Antagonis Mommy

...*...

...*...

...*...

Malam semakin larut. Bulan yang semula nya bersembunyi malu-malu, kini perlahan menampakkan dirinya.

Di bawah sinar rembulan, seorang wanita memijat pelipisnya pelan. Seorang pria muda di depan nya nampak meringis kala sesekali wanita di depannya meminum air dingin begitu banyak.

"Kakak, apa yang kakak lakukan di sekitar sini?"

Bella yang sudah lumayan sadar menatap pria muda di depannya, Ace. Pria muda yang waktu itu ia tabrak.

"Aku sedang mencari taxi, tapi tidak ada yang lewat." Ucap Bella sedikit cemberut.

Ace terkekeh mendengarnya. "Kakak lucu sekali, jam sudah hampir pukul satu sekarang, mana ada taxi? Lagipula di mana suami kakak? Apa kalian tidak bersama."

Bella mengetuk kening nya pelan. Dia lupa tentang Orion. pria itu pasti menunggu nya. mungkin.

"Mampus. Pasti Orion sedang menunggu ku. Aku harap dia tidak menunggu ku."

"Ace, terima kasih sudah membantuku. Aku harus segera kembali." Bella merapikan pakaian nya dan meraih tas nya.

"Tapi kakak akan pulang dengan siapa? Bagaimana jika aku ambil dulu motorku?"

Bella menggeleng. "Kau sudah banyak menolong ku Ace, aku tidak ingin merepotkan mu. Rumahku jauh dari sini, kau harus sekolah bukan?"

"Iya, tapi -"

"Nona Bella!"

Ace dan Bella menoleh ke sumber suara. Kening Bella berkerut melihat kehadiran Saga, bukankah pria itu sudah pergi?

"Saga?" Gumam Bella.

Saga tersenyum ke arah Bella, lalu ke arah Ace.

"Saya sudah mencari Nona sedari tadi. Ini sudah larut malam, biar Saya antar." Ucap Saga mempersilahkan Bella melangkah lebih dulu ke mobil.

Meski masih bingung dengan kehadiran Saga, Bella melangkah, setelah berpamitan dengan Ace.

"Ace, sekali lagi terimakasih. Aku pulang lebih dulu."

"Ah ya kakak. Sampai jumpa." Sahut Ace.

"Saya juga pamit." Pamit Saga pada pria yang lebih muda darinya itu.

Setelah mobil yang membawa Bella pergi, Ace menghela nafas pelan.

"Kakak cantik seperti nya bukan orang sembarang."

...***...

"Nona, sudah sampai."

Saga keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Bella.

Bella tersenyum tipis, lalu keluar dengan pelan. "ya, terima kasih Saga."

"Sama-sama Nona, jika begitu saya pamit dahulu." Ungkap Saga lalu masuk kembali ke dalam mobil nya.

"Ya, hati-hati."

Setelah mobil Saga hilang dari pandangan nya. Bella masuk ke dalam rumah dengan kunci cadangan nya.

"Baru beberapa hari di dunia ini, benar-benar cukup melelahkan. "

Bella memijat pelipisnya pelan. Tatapan nya menerawang kejadian tadi.

"Aku benar-benar tidak menyangka pria tadi adalah Axel, kakak kandung Orion. Tapi apa hubungannya dengan tokoh antagonis ini?" Gumam wanita itu sembari kembali memijat pelipisnya.

"Yang jelas pria itu bukan pria yang baik. Pasti ada niat terselubung. " Yakin Bella.

Pandangan Bella beralih pada lantai dua. "Apakah Orion dan Leon sudah kembali? Atau mereka menginap di rumah Erik dan Erina?"

Tidak mau ambil pusing, Bella menaiki anak tangga menuju lantai dua tempat kamarnya berada.

Namun, tiba-tiba di Orion berdiri di ujung tangga seolah menunggu kehadiran nya.

"Orion?" Gumam Bella mengerjapkan matanya.

"Kalian tidak menginap di rumah Erik dan Erina?"

"Kenapa masih belum tidur? Ini sudah malam Orion, tidurlah... Besok kau bekerja bukan?"

Bella melan salivanya ketika tidak mendapat respon dari pria di hadapannya. Pria itu hanya diam menatap nya.

Namun tindakan selanjutnya pria itu membuat hatinya bergetar. Orion, tiba-tiba saja memeluk nya erat. Pria itu bahkan meletakkan kepalanya di pundak nya.

"Ehhh... Ada apa, Orion?

"Ada apa dengan nya?" batinnya merasa bingung dengan sikap Orion.

Orion semakin erat memeluk Bella. "Kenapa istri begitu lama? Ini sudah sangat larut, aku benar-benar mengkhawatirkan istri."

Bella tersenyum tipis. "Jadi kamu menungguku?"

Orion melepas pelukannya. Lalu mengangguk cepat. "Tentu, aku sangat khawatir pada istri."

Bella terkekeh mendengarnya. Membuat Orion menundukkan kepalanya.

"Kenapa dia tertawa? Apa ada yang lucu? Lagipula bukankah dia sudah terbiasa pergi pulang malam?"

"Orion, sekarang tidur lah. Aku sudah pulang bukan? Lain kali jangan terlalu mengkhawatirkan aku, lagipula tadi aku pergi dengan kak Saga." Ucap Bella sembari mengalungkan tangannya di leher Orion.

Orion memalingkan wajahnya yang bersemu. Tapi kemudian ekspresi wajah nya berubah.

"Ini... Bau alkohol. Apa istri??"

"Istri, apa istri bersenang-senang? Bahkan sampai larut malam."

Bella tampak kikuk, dan wajah kebingungan nya jelas terbaca oleh Orion.

"Yah, kurasa cukup menyenangkan. Maaf ya, membuatmu harus menungguku hingga tengah malam."

Orion menggelengkan kepalanya. Bibir nya ia paksa kan tersenyum.

"Tidak."

"Jika begitu, aku ingin istirahat lebih dulu."

Sebelum Bella melangkah pergi, Orion menahan pergelangan tangan nya.

"Tunggu. Istri, apa tidak ada hal yang ingin istri katakan."

Bella mengerutkan dahinya. "Mengatakan apa? Oh, ya aku lupa. Bagaimana makan malam hari ini? Apa Leon sudah tidur?"

Orion tersenyum kecil. Lalu pria itu menundukkan kepalanya. "Leon, dia sudah tidur."

Bella menghembuskan nafas pelan. "baguslah jika sudah tidur. Kau juga harus tidur Orion, aku juga. Sudah ya? Aku lelah." Ucap Bella buru-buru melenggang pergi ke kamar nya.

Orion tersenyum getir. Tatapan nya berkaca-kaca menatap punggung Bella hingga hilang dari pandangan nya.

"Istri...."

"Mengapa aku begitu bod0h? Mengapa aku begitu berharap?"

Pria itu terkekeh pilu. Menertawakan dirinya sendiri.

"Aku pikir istri benar-benar telah berubah. Aku pikir kau akan mengatakan semuanya dengan jujur Bella. Bahwa saga, bukan kakakmu."

"Mengapa istri terus berbohong? Apakah memang hanya aku yang cinta?"