NovelToon NovelToon
9 MONTHS (Perjanjian Pernikahan)

9 MONTHS (Perjanjian Pernikahan)

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:8.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yutantia 10

Nuri terpaksa menerima perjanjian pernikahan 9 bulan yang ditawarkan Sabda, kerena Dennis, pria yang menghamilinya meninggal dunia. Sabda adalah kakak Dennis dan sudah memiliki istri. 9 bulan itu menjadi masa yang sulit bagi Nuri karena dia selalu mendapatkan intimidasi dari mertuanya dan istri pertama Sabda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27

Selesai membersihkan kaca, Nuri keruang kerja Sabda untuk beres beres disana. Kemarin saat menyapu ruangan itu, dia melihat rak penyimpanan buku yang sedikit berantakan. Hari ini, dia berniat merapikannya.

Nuri mulai merapikan rak buku. Membersihkan debu yang menempel dibuku, lalu menyusunnya lagi. Saat mengambil buku yang cukup besar, tiba -tiba ada sesuatu yang terjatuh dari dalamnya. Nuri menunduk untuk mengambil benda yang ternyata sebuah amplop. Dahinya mengkerut melihat nama sebuah rumah sakit yang tertera diamplop tersebut.

Tak mau dikira lancang, Nuri memasukkan kembali amplop tersebut kedalam buku. Tapi saat hendak mengembalikan buku ke rak, dia dibuat sangat penasaran dengan isi amplop itu. Tak pelak dia mengambil lagi dan membuka amplop tersebut.

Ternyata isinya adalah hasil tes pemeriksaan kesuburan milik Sabda, sayangnya Nuri yang merupakan orang awam, tak paham saat membaca hasil pemeriksaan tersebut. Terlalu banyak istilah asing disana.

"Kenapa surat ini disimpan disini? Kesannya seperti disembunyikan? Apa mungkin kak Sabda....Tidak, tidak mungkin, Kak Fasya selalu bilang jika mereka berdua sama sama subur." Nuri memasukkan kembali kertas tersebut kedalam amplop. Tapi ketika ingat Fasya dan Sabda yang sudah menikah lama dan tak kunjung punya anak, Nuri kembali dibuat penasaran dengan hasil pemeriksaan tersebut.

Nuri kembali mengambil kertas tadi. Mencari diinternet beberapa istilah yang dia tidak paham. Setelah dia telusuri, entah benar atau salah saat membaca hasilnya, tapi sepertinya..

"Kak Sabda mandul?" Nuri terduduk lemas dikursi kerja Sabda. "Tidak, aku pasti salah membaca isi surat ini. Tidak mungkin Kak Sabda mandul, aku pasti salah," Nuri bermonolog sambil menggelengkan kepala.

Tapi teringat Sabda yang sangat menginginkan bayi dalam kandungannya, Nuri jadi berfikiran lain.

"Benarkah karena dia mandul, makanya dia menginginkan anak ini?"

Nuri kaget saat ponsel yang dia pegang tiba-tiba berdering. Panjang umur sekali, orang yang sedang dia pikirkan tiba-tiba menelepon.

"I, iya Kak," ucap Nuri saat sambungan telepon terhubung.

"Aku tunggu diluar. Segera kesini, aku ingin mengajakmu keluar."

Seperti orang linglung, Nuri yang pikirannya sedang bercabang kemana mama malah mengangguk. Padahal jelas jelas, Sabda tidak sedang melihatnya.

"Nuri, kamu dengar aku kan?"

"Oh iya Kak. Aku akan segera keluar."

Nuri bergegas merapaikan semuanya seperti sedia kala. Setelah itu ganti baju dan siap siap sebentar lalu keluar untuk menemui Sabda.

Dia tak melihat Sabda dihalaman, hanya ada mobilnya saja. Saat dia hendak meneleponnya, ternyata ada pesan masuk dari Sabda, jika dia menunggu didalam mobil.

"Udah siap?" tanya Sabda begitu Nuri masuk kedalam mobil.

"Emang kita mau kemana? Bukannya Kakak tadi malam kurang tidur? Apa tidak masalah jika harus menyetir?"

Sabda tertawa ringan melihat kekhawatiran diwajah Nuri. "Tenang saja, tadi aku sudah tidur sebentar dikantor. Sekarang sudah fresh."

Nuri lega mendengarnya. Jangan sampai karena Sabda mengantuk, mereka jadi celaka.

"Kita mau kemana?" tanya Nuri.

"Aku lihat baju bajumu sudah mulai sesak, mungkin kita bisa ke mall untuk membeli baju hamil."

Nuri mengangguk. Sebenarnya dia tak masalah mau pergi kemanapun. Tapi masalahnya, dia masih kepikiran dengan hasil tes kesehatan tadi. Mungkin dengan keluar bersama Sabda, bisa memberinya kesempatan untuk sedikit mencari tahu.

"Maafin kelakuan ibu tadi ya?" Sebenarnya selama di kantor, Sabda masih kepikiran dengan kejadian tadi pagi. Dia merasa tak enak sekaligus kasihan pada Nuri. Dan dia mengajak Nuri keluar, salah satunya agar wanita itu bisa sedikit refreshing.

"Sudahlah Kak, aku sudah melupakannya," sahut Nuri sambil tersenyum getir. Bohong, tentu saja, ucapan kasar Yulia masih melekat erat diotaknya.

"Aku sudah berulang kali bicara pada ibu agar berlaku baik padamu. Tapi sepertinya, ucapanku hanya dianggap angin lalu."

"Itu karena dia sangat tidak suka padaku." Tiba tiba Nuri teringin memancing Sabda. Ingin tahu seperti apa reaksinya agar dia bisa menyimpulkan tentang hasil pemeriksaan tadi. "Ibu tak ingin anak yang lahir dari rahimku. Dia ingin anak dari rahim Kak Fasya, anak kandung kalian berdua."

Nuri memperhatikan raut wajah Sabda, terlihat pria itu menyunggingkan senyuman. Tapi bukan senyum manis, tapi senyum getir.

"Kak, apa nanti jika Kakak punya anak kandung, Kakak masih akan menyayangi anakku?"

"Kau bicara apa? Selamanya, aku akan menyayanginya, dia anakku Nuri. Aku akan menjadi papa terbaik untuknya."

"Tapi aku takut Kak, aku takut kakak mengabaikannya saat kalian punya anak kandung."

"Itu tidak akan mungkin."

Deg, Nuri seketika kaget.

"Maksudnya, Kakak tidak mungkin punya anak?"

Sabda langsung terlihat panik mendapat pertanyaan seperti itu. "Mak, mak, maksudku. Aku....aku tidak mungkin mengabaikan anakmu. Ya, itu maksudku."

Melihat kegugupan Sabda, Nuri jadi semakin yakin jika dia tadi sudah benar saat membaca hasil pemeriksaan kesehatan. Ya, Sabda mandul. Nuri bisa menarik kesimpulan seperti itu.

1
Ela Anjani
awal kehancuran Fasya kalau dia menerima ide Ringgo, karena begitu dia hamil maka suaminya akan tau kalau dia selingkuh, karena suaminya lah yang mandul
Puput Firdianti Yuzquin
Luar biasa
Wesley Cherrylava
Menangis aku Thor membayangkan ilusi suara keluarga Sabda hadir dihari pernikahannya/Cry//Cry//Cry/
Siti Sopiah
ehhh mertua sama menantu sama seperti iblis
Siti Sopiah
dasar mertua kurang ajar.tunggu pembalasanmu nenek lampir
Siti Sopiah
dasar mertua kurang ajar.tunggu pembalasanmu nenek lampir
rehanul karim
Kecewa
rehanul karim
Buruk
Milala Bre Karo
Kecewa
Milala Bre Karo
Buruk
Milala Bre Karo
Kecewa
Milala Bre Karo
Buruk
Yati Maryati
terima kasih Thor cerita nya keren banget
yutantia 10: Sama sama kak. Jangan lupa baca karya saya yang lainnya juga
total 1 replies
Diana Tampinongkol
Luar biasa
Yati Maryati
tenang nuri kamu dijaga dan tidak akan kekurangan uang
Yati Maryati
Luar biasa
CATHANNARANNERAA
Lumayan
CATHANNARANNERAA
Luar biasa
Debby Simangunsong
Bagus
Debby Simangunsong
Pergilah dari rumah itu,lebih baik km sendiri membesarkan anakmu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!