NovelToon NovelToon
Aku Menolak Menjadi Pemeran Figuran

Aku Menolak Menjadi Pemeran Figuran

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:43.4k
Nilai: 5
Nama Author: @hartati_tati

Naya wanita cantik yang berumur 27 tahun mendapati dirinya terbangun didunia novel sebagai pemeran tambah yang berakhir tragis. Naya merasuk kedalam tubuh Reka remaja cantik yang berusia 18 tahun. Reka memiliki keluarga yang sangat amat menyayanginya, mereka rela melakukan apapun demi kebahagiaan Reka. Meskipun memiki keluarga yang sangat amat mencintainya sayangnya kisah percintaan Reka tidak berjalan dengan baik. Tunangannya Gazef lebih memilih pemeran utama wanita dan meninggalkan Reka. Reka yang merupakan pemeran tambahan akhirnya menjadi batu pijak untuk kebehagian Gazef dan Rosa, Reka harus mati demi kebahagiaan pemeran utama dalam novel.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @hartati_tati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Di siang hari yang cerah, sinar matahari menyinari halaman sekolah dengan hangat. Angin sepoi-sepoi berhembus, membawa aroma segar dedaunan yang baru saja disapu. Suasana di sekolah itu penuh dengan semangat dan kegembiraan, terutama di kelas Kinara yang sedang mengadakan pelajaran olahraga.

Para siswa bergegas menuju lapangan, beberapa di antaranya sudah mulai berlari-lari kecil untuk pemanasan. Kinara dan Felly, yang selalu bersama, berjalan menuju kamar mandi untuk berganti seragam olahraga. Mereka tertawa dan berbicara dengan riang, menikmati momen kebersamaan mereka.

Kamar mandi sekolah tampak sibuk, penuh dengan siswa lain yang juga sedang berganti pakaian. Kinara dan Felly memilih bilik di pojok, menjaga privasi mereka. Sambil mengganti pakaian, mereka terus mengobrol, bercanda tentang hal-hal kecil yang terjadi di kelas dan kehidupan sehari-hari.

Setelah berganti pakaian, mereka berjalan keluar dari kamar mandi, siap untuk menghadapi tantangan di lapangan.

Di tengah teriknya matahari siang, suasana di lapangan sekolah semakin semarak. Murid-murid kelas Kinara berkumpul dengan antusias, menunggu instruksi dari guru olahraga mereka. Tak lama kemudian, guru olahraga datang dengan senyumannya yang lebar dan penuh semangat.

"Baiklah, anak-anak," kata guru olahraga dengan suara yang lantang. "Hari ini kita akan mengadakan permainan Galah Asin, atau yang juga dikenal sebagai Gobak Sodor."

Murid-murid bersorak riang, beberapa dari mereka saling berbisik dengan penuh antusiasme. Guru olahraga melanjutkan,

"Sebelum kita mulai, saya akan menjelaskan tata cara permainannya."

"Permainan ini dibagi menjadi dua tim. Tim pertama akan menjadi penjaga garis, sementara tim kedua akan mencoba melewati garis-garis yang dijaga oleh tim pertama. Tujuan tim kedua adalah melewati semua garis dari depan ke belakang dan kembali lagi tanpa tertangkap oleh penjaga."

Guru melangkah ke tengah lapangan yang sudah diberi garis-garis kapur. "Setiap penjaga harus berdiri di garisnya sendiri dan hanya boleh bergerak di sepanjang garis tersebut. Tim penyerang harus berusaha mencari celah dan waktu yang tepat untuk melewati penjaga. Jika seorang penyerang tertangkap, maka mereka harus keluar dari permainan, dan giliran tim berikutnya untuk mencoba."

Murid-murid mendengarkan dengan penuh perhatian, beberapa di antara mereka mengangguk-angguk mengerti. Guru olahraga melanjutkan, "Permainan ini menguji kecepatan, ketangkasan, dan strategi kalian. Jadi, pastikan untuk bekerja sama dengan tim kalian dan tetap fokus."

Setelah penjelasan selesai, guru olahraga membagi murid-murid menjadi dua tim. Kinara dan Felly, yang berada di tim penyerang, saling bertukar pandang dengan semangat yang menggebu-gebu.

"Dengar, anak-anak," seru guru olahraga, "ingat untuk bermain dengan sportif dan jaga keselamatan kalian. Siap?"

"Siap!" jawab murid-murid serentak, dengan semangat yang membara, mereka bersiap untuk memulai permainan Galah Asin yang penuh tantangan ini.

Permainan Galah Asin dimulai dengan penuh semangat. Dua tim sudah siap di lapangan: Tim Reka yang terdiri dari Reka, Felly, Kinara, dan beberapa teman lainnya, dan Tim Garuda yang terdiri dari Adrian, Leo, dan rekan-rekan mereka.

Guru olahraga meniup peluit tanda permainan dimulai. Tim Reka menjadi tim penyerang pertama, sementara Tim Garuda bersiap menjaga garis-garis pertahanan mereka.

Reka, yang menjadi penyerang utama, memimpin timnya dengan penuh keyakinan. Dia memindai lapangan, mencari celah di antara penjaga garis Tim Garuda. Dengan gerakan cepat dan lincah, Reka memutuskan untuk bergerak maju.

Reka mengambil langkah cepat, matanya fokus pada Adrian yang menjaga garis pertama. Dengan kecepatan yang mengejutkan, dia berlari menuju garis tersebut. Adrian mencoba menghadangnya, tetapi Reka melakukan gerakan mengelak yang cekatan, melewatinya dengan mulus.

Sorakan terdengar dari teman-temannya, memberikan semangat tambahan bagi Reka. Kini dia berhadapan dengan Leo di garis kedua. Leo mencoba merentangkan tangan untuk menangkap Reka, namun Reka dengan gesit melakukan gerakan zigzag, membuat Leo kebingungan. Dalam sekejap, Reka berhasil melewati garis kedua.

Kinara dan Felly mengikuti di belakangnya, berusaha memanfaatkan momentum yang diciptakan oleh Reka. Mereka juga berhasil melewati garis-garis pertama dan kedua dengan baik, berkat kerja sama dan strategi yang matang.

Reka kini berada di garis ketiga, yang dijaga oleh Hanso. Hanso terkenal sebagai penjaga yang tangguh dan tidak mudah dilewati. Reka mengambil napas dalam-dalam, lalu melangkah maju dengan hati-hati. Dia memperhatikan gerakan Hanso, mencari celah sekecil apa pun.

Dengan gerakan tiba-tiba, Reka melesat ke kiri, membuat Hanso bergerak mengikuti. Namun, itu hanya tipuan. Dengan cepat, Reka beralih ke kanan dan melompati garis dengan sempurna, meninggalkan Hanso yang terkejut dan tidak siap.

Reka sekarang berada di garis terakhir, yang paling sulit, dijaga oleh Reno. Reno berdiri dengan penuh kewaspadaan, matanya mengawasi setiap gerakan Reka. Reka tahu ini adalah momen penentu, dan dia tidak bisa melakukan kesalahan.

Dengan kecepatan yang luar biasa, Reka berlari lurus menuju Reno. Reno mencoba menangkapnya, namun Reka melakukan lompatan besar, melewati garis terakhir dengan elegan. Sorakan dan tepuk tangan menggema di lapangan saat Reka berhasil mencapai titik akhir.

Kini, Reka dan timnya harus kembali ke garis awal tanpa tertangkap. Mereka bekerja sama dengan baik, memanfaatkan kebingungan dan kelelahan Tim Garuda. Reka memimpin dengan cerdik, memberikan isyarat kepada teman-temannya kapan harus bergerak dan kapan harus berhenti.

Dengan kerjasama yang luar biasa dan strategi yang matang, Reka dan timnya berhasil kembali ke garis awal tanpa tertangkap. Guru olahraga meniup peluit, menandakan bahwa Tim Reka berhasil menyelesaikan putaran pertama dengan sempurna.

"Hebat sekali, Reka!" seru Felly, sambil tersenyum lebar.

"Kita harus tetap fokus. Putaran berikutnya akan lebih menantang," kata Reka tersenyum, merasa puas dengan pencapaian timnya.

Setelah putaran pertama yang penuh semangat, tim Reka bersiap menghadapi putaran kedua dengan kepercayaan diri yang semakin tinggi. Tim Garuda, yang kini menjadi penyerang, bertekad untuk membalas kekalahan mereka. Guru olahraga meniup peluit, menandakan dimulainya putaran kedua.

Andrian, yang memimpin serangan Tim Garuda, melangkah maju dengan hati-hati. Namun, Tim Reka sudah siap. Mereka berdiri di posisi masing-masing, menjaga garis-garis pertahanan dengan waspada.

Reka berada di garis pertama, matanya terfokus pada setiap gerakan Andrian. Saat Andrian mencoba menerobos, Reka dengan cepat menutup celah, memaksa Andrian untuk mundur. Sorakan dari Tim Reka terdengar menggema, memberikan semangat tambahan bagi Reka dan rekan-rekannya.

Leo, yang kini mencoba peruntungannya, berusaha mencari celah di garis pertahanan yang dijaga oleh Felly. Felly berdiri dengan tenang, matanya mengawasi setiap gerakan Leo. Saat Leo mencoba melewati, Felly dengan cekatan menghentikannya, membuat Leo terpaksa mundur kembali.

Setiap kali Tim Garuda mencoba menyerang, Tim Reka berhasil menahan mereka. Kinara, yang menjaga garis ketiga, dengan lincah menghalau setiap upaya yang dilakukan oleh Hanso. Reno, yang berada di garis terakhir, juga tidak bisa melewati Reka yang menjaga dengan penuh kewaspadaan.

Waktu terus berjalan, dan Tim Garuda semakin tertekan. Setiap upaya mereka untuk menyerang dihentikan oleh pertahanan kokoh Tim Reka. Andrian mencoba satu upaya terakhir, berlari secepat mungkin menuju garis terakhir. Namun, Reka dengan kecepatan dan kelincahannya, berhasil menghadangnya tepat waktu.

Guru olahraga meniup peluit panjang, menandakan berakhirnya putaran kedua. Sorakan kemenangan dari Tim Reka terdengar menggema di seluruh lapangan. Mereka berhasil mempertahankan garis mereka dan memenangkan putaran kedua.

"Yah, kita menang lagi!" teriak Felly dengan semangat, melompat kegirangan.

"Kerja bagus, semuanya!" kata Kinara, tersenyum lebar.

"Kita berhasil karena kerja sama yang hebat. Ini kemenangan kita semua," kata Reka.

Tim Reka saling memberi selamat, merayakan kemenangan mereka dengan tawa dan kegembiraan. Permainan Galah Asin hari itu menjadi kenangan indah bagi mereka. Sementara itu, Tim Garuda mengakui kekalahan mereka dengan sportivitas.

Sementara itu ditempat lainn, tepatnya di tengah lapangan bola basket, di bawah teriknya matahari siang, Kael berdiri dengan bola basket di tangannya, bersiap untuk melakukan lemparan. Namun, pandangannya tertuju pada sisi lain lapangan, di mana permainan Galah Asin sedang berlangsung. Matanya terpaku pada sosok Reka, yang tertawa bahagia bersama Felly setelah memenangkan putaran kedua.

Kael merasa detak jantungnya semakin cepat saat melihat Reka. Ada sesuatu yang memikat dalam cara Reka tersenyum, dalam tawa riangnya yang tulus. Kael hampir bisa merasakan kegembiraan yang terpancar dari Reka, seolah-olah kebahagiaannya menular.

Felly mengatakan sesuatu yang membuat Reka tertawa lebih keras. Kael melihat bagaimana mata Reka bersinar cerah, bibirnya melengkung dalam senyum lebar yang menawan. Kael merasa dadanya menghangat, terpesona oleh kebahagiaan murni yang terpancar dari gadis itu.

Kael menghela napas pelan, mencoba untuk fokus kembali pada permainan basket yang sedang berlangsung. Namun, pikirannya terus kembali ke Reka. Bagaimana bisa seseorang memiliki pengaruh sebesar itu pada dirinya hanya dengan sebuah senyuman?

"Kael, ayo, fokus! Lempar bolanya!" Peluit pelatih basket membuyarkan lamunannya.

Kael tersentak, kembali ke realitas. Dengan cepat, dia melakukan lemparan bola, berusaha sekuat tenaga untuk memusatkan pikirannya pada permainan. Bola melayang di udara dan masuk ke dalam keranjang dengan sempurna, disambut tepuk tangan dari rekan-rekannya.

Namun, meskipun tubuhnya berada di lapangan basket, pikirannya terus terbang ke tempat lain, ke tawa Reka yang bergema di telinganya. Kael menyadari bahwa hari itu, di tengah keriuhan lapangan olahraga, hatinya telah tertawan oleh kebahagiaan sederhana yang ia saksikan dari kejauhan.

1
Batara Kresno
Luar biasa
Murni Dewita
👣
Yui
Luar biasa
Dede Mila
baca
Aisyah Suyuti
seru
Black Moon
Masih nunggu up nya, Thor.
renaa.
di chapter sebelumnya si arsan manggilnya cebol, trs micro sister, lah skrg malah kunti bogel 🙂
zakia Mutmainah
kenapa harus nolak reka? padahal kalo reka sama kael itu pasti cocok banget
Black Moon
Kalo Gw jadi Kael juga pasti mikirnya ke arah situ, sabar ya Kael tapi bukan itu yg mau dibicarakan 🙈
✓🥀 forever
suka/Heart/

smngt Thor
Moly
Lanjut...
charis@ŕŕa
up 1 lg dong
Erni Nofiyanti
pusing bacanya muter2,
Erni Nofiyanti
kirain mukanya rusak
Midah Zaenudien
cukup bagus cuma aku belum faham alur x
@ImIm: *Biar typo
@ImIm: Reka aka naya dipaksa sama author buat mengikuti cerita novelnya dimana Reka aka naya harus mati. Karena Reka menolak dan mencoba mengubah alur cerita biara tidak mati akhirnya author (penulis novel) memutar waktu. Dibagian pertama Reka berhasil memutuskan pertunangan tapi Reka tidak tahu kalau keluarganya mencelakai Rosa dan Gazef pemeran utama dalam cerita novel makanya Reka sempat bingung kenapa dia tiba-tiba ke tarik kembali ke awal cerita dimana dia masih berstatus tunangannya Gazef. Dibagian kedua dimana Reka menembak Gazef disitu titik awal Reka sadar kalau terjadi sesuatu yang buruk kepada pemeran utama maka Reka akan di tarik paksa kembali ke titik awal cerita.

Semoga paham dengan penjelasannya
total 2 replies
Black Moon
Ditunggu up selanjutnya, semangat Author
Lippe
kata cebol dengan berat hati masih keterima. Tapi..... MICRO???
semungil itu😭😭😭😭
Neng Rusyanah
Luar biasa
Grey
apa jangan² karena perasaan kael? author nya terlalu terobsesi sama peran si kael? atau author nya terobsesi sama ending dari pemeran utama yg dia ciptakan?
Grey
kirain gegara kata rawrr nya😂🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!