Bagaimana jika seseorang yang memesan kamar malam ini adalah bos sendiri?
akankah mundur? atau justru menikmati malam bersama?
Deandra menjelma menjadi dewi rembulan yang anggun di saat malam hari namun di siang hari dirinya hanyalah seorang office girl biasa.
simak lanjutan Ceritanya di sini
@Symott
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Symott, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana penyatuan
"kenapa begitu tidak sabaran" Dea meratakan make up , dan menambah sedikit lipstik merah.
Malam ini Dea harus bertemu dengan pelanggannya. Baru kali ini dia mendapatkan booking yang fantastis , sebelum bertemu orang tersebut sudah mentransfer separuh uang yang dijanjikan.
~
~
" Bagaimana? Kau mendapatkannya? " suara serak seseorang berbicara di dalam telepon.
"Sudah Tuan pukul sembilan malam dia akan datang"
"Bagus, tahan dulu sampai aku datang "
Panggilan berakhir.
Dea tidak tahu jika yang akan menyewa dirinya adalah Arson. Dengan bantuan dari anak buahnya Arson , Dea setuju untuk datang ke tempat yang sudah dipersiapkan.
"Malam ini , .. Aku sudah menantikannya" duduk menyilangkan kedua kakinya.
~ tuk
~ tuk
"Hahh syukurlah sudah sampai" berhenti sejenak merapikan rambutnya.
Seseorang yang menunggu Dea sudah duduk di meja dengan nomor delapan. Nomor yang dituju oleh Dea.
Dari belakang terlihat jika sosok itu begitu gagah dan tampan. Dea tidak salah menerima tawaran untuk menemaninya.
"Maaf permisi" Dea menyentuh bahu lebar sang laki laki dengan lembut.
Sosok yang sentuh Dea menoleh.
"Iya? Ada apa? " memasang wajah heran.
"Maaf apakah meja ini memang milik anda? " berkat ramah dengan penuh senyuman.
Laki laki itu juga terpesona melihat wanita di depannya itu. Tapi dirinya sadar tidak boleh terpikat dengan sosok ini . Karena wanita ini milik Bos nya , bisa habis masa hidupnya jika sampai berani mendekati wanita ini.
Menyentuhnya pun harus dibatasi karena dia juga diawasi oleh anak buah yang lain.
"Tentu ,.. Apakah Honey..."
Belum sempat laki laki melanjutkan perkataannya, Deandra sudah mengecup pipi laki-laki tersebut.
Mendapatkan perlakuan seperti itu si laki-laki membelalakkan matanya.
"Sial, nanti si Bos bisa salah paham padaku "
Sebelum bertindak terlalu jauh, tangan Deandra di cekal dan menariknya duduk di kursinya.
"Ternyata kau agresif sekali, bersabarlah sebentar.. Jangan terburu buru Honey "
Sesuai dengan perintah Bos , untuk mengajak Dea makan dan memastikan jika wanita ini makan dengan cukup untuk menambah tenaga agar kuat menghadapi serangan si Bos.
Sejauh ini rencana berjalan lancar tinggal membawa Honey ke tempat peraduan.
Dea merasa tidak nyaman karena diabaikan oleh partnernya ini. Bahkan saat akan memberikan sentuhan di dadanya di tepis pelan.
"Apakah aku tidak menarik? Kenapa dia sampai menolak ku " berkata dalam hati , dan memasang wajah cemberut.
"Gawat sepertinya dia marah karena berkali kali ku tolak , Astaga kenapa tugas ini jadi semakin sulit begini " berkata dalam hari dengan sesekali melirik kearah wanita Bosnya ini.
Mobil semakin cepat melaju, agar cepat segera sampai dan lepas dari tugas maut ini.
Mungkin awalnya kelihatan mudah tapi ternyata lumayan merepotkan tidak sesuai harapan.
" Sudah sampai, ayo turun " membukakan pintu.
"baiklah " mengandeng tangan laki laki.
Gleg,
Si laki-laki semakin panik , jika menolak lagi pasti rencananya akan batal karena wanita ini bisa marah dan merajuk. Tapi jika melanjutkannya nyawanya sedang dalam masa teggang.
"semoga Bos memaklumi... Semoga Bos tidak akan marah " komat kamit di dalam hati.
"Huff pasti malam ini akan menjadi malam yang panjang, sikap agresifku sepertinya tidak meluluhkan hatinya. Bagaimana jika dia tidak puas.. Uang yang sudah aku gunakan juga... Hahh semoga aman aman saja "
Dea berkecamuk memikirkan nasibnya malam ini. Jika kliennya ini tidak puas uang yang sudah terlanjur dipakai mana bisa dia kembalikan malam ini juga. Bodoh, harusnya jangan dia pakai dulu uangnya.
"Hei.. Kita sudah sampai"
Dea tidak sadar jika dirinya dipanggil panggil karena sudah sampai di kamar hotel.
"Kau melamun? lanjutkan nanti saja.. Ayo masuk " menarik tangan Deandra.
"emm iya " mengagguk menurut.