NovelToon NovelToon
Bayi Kembar Presdir Tampan

Bayi Kembar Presdir Tampan

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Single Mom / Anak Genius / Anak Kembar
Popularitas:857.5k
Nilai: 4.7
Nama Author: Ika Dw

"Aku tidak menyangka kau begitu tega padaku. Di saat aku bertugas di luar kota, kau malah selingkuh di belakangku. Aku menyesal karena sudah menikahi wanita sepertimu!"

Devina ditalak dan dituduh telah berselingkuh dengan pria lain yang tak lain adalah sahabat dari mantan suaminya, Marcell. Hidupnya jadi menderita dan terlunta-lunta ketika berpisah dari suaminya. Fitnah keji itu membuat anak kembar yang dilahirkannya harus menanggung beban penderitaan karena keegoisan orang tua. Dalam keadaan serba kekurangan, Devina berdiri sendiri untuk menjadi ibu sekaligus Ayah buat kedua anaknya.

Mampukah Devina melewati segala cobaan yang datang silih berganti dalam hidupnya?

Mungkinkah dia bersatu kembali dengan mantan suami setelah tahu dia memiliki anak yang harus dijaga bersama?

Kisah Devina hanya ada di Noveltoon, dengan judul Bayi Kembar Presdir Tampan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29. Belum Puas Membuatku Menderita?

Marcell melebarkan bola matanya saat datang dan langsung disambut makian oleh anak perempuannya. Bukannya ia marah, tapi ocehan bocah kecil itu membuatnya sangat gemas.

"Astaga, sayang, maafin Daddy ya nak, bukan maksud Daddy ingin meninggalkanmu, Daddy hanya sedang ada urusan penting yang tidak bisa Daddy abaikan. Daddy ini Daddy kalian, Daddy nggak pernah berniat untuk membohongi kalian."

Tangan Marcell terulur untuk menggendongnya, lagi-lagi Azalea menangkisnya dengan menangis.

"Tadi nanyain Daddy sampai nangis-nangis nggak mau mamam, sekarang Daddy udah datang malah ditolak, gimana sih? Mau nggak, digendong Daddy, kalau nggak mau biar Daddy pergi lagi," desis Devina.

Cukup geram menghadapi anak perempuannya yang lumayan keras kepala, selalu ingin menang dan selalu ingin benar, walaupun telah melakukan kesalahan. Sangat berbeda sekali dengan kembarannya, kenzo lebih diam, sikapnya dingin, tidak banyak bicara.

"Yaudah deh, aku mau digendong Daddy!"

Tak ingin kehilangan ayahnya lagi, Azalea pun menurunkan egonya dan mau digendong oleh Marcell. Marcell bangga, setidaknya kedatangannya kali ini direspon cukup baik oleh Devina dan juga anak-anaknya.

"Emangnya Lea belum makan? Dia kan lagi sakit yang, harus dipaksa buat makan. Lihatlah, badannya masih demam."

Kata 'yang' terngiang-ngiang di telinga Devina. Entah secara sadar atau tidak, Marcell mengucapkan kata sayang padanya, dan itu membuat tubuhnya seketika menghangat.

"Kok malah bengong, ditanya nggak dijawab!"

Marcell menatap Devina yang bengong dengan pikirannya yang kosong. Entah apa yang salah hingga membuat Devina diam tak bergeming.

"Vin? Kamu baik-baik saja kan?"

Seketika Devina gelagapan, tersadar dari lamunannya.

Hampir tiga tahun ia tidak ada yang memanggilnya sayang, masih orang yang sama kini kembali memanggilnya dengan sebutan sayang, dan itu membuatnya Dejavu.

"Ah! Iya tadi aku udah berusaha membujuknya untuk makan, tapi dianya tetap nggak mau, masih nungguin kamu datang, katanya mau makan kalau kamu yang suapi."

Tatapan Marcell beralih pada gadis kecil yang tengah digendongnya. "Apakah yang dikatakan mommy itu benar? Lea nggak mau makan sebelum Daddy datang?"

Perlahan dia menggeleng dengan wajah menunduk. "Iya, aku nggak mau mamam kalau Daddy nggak pulang lagi ke cini. Daddy udah janji nggak bakalan pelgi dali cini, tapi pas aku bangun Daddy udah nggak ada, Daddy udah bohongin aku, aku benci Daddy!"

Kembali Azalea merajuk dengan menenggelamkan wajahnya di dada bidang Ayahnya.

Rasanya ingin marah saat dibohongi, tapi dia juga takut daddy-nya nggak peduli lagi kepadanya.

"Lea benci Daddy? Serius ini Lea benci Daddy? Yaudah, kalau Lea benci sama Daddy, biar Daddy pergi aja."

Marcell suka menggodanya hingga membuatnya menangis.

Lea yang masih polos, ia benar-benar ketakutan akan kehilangan sosok Ayah dalam hidupnya.

"Enggak dad, enggak! Aku minta maaf, Aku nggak benci sama Daddy."

Tangan mungilnya begitu erat memegangi lengan kekar Marcell, dengan sekuat tenaganya ia menahan agar Marcell tidak pergi lagi darinya.

"Oke oke, Daddy hanya bercanda kok, nggak beneran. Sekarang Daddy kan udah ada di sini, Lea harus makan dulu ya, disuapi sama Daddy?"

Sesuai dengan janjinya yang hanya mau makan setelah Ayahnya kembali, akhirnya Lea menyetujui ajakan Marcell.

Marcell maupun Devina akhirnya lega karena Lea tak lagi keras kepala, mau nurut padanya.

"Ayo mom, ambilin makanan buat anakku, dia sudah berjanji mau makan."

Devina langsung bergegas masuk kembali ke dalam rumah dan menyiapkan makanan untuk Azalea.

Sedangkan Marcell mengajak Azalea untuk duduk di serambi depan sembari menemani Kenzo juga yang tengah bermain.

Bagaikan seperti mimpi saja ia dipertemukan kembali dengan orang yang sangat dicintainya.

Ditambah lagi kedatangan Devina dengan membawa anaknya membuatnya lebih semangat menjalani kehidupan yang nano-nano ini.

"Ekhem,"

Seorang laki-laki paruh baya tiba-tiba datang bertamu ke kontrakan Devina.

Marcell yang bukan penghuni kontrakan itu mengerutkan keningnya, tidak mengenali siapa sosok laki-laki itu.

"Ada yang bisa kami bantu Pak?"

Marcell bersikap ramah, ia langsung berdiri dan menyalaminya.

Tak lama dari itu Devina juga keluar dengan membawa sepiring nasi untuk menyuapi anaknya yang tengah rewel, sulit dibujuk untuk makan.

"Emm, sebelumnya saya tidak pernah melihat anda ada di sini ya mas? Kalau boleh tahu anda ini siapanya penghuni kontrakan ini? Di sini saya sebagai pemilik kontrakan harus tahu siapa yang telah bertamu di kontrakan milik saya."

Devina mulai ketar-ketir takut diusir oleh pemilik kontrakan karena sudah mengetahui ada seorang laki-laki bertamu di rumahnya.

Dia benar-benar sangat cemas jika saja diusir dari situ, anak-anaknya akan dibawa pergi dan tinggal ke mana lagi, sedangkan dia tidak memiliki uang banyak untuk menyewa kontrakan baru.

"Oh, jadi maksud Bapak datang kemari karena mencurigai keberadaan saya di sini?"

Marcell tahu jika dirinya tengah dicurigai oleh orang itu, tapi dia akan jelaskan siapa sebenarnya dirinya, dan apa maksud kedatangannya ke kontrakan Devina.

"Perlu saya perjelas Pak, sebenarnya saya ini adalah suami dari Devina, tapi karena saya sedang tugas di luar kota, saya meminta istri saya untuk tinggal di sini sementara waktu. Rumah kami masih direnovasi, dan masih belum bisa ditempati."

Devina melebarkan tatapannya menoleh pada Marcell yang tengah membohongi pemilik kontrakan.

Bisa-bisanya pria itu mengaku sebagai suaminya yang memintanya untuk mengontrak rumah karena rumahnya tengah direnovasi.

Yang ia takutkan jika saja semua orang tidak percaya dan mengetahui bahwa dirinya tidak memiliki hubungan apa-apa lagi maka akan menimbulkan fitnah dan bisa-bisa ia akan diusir dari rumah kontrakannya.

"Oh, jadi anda ini suami dari Nyonya Devina? Kenapa anda tidak tinggal di sini bersama dengan mereka? Dengan kehadiran anda sebagai tamu di sini, banyak sekali warga yang menggunjing dan langsung melapor pada saya, dan meminta saya untuk bertanya langsung pada Nyonya Devina. Kami tidak ingin ada orang lain datang kemari tanpa ada laporan yang jelas. Kalau boleh Bisakah anda memberikan kartu tanda pengenal anda untuk dicek kebenarannya?"

Tidak ingin merasa dibohongi oleh pendatang baru, sebagai warga yang baik pemilik kontrakan langsung meminta data diri dari tamu atau orang yang menempati kontrakannya.

Dia hanya ingin memberikan bukti pada warga sekitar agar tidak menggunjing buruk pada Devina yang masih baru tinggal di kontrakannya.

"Dengan senang hati Pak, saya akan tunjukkan identitas saya."

Marcell kembali berdiri dengan menggendong anak perempuannya dan merogoh dompet yang ada di saku celananya.

Dia mengeluarkan tanda pengenalnya tanpa rasa takut sama sekali.

Pemilik kontrakan itu membaca dengan jeli data diri yang dimiliki oleh Marcell, dia baru percaya kalau Marcell memang benar-benar sudah menikah, dan tidak berniat membohonginya.

"Bagaimana Pak? Apakah Bapak percaya kalau saya ini sudah menikah dan dia ini istri saya?"

Pemilik kontrakan itu mengangguk dan mengembalikan kembali kartu pengenal Marcell.

Dia meminta maaf karena sudah lancang pengen tahu pribadi seseorang, tapi demi keamanan bersama dia terpaksa lakukan itu.

"Saya percaya Mas, maafkan saya yang sudah lancang tidak mempercayai anda sebagai suaminya nyonya Devina. kalau begitu saya mohon pamit dan menjelaskan pada warga sekitar agar tidak menggunjing buruk pada Nyonya Devina."

setelah pemilik kontrakan itu pergi Devina lah yang kembali mengomeli Marcel.

dia benar-benar takut jika sampai ada warga yang tidak percaya dan akan mengusirnya dari kontrakannya itu.

"Kamu benar-benar keterlaluan! Kenapa kamu katakan kalau kita masih memiliki hubungan suami istri. Kalau ada orang yang tidak percaya dengan ucapanmu bagaimana? Apa masih belum puas juga membuatku menderita?"

1
aca
anak nyusain mati aja keras kepala
Aria Kenneth
si mc ngejar ngejar mulu udah tau gak di terima
Irma Suryani Siagian
lama2 muak juga liat Vina, egonya terlalu tinggi, gk kasihan sama anak, tunggu anaknya mati baru dia ngerti klw anak nya butuh ayah juga
dyah EkaPratiwi
Erlan ya
ardiana dili
lanjut
Bandar Jayalampung
tolong ya Thor yg terhormat bisa GK up nya jgn bikin org pnasaran
Isabell Serinah
jangan 2 si erlan
ardiana dili
lanjut
Hendro 212
paling erlan
Heny Yulifitria
udah jelas...Marcel dan adiknya bukan ank Erna..tp ank kandung ibu nadia
Karyati Sihombing
keras Kepala mu daging kurangi, anakmu berjuang didlmnya
ardiana dili
lanjut
ardiana dili
semangat kak
ardiana dili
lanjut
£rvina
Luar biasa
ardiana dili
lanjut
ardiana dili
semangat kak
ardiana dili
lanjut
Rossyana Devi
kok jadi salah ibunya sih,padahal dalam mendidik anak bapaknya juga punya peranan penting
lusi edward
kesian punya suami egois gitu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!