NovelToon NovelToon
Mengajak Gus Ilham Menikah

Mengajak Gus Ilham Menikah

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Enemy to Lovers
Popularitas:132.2k
Nilai: 4.8
Nama Author: Cici Wulandari

Memperhatikan cerita kehidupan seseorang yang sedikit berbeda, membuat wanita cantik bernama Nining tertarik akan sebuah masalah kehidupan Ustadznya.

Nining berniat mengajak Ustadznya menikah hanya sebuah gosipan.

Berhasil dan si lelaki menyetujui, apa yang akan di lakukan Nining selanjutnya saat setelah menikah dengan Ustadznya yang bernama Ilham?

Akankah nantinya Nining menyesal telah mengajak menikah Ilham?

Mari kita saksikan kisahnya hanya di aplikasi noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cici Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab - 24

Nining menggerakkan kelompok mata. Perasaannya begitu hangat dengan perlahan membuka mata yang terpaku melihat dada bidang Ilham yang tengah memeluknya. Ia sedikit bergerak untuk melihat wajah seseorang yang ia yakini benar itu adalah Ilham.

Garis wajah yang tegas, kulit wajah yang halus seperti bayi, bulu alis tebal, bulu mata lentik, hidung mancung, bibir tipis berwarna merah jambu dengan kumis tipis yang meramaikan suasana di sekitaran bibir Ilham.

Perlahan tangan Nining menyentuh bibir Ilham dengan sangat lembut. 'Abi menggunakan produk apa ya kok bisa sebagus ini?'

Ilham perlahan membuka matanya dengan melihat Nining yang terlihat memandangi bibirnya. "Apa yang sedang Ummi lakukan?"

Nining terkejut dengan kedua mata mereka saling bertukar tatapan. "Abi buat jantung aku mau copot aja. Kalau mau ngomong itu ngomong dulu Bi."

"Ini lagi ngomong Mi. Emang mau ngomong pakek apa?"

'Iya ya.' "Tapikan Abi bisa bergerak dulu pertanda bangun. Ini kayak hantu aja tiba-tiba ngagetin yang kayak di film horor." Nining masih mau menang dengan kembali ia memegang bibir Ilham. "Aku itu Bi penasaran Abi menggunakan produk apa bisa bibir Abi kayak begini? Apa Abi perawatan ya?"

"Ummi tau film horor dari mana?" Ilham malahan curiga dengan perkataan Nining yang satu itu. Ia rasa di pesantren tidak ada yang namanya nonton film horor kecuali nonton bareng ceramah para Kiai dan para guru.

Nining terdiam atas perkataannya yang keceplosan. Mereka sering menonton film sampai begadang di dalam pesantren gara-gara mereka membawa handphone secara diam-diam. Mereka sering terkena razia, jadinya berusaha menyimpan benda-benda ya di larang di atas plafon yang ada lubang untuk naik ke atas sana.

'Astagfirullah handphone gue juga di atas sana belum di ambil.'

"Jawab Mi."

"Di atas plafon Bi." Nining langsung menutupi mulutnya. 'Astagfirullah... Kali ini aku benar-benar ketahuan. Tamatlah riwayat ku kali ini.'

Ilham hanya diam dengan tatapan yang datar. Sembari mengikuti tingkah istrinya yang tadi menyentuh bibirnya tanpa berkata lagi.

Nining terkejut atas perilaku Ilham yang ternyata hanya fokus pada bibirnya yang menggunakan lip blam. "Aku enggak pakek apa-apa kok Bi." Nining kali ini tidak mau jujur atas kosmetik yang ia gunakan. Di pesantren itu tidak boleh menggunakan kosmetik yang mengandung unsur untuk menarik lawan jenis. Bagi santriwati menggunakan produk seperti lip blam saja di jadikan benda haram. Benda itu akan halal ketika mereka sedang di luar pesantren.

"Centil." umpat Ilham dengan wajahnya yang masih datar. Ia bukan tidak tau mana yang menggunakan produk itu mana yang tidak.

Nining seketika saja kesal dengan perkataan Ilham. Ia pun memasukkan jari Ilham ke dalam mulutnya sembari mengigit. Sontak saja Ilham terkejut dengan perbuatan Nining.

'Abi enggak kesakitan apa aku gigit begini? Kok dia diam aja.' Nining mencabut jari Ilham dari mulutnya. "Enggak seru." gumamnya.

Ilham begitu saja ingin mendekati bibir Nining dengan Nining begitu saja bergerak ingin berdiri.

Brak!!

"Aaaah... Isssshhh..." keduanya memegang kening masing-masing.

"Abi..." teriak Nining.

"Astaghfirullah..." Ilham menjauhi kepalanya untuk melihat ke arah lain.

"Abi tuh kasih tau dong kalau mau bergerak." oceh Nining.

"Ummi aja enggak kasih tau Abi kalau mau bergerak." baru Ilham bersuara untuk membela dirinya.

'Iya juga ya.' Nining langsung duduk sembari memperhatikan kondisinya yang telah menggunakan pakaian. "Ini siapa yang pasang Bi?"

Ilham ikuti duduk dengan masih mengelus keningnya itu. Kepala istrinya ternyata cukup keras. "Abi, Mi. Kalau Ummi sudah baikkan kita pulang yuk. Abi ada kerjaan." ajak Ilham yang turun dari ranjang.

Nining tersentuh atas kebaikan suaminya itu. "Terimakasih Abi. Abi baik banget sama aku." Nining ikut turun dan berdiri.

Ilham menggelengkan kepala saja melihat tingkah Nining. "Itu sudah menjadi tugas Abi menjadi seorang suami. Sekarang bagaimana kondisi Ummi? Kalau masih sakit, Ummi tinggal aja di rumah Uma."

Nining rasa tubuhnya baik-saja. Malahan kakinya ikut sembuh. "Aku sudah sembuh Bi. Eh... Tapi masa aku enggak minum obat bisa sembuh begini. Perasaan," Nining mengingatkan kondisinya yang pernah saja masuk rumah sakit gara-gara ia tidak mengonsumsi obat.

"Abi yang memasukkan obat ke dalam mulut Ummi. Sudahlah kita pulang kalau Ummi sudah baikkan. Ummi pakek hijabnya. Itu di atas meja." Ilham menunjuk meja kecil di dekat Nining. "Soalnya sebentar lagi mau sholat ashar. Abi hari ini sholat di rumah aja, ada tausiyah lewat jalur online." sambung Ilham.

Nining langsung menggunakan hijab. "Ayo Bi."

Ilham memperhatikan jalan Nining yang sudah kembali seperti semula. Ia pun kembali berjalan keluar kamar dengan Zulaikha dan Basro tengah bersiap-siap untuk ke pesantren.

"Alhamdulillah... Ternyata kamu sudah sembuh Nak." ucap Zulaikha saat kedua anaknya mendekati.

"Alhamdulillah Ma. Terimakasih berkat kalian aku bisa langsung sembuh kayak begini. Lihat nih Uma," Nining sedikit melompat-lompat dengan semuanya menahan tawa. "Aku sembuh, bisa jalan kayak biasanya."

"Alhamdulillah..." ucap Basro dan Zulaikha merasa senang bahwa anak menantunya telah pulih kembali.

"Maaf Uma, Abah, hari ini seperti biasa aku sholat di rumah. Yang menjadi Imamnya Soni." Jelas Ilham.

"Baiklah kalau begitu. Hati-hati di jalan. Oh iya Nining bukannya belum makan siang ya tadi Ham, makan dulu sebelum pulang." Zulaikha mengingat pada anak menantunya yang belum makan sama sekali.

Ilham juga baru ingat, ia pun melihat ke Nining. "Benar kata Uma. Ummi makan dulu ya."

Nining mengangguk saja. Ia memang baru sadar kalau cacingnya sudah memasak spanduk untuk diberikan makan. Jika tidak di berikan maka cacingnya akan mogok kerja.

"Iya sudah kalau begitu Abah sama Uma berangkat ke masjid. Assalamualaikum." ucap Zulaikha.

"Waalaikumsalam." ucap Nining dan Ilham.

1
Nova Nurdin
oooo begotih cwritanyahhhhh
Nobita Nobi
terlalu cepat manggil Abi Umi nya... kata aku sih mending panggil mas Gus sm adek ajah..lebih gemoy
Sri Hayuni
Lumayan
Widi Widurai
lagian jd manusia ini bukan polos tp bgo.
Nana Niez
nining nining smp akhir ttp gokil🤣🤣🤣🤣
Nana Niez
astaghfirullah niniiiiing 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Nana Niez
🤣🤣🤣🤣nining bikin sakit perut
Tri Retno
👍
Sarah Yuniani
O M G !!!
Sarah Yuniani
Nining Nining ....
Sarah Yuniani
ummi genit ya sama Abi 😂
Sarah Yuniani
ehh si Ilham curi curi yaa 😂
Sarah Yuniani
wah udah Abi umi aja nihh
Sarah Yuniani
duh perkara cium tangan sampe berapa bab ini 😂😂
Sarah Yuniani
sat set banget Gus ❤️
Meysha Talitha Putri
Luar biasa
Anonymous
.
Ekha, S
otw kak Cici🏃🏃
Eva Karmita
ini kisah manto yang dandan kayak cewek kan yg tobat pengen jadi cowok maco ??
Cici Wulandari: betul Kak
total 1 replies
Defi
ya ampun mirip es mambo si Nining 😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!