Cobaan Demi cobaan yang datang dalam rumah tangga Dea seakan tiada hentinya.
Setelah resmi bercerai dengan suami pertamanya yang sangat jarang memberinya nafkah berupa uang, Dea harus rela menjadi isteri siri seorang anggota TNI.
Cobaan yang dijalani Dea semakin berat menjadi seorang isteri siri, Selain Dea harus berjuang untuk menghidupi anaknya sendiri, Sang suami juga tidak memperlakukan Dea dengan baik, Bahkan selama menikah dengan suaminya yang bernama Anton itu Dea kerap disakiti dan disiksa.
Akankah Dea sanggup menghadapi ujian demi ujian yang datang sirih berganti itu! ataukah Dea akan menyerah dengan keadaan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon christinsenia seranica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24
"Elu mau ajak isteri elu yang mana untuk ke sembalun!" Ucap Ridwan pada Anton.
"Elu sendiri mau ajak siapa? Atau elu ajak Ana saja!" Anton menatap ke arah Ana.
"Ogah gue ke sembalun sama dia!" Ucap Ana
"Siapa juga yang mau ajak elu, Mending gue sendiri aja kesana!" Ucap Ridwan.
Beberapa saat setelah itu, Sore pun tiba. Setelah sore, Anton pun bergegas untuk pulang. Sesampainya dirumah, Anton melihat Rita tampak sedang berdandan.
"Kamu mau kemana?" Tanya Anton
"Aku mau keluar sama teman-temanku!"
"Terus anak-anak bagaimana?"
"Kamu kan sudah pulang, Kamu gantian dong jagain anak-anak!"
"Enggak bisa begitu sih Ta, Nanti kalau dia rewel bagaimana?"
"Ya kamu tinggal kasih susu aja, Gitu aja kok ribet!"
"Ta, Jangan begitu dong!"
"Apaan sih mas, Aku sudah telat nih!"
Setelah itu, Rita pun tampak pergi berkumpul dengan teman-temannya. Sementara Anton, Tampak sibuk menggendong bayinya. Ketika Anton tampak sedang menggendong bayinya, Tiba-tiba anaknya yang satunya menangis.
"Kamu kenapa sayang, Kok tiba-tiba menangis?"
"Ciko lapar ayah, Ciko belum makan dari siang!" Ucap anak itu dengan polosnya.
"Emangnya mama enggak beliin Ciko makanan tadi,"
Ciko tampak menggelengkan kepalanya, Putra Anton itu tampak memegangi perutnya saking laparnya.
Anton yang melihat itu merasa sangat kasihan pada anaknya, Dia benar-benar tak tega melihat anaknya seperti itu. Lalu Anton dengan cepat membuatkan mie untuk anaknya itu.
"Ayah, Udah belum. Ciko lapar!" Ucapnya seraya memegangi perutnya.
"Iya sayang, Sebentar lagi ya!"Ujar Anton.
Beberapa saat kemudian, Mie yang Anton buatkan untuk Ciko telah jadi. Setelah itu, Ciko menyantap mie itu dengan sangat lahap. Anton yang melihat anaknya seperti itu, Menjadi sangat marah dengan isterinya itu. Pria yang memiliki dua isteri itu benar-benar tak menyangka jika isterinya itu tega tidak memberi anaknya makan.
"Kamu benar-benar keterlaluan Rita!" Gumam Anton.
Seusai Ciko makan, anak yang baru berumur lima tahun itu pun langsung tidur. Setelah Ciko tertidur, Anton pun tampak menghubungi isterinya itu.Namun, Berulang kali menghubungi sang isteri, Panggilan Anton tak terjawab juga oleh isterinya itu.
Anton benar-benar dibuat kesal dengan sikap isterinya pada hari itu. Anton benar-benar tak menyangka jika semakin lama, Isterinya itu semakin bertingkah saja. Padahal segala fasilitas telah Anton berikan semua pada isterinya, Namun bukannya sang isteri fokus pada tugasnya menjadi ibu rumah tangga, Tetapi malah keluyuran di luar rumah.
Ketika Anton tampak menunggu isterinya pulang, Tiba-tiba saja bayinya menangis dengan sangat keras. Mendengar tangisan itu, Anton segera bergegas menuju kamar bayinya itu.
"Sayang, Kok nangis sih!" Ucap Anton seraya mengangkat bayi mungil itu dari tempat tidurnya.
Seusai mengangkat bayi mungil itu, Anton pun membuatkan susu untuk bayinya itu, Lalu diberikan pada bayinya itu.
"Kamu lapar ya sayang makanya terbangun!" Ucap Anton pada bayinya itu.
Bayi mungil itu tampak tersenyum mendengar ucapan ayahnya itu, Seolah bayi mungil itu paham dengan apa yang di ucapkan sang ayah.
Seusai memberikan susu pada bayinya itu, Anton pun tampak menggendong bayi itu agar kembali tertidur. Di saat-saat seperti itu, Tiba-tiba Anton teringat akan isteri mudanya.
"Rita sangat berbeda dengan Dea, Meski aku sering menyakiti Dea, Tetapi dia selalu mengurusiku!" Gumam Anton
Beberapa saat kemudian, Rita pun pulang dengan membawa belanjaan yang sangat banyak, Anton yang melihat itu semakin geram.
"Kamu keluar meninggalkan anak-anak hanya untuk ini!" Tunjuk Anton ke arah tas belanjaan yang dibawa oleh isterinya itu.
"Sudahlah mas, Aku capek mau tidur, Aku lagi enggak ingin berdebat!" Ucap Rita dengan santainya.
"Rita, Aku belum selesai bicara!" Teriak Anton.
"Sudah aku bilang kan, Aku sedang malas berdebat!" Ucap Rita kembali.
"Kamu benar-benar keterlaluan Rita, Aku berikan kamu semua fasilitas ini tapi mengurus anak-anak saya kamu enggak becus!" Ungkap Anton yang terlihat marah.
"Kamu bilang aku enggak becus mengurus anak, Kamu pikir mengurusi anak itu enggak capek!" Mata Rita tampak berkaca-kaca.
"Capek kamu bilang, Selama ini apa pernah aku marah meski kamu enggak pernah sekali pun memasak untukku, Apa itu yang kamu bilang capek!" Ungkap Anton dengan panjang lebar.
"Oh, Jadi kamu mulai permasalahkan semua itu!" Rita tampak geram.
"Bagaimana aku enggak permasalahkan, Kamu itu semakin ngelunjak kalau didiamkan!"
"Aku capek berdebat denganmu!" Ucap Rita lalu pergi dari hadapan Anton.
Setelah Rita pergi, Anton pun tampak menidurkan bayi yang sedang digendongnya itu. Seusai menidurkan bayi mungil itu, Anton berjalan ke garasi untuk mengambil mobilnya. Namun, Ketika hendak mengambil mobilnya, Tiba-tiba Rita mengentikan langkahnya.
"Kamu mau kemana?"
"Aku mau keluar, Aku lagi malas dirumah!"
"Ya sudah, Sekalian aja enggak usah pulang-pulang!"
"Baik kalau itu permintaanmu!"
Setelah itu Anton pun segera mengemudikan mobilnya itu. Sepanjang perjalanan, Anton terus teringat dengan sikap isterinya yang telah melampui batas kewajaran.
"Jangan salahkan aku jika perasaanku padamu mulai memudar, Itu karena sikapmu sendiri!" Gumam Anton seraya memegangi setir mobilnya.
Beberapa saat kemudian, Anton telah sampai didepan rumah Dea. Sesampainya disana, Anton melihat isteri mudanya itu tampak sedang bersedih seraya bersandar di dekat pintu depan.
"De, Kamu kenapa disini? Udara diluar dingin loh!" Ucap Anton.
"Aku hanya sedang memikirkan Dina mas, Aku enggak tahu dimana dia sekarang!" Mata Dea tampak berkaca-kaca.
"Kamu enggak usah sedih, Polisi pasti kan berusaha mencari Dina!"
"Iya mas, Semoga polisi cepat menemukan Dina!"
"Oh iya De, Mas ada tiket nih untuk menginap di sembalun. Kamu ikut ya!"
"Bagaimana bisa mas aku liburan, Sementara Dina saja belum ketemu!"
"Iya mas tahu, Tapi kan mas ajak kamu supaya pikiran kamu sedikit refresh. Enggak baik lo terlalu larut dalam kesedihan!" Anton tampak membujuk isteri mudanya itu.
"Ya sudah deh mas aku ikut!"
"Nah gitu dong!"
**********
Keesokan paginya, Anton dan Dea tengah bersiap-siap untuk berangkat ke sembalun. Ketika mereka hendak berangkat, Tiba-tiba Ridwan datang menghampiri mereka.
"Brow, Gue nebeng ya sama elu! Mobil gue tiba-tiba masuk bengkel!" Ucap Ridwan dengan nafas terengah-engah.
"Ya sudah, Ayok masuk!" Ucap Anton.
Lalu ketiganya pun berangkat menuju sembalun. Sepanjang perjalanan menuju sembalun, Dea tampak menikmati keindahan perjalan menuju kesana. Suasana diperjalanan itu tampak menyejukkan mata seorang yang melihatnya. Di kiri kanan jalan itu tampak bukit yang membentang luas, Ditambah lagi dengan suasana persawahan yang tampak hijau dan udara sekitar yang masih sangat alami.