tertarik.
"Iya, aku mau." Ivan bangkit, Viola melihat suaminya yang ada di depan nya, membeli kacang rebus.
Ivan tersenyum melihat istrinya yang memandangi dirinya. Tapi Viola jadi mengerutkan keningnya ketika melihat Ivan tampak terburu-buru membayar dan pergi. Viola mencari keberadaan suaminya, tapi dia dikejutkan seketika dengan dua orang pria yang sudah berada di dekatnya.
"Maaf, kursinya tidak kosong." Ucap Viola berpikir positif meskipun perawakan orang-orang itu tidak memperlihatkan aura positif.
Keduanya tidak berkata, mereka melihat Viola dengan lekat. "Tidak kosong ternyata, tapi jika pendamping nona cantik, kosong tidak?" Ucap salah satunya.
"Maaf, kalian menganggu kenyamanan ku. Bisa kalian..."
"Kau tampak sendiri nona cantik, bagaimana kalau kami temani? Jika tidak ada kursi kosong, kami bisa duduk di pangkuan... "
"Bagaimana kalau kalian duduk di sel penjara?" Sontak saja keduanya langsung berbalik dan begitu juga dengan Viola. Terlihat Ivan kembali dengan tatapan tajamnya.
"Tenang bung... Kami... "
"Salah kursi. Ayo kita pergi!" Sebelum pria satunya bicara lengkap, yang satunya menarik tangan pria itu.
"Kau... " Melihat pemberontakan dari teman nya, pria yang satunya langsung memberikan kode membuat temannya jadi diam.
"Maafkan aku, kau baik-baik saja kan?" Tanya Ivan langsung pada istrinya.
Viola mengangguk dan memeluk erat suaminya. "Iya, aku sedikit takut." Cicit Viola.
"Mereka sudah pergi." Ucap Ivan.
Tak lama kereta kembali berjalan, Viola menikmati kacang rebus yang dibelikan oleh suaminya. Mereka berbincang-bincang sambil menikmati kacang rebus.
Tidak tau jam berapa, Viola merasa mengantuk. Dirinya tertidur di bahu sang suami. Ketika matanya kembali terbuka. Terlihat dirinya berada di ranjang, seperti sebuah kamar.
"Kau tidur nyenyak sekali." Terlihat Ivan membawa nampan berisikan makanan menuju dirinya.
"Sejak kapan kita sudah sampai? Kenapa aku tidak merasakannya?" Tanya Viola yang penasaran.
"Satu jam yang lalu. Aku menggendong dirimu dari stasiun hingga ke tempat penginapan kita." Jelas Ivan.
"Sudah waktunya makan siang, ayo makan dulu. Setelah itu kita jalan-jalan, membeli ponsel." Viola yang masih kepikiran akan dirinya yang tiba di ranjang penginapan langsung teralihkan dan mengangguk senang mendengar membeli ponsel.
"Iya! Aku tidak sabar!"
*********
Dan benar, mereka berjalan-jalan di kota terdekat itu. Tampak berbeda dengan desa. Terlihat bangunan bertingkat memanjakan mata mereka. Jalan raya pun terlihat ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang.
Keduanya menyeberang hingga akhirnya sampai di tempat membeli ponsel. "Selamat datang, mau cari apa? Ponsel merk apa?" Ucap salah satu karyawan yang menyambut kedatangan mereka.
"Kau pilihlah dulu, aku mau ke toilet sebentar." Ucap Ivan dan Viola mengangguk saja.
"Aku mau merk Yowmi, bisa lihat seri c nya?" Ucap Viola membuat salah satu karyawan mengarahkannya pada merk itu.
"Sis, nih mau cari Yowmi seri c." Ucap pria itu pada wanita yang ada di sana.
"Ok." Ucap nya.
"Untuk lebih jelasnya disini ya. Saya permisi dulu."
"Baik, terimakasih." Ucap Viola.
"Mbak, saya mau lihat yang ini." Tunjuk Viola langsung, dia sudah memutuskan untuk mengambil merk ini, tidak mahal dan tidak murah juga.
"Mbak? Saya ini bukan mbak kamu. Enak aja." Respon nya membuat Viola terdiam sejenak.
"Nih, ponselnya." Lanjut nya lagi dengan tatapan remeh pada Viola.
Bersambung.....