Karena sebuah kecelakaan, Arumi terpaksa menjadi istri kedua dari seorang Malik Al Rasyid juga menjadi ibu bagi Attar, putranya Malik.
Lantas apakah Arumi akan terus bertahan menjadi istri kedua Malik atau memilih untuk meninggalkannya setelah istri pertama Malik kembali juga setelah Arumi mengetahui fakta jika ia telah salah paham terhadap seseorang di masa lalu ?
Yuk ikuti ceritanya Arumi (spin of Bukan Surgaku)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda Nova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhirnya Hamil
Arumi dan Alya menatap pemilik suara. Keduanya nampak terkejut melihat sosok yang berdiri tak jauh dari mereka.
" Kak Husen ? Kok ada disini ? " heran Arumi saat melihat saudara sepupu Malik itu.
Husen tertawa kecil sambil menggaruk-garuk pelipisnya.
" Iya, kebetulan lagi ada kerja sama dengan pihak kampus. Jadi belakangan ini bolak-balik kesini " jawab Husen.
" Ternyata kamu kuliah disini ya. Kok Malik gak pernah cerita ya " tambah Husen kemudian.
" Emangnya Kak Husen pernah nanya ? " balik Arumi.
" Iya ya. Aku kan gak pernah tanya, lagian si Malik juga gak mau cerita tentang kamu. Dasar over posesif tuh anak " gerutu Husen yang diangguki oleh Arumi.
Arumi sangat setuju dengan pandangan Husen bahwa suaminya itu over posesif dan protektif.
" Ehem... "
Alya berdehem, membuat Arumi dan Husen mengalihkan pandangan mereka ke arah Alya.
" Eh, kenalin Kak. Ini temen aku, Alya " sebut Arumi mengenalkan Alya kepada Husen.
" Hai, kenalin aku Husen. Sepupunya Malik, suami Arumi. Perasaan kita pernah ketemu ya " ucap Husen nampak mengingat-ingat hingga keningnya berkerut.
" Ah iya, kemarin kita pernah ketemu. Waktu itu kita tabrakan di deket tempat parkir " jelas Alya.
" Oh iya... Ternyata itu kamu " sahut Husen terkekeh.
" Senang ketemu kamu lagi, Al " ucap Husen sambil menatap Alya.
Ditatap seperti itu membuat Alya sedikit grogi.
" Eh, by the way kalau kamu beneran hamil, Malik pasti seneng banget " seloroh Husen kepada Arumi.
" Siapa yang hamil ? Kamu hamil sayang ? " tanya Malik yang tiba-tiba berada diantara mereka. Bahkan tatapan mata Malik tertuju ke perut Arumi.
" Lho Mas ? Kapan sampai ? " tanya Arumi saat melihat Malik bersama Omar.
" Baru sampai sayang. Jadi omongan si Husen ini bener ? Kamu kenapa gak cerita sama aku ? Ya udah kalau gitu kita langsung periksa ke dokter " berondong Malik lalu menarik Arumi agar duduk di pangkuannya.
Ia pun segera menjalankan kursi rodanya meninggalkan Alya dan Husen tanpa mendengarkan penjelasan Arumi lebih dulu.
Omar pun beranjak dari sana mengikuti Malik setelah sebelumnya menganggukkan kepala berpamitan kepada Husen dan Alya.
" Mas... Ih, aku belum pamitan sama Alya dan Kak Husen " Arumi mengerucutkan bibir saat masuk ke dalam mobil.
" Udah diwakilin sama Omar, sayang " sahut Malik dengan entengnya kemudian menyusul duduk di samping sang istri.
Omar pun segera masuk ke dalam mobil setelah memasukkan kursi roda yang dipakai Malik.
" Langsung ke rumah sakit, Mar ! " titah Malik.
" Baik, Tuan " jawab Omar dengan patuhnya.
Mobil mewah itupun segera melaju menuju ke rumah sakit sesuai perintah Malik.
Sementara itu, Alya masih terbengong-bengong melihat Malik yang membawa pergi Arumi begitu saja. Padahal, ia pun pernah melihat Malik melakukan hal yang sama saat bertemu Pandu tempo hari.
" Jangan kaget gitu ! Malik tuh emang begitu orangnya. Posesif sama apa yang udah jadi miliknya. Apalagi itu, istrinya sendiri " celetuk Husen menyadarkan Alya jika dirinya tak sendirian disana.
Gadis cantik dengan rambut diikat itu hanya tersenyum kaku sambil menggaruk kepalanya.
" Ah iya sih, ini bukan pertama kali aku lihat Arumi dibawa pergi dengan cara kayak tadi " cicit Alya kini bisa terkekeh.
Husen memerhatikan gadis berlesung pipi itu. Satu kata yang ada dalam pikirannya.
Cantik
Ya, meskipun style berpakaiannya tidak seperti Arumi yang terlihat cantik dan anggun dengan hijabnya.Tapi ada daya tarik tersendiri saat melihatnya tertawa yang menampakkan gigi gingsulnya.
" Kalau gitu, saya permisi deh Pak "
Suara Alya membuat Husen sadar jika gadis cantik itu akan beranjak dari tempatnya duduk.
" Kamu mau kemana ? " tanya Husen.
" Saya masih ada kelas sebentar lagi. Tadi cuma temenin Arumi aja " jawab Alya sambil meraih tas slempangnya lalu melingkarkan pada lehernya. Ia juga membawa tas jinjing yang berisi laptop.
Husen meraih tas jinjing milik Alya, membuat Alya kaget.
" Eh... Saya bisa bawa sendiri, Pak " cegah Alya saat Husen berhasil mengambil tasnya itu.
" Udah, gak apa-apa. Sekalian aja, masa saya biarin perempuan bawa barang sementara saya gak bawa apa-apa " sahut Husen.
" Tapi... "
" Udah gak usah protes. Harusnya kamu tuh seneng bisa saya bawain barangnya. Orang lain tuh malah rela bawain barang saya biar bisa jalan sama saya. Ah satu lagi, jangan panggil saya Pak ! Berasa udah tua saya " potong Husen lalu berjalan mendahului Alya.
Alya akhirnya berjalan mengikuti Husen. Jantungnya berdebar-debar karena bisa berjalan bersama pria seperti Husen yang ketampanannya sebelas dua belas dengan suaminya Arumi itu. Maklumlah, masih saudaraan.
Ya Allah... Mimpi apa aku semalem bisa jalan sama cowok ganteng kek gini ?
Alya membatin sambil senyam-senyum sendiri.
Sementara Husen pun ikut tersenyum melihat gadis yang berjalan di belakangnya itu.
Sampai akhirnya, langkah mereka terhenti saat Alya memasuki gedung perkuliahannya.
" Sampai disini aja Pa... Eh Kak " ucap Alya sambil mengambil tas miliknya yang ada di tangan Husen.
" Kamu kuliah jurusan akuntansi ? Semester berapa ? " tanya Husen.
" Iya, Pa... Eh Kak. Semester 6 " jawab Alya yang harus selalu meralat panggilan untuk Husen.
Husen mengangguk lalu menyerahkan tas milik Alya.
" Terima kasih, Kak " ucap Alya sebelum akhirnya meninggalkan Husen.
Husen masih menatap kepergian Alya, kemudian ia menuju ruang rektorat setelah Alya menghilang dari pandangannya.
Mobil yang dikendarai Omar telah berhenti di lobi rumah sakit. Omar bahkan telah meminta janji temu dengan dokter kandungan tentu saja atas perintah Malik.
" Mas, aku tuh gak hamil. Tadi itu Alya cerita tentang kakaknya. Kebetulan gejala awalnya mirip sama yang aku rasain sekarang makanya dia pikir aku hamil juga. Terus Kak Husen datang pas kita lagi cerita tentang itu dan dia kira aku hamil " jelas Arumi tak ingin kedatangan mereka ke dokter berakhir sia-sia.
" Makanya kita periksa aja, supaya tenang. Syukur kalau kamu hamil. Kalau belum hamil, ya kita perlu usaha lebih lanjut " sahut Malik santai.
" Tapi Mas... " Arumi menghentikan langkahnya membuat Malik ikut menghentikan laju kursi rodanya.
" Kenapa ? Kamu gak mau hamil anak Mas ? " selidik Malik dengan sebelah alis yang terangkat.
" Bukan begitu, Mas. Aku cuma takut Mas kecewa kalau kenyataannya aku belum hamil. Lagipula seminggu yang lalu aku baru periksa pakai tes pack dan hasilnya negatif " jawab Arumi lesu.
Malik meraih jemari tangan sang istri lalu menggenggamnya dengan erat.
" Apapun hasilnya nanti, aku gak akan kecewa sayang. Kalau kamu hamil, alhamdulillah. Berarti Allah memberikan kepercayaan buat kita. Tapi kalau belum ya alhamdulillah juga, berarti kita harus lebih berusaha lagi. Aku gak keberatan kok kalau usaha terus-terusan " ucap Malik dengan seringai di wajahnya.
" Mas Malik, iih... " Arumi mencubit lengan sang suami. Alih-alih meringis, Malik justru terkekeh melihat sikap sang istri.
" Ya udah, sayang. Mendingan kita periksa aja ya ! Feeling aku sih kayaknya kamu beneran udah isi " ucap Malik.
Mereka pun akhirnya menuju ke ruangan dokter.
" Selamat, Tuan dan Nyonya ! Kalian akan segera menjadi orang tua "
Ucapan selamat diberikan dokter wanita tersebut kepada Arumi dan Malik setelah melakukan USG.
Malik dan Arumi mengucapkan syukur berkali-kali saat melihat layar yang memperlihatkan adanya kantung di dalam rahim Arumi.
" Alhamdulillah... Terima kasih ya Allah... Terima kasih sayang " ucap Malik sambil mencium kening Arumi.
...****************...
Dear, readerku yang baik...
Author mau minta maaf karena gak bisa up rutin. Apalagi di bulan Ramadhan ini, karena ada satu dan lain hal yang harus author kerjain juga.
Semoga masih setia ngikutin cerita author ini ya 😁
Tolong doain aja, supaya semuanya dilancarkan dan dimudahkan jadi bisa terus up 🙏🏼🤗
Biar gak kesel nungguin ceritanya up. Bisa mampir ke cerita author yang lain ya ( Banyak yang udah tamat kok 😊 )
Author juga mau ucapin Selamat Menjalankan Ibadah Puasa bagi umat muslim yang menjalankannya.
Semoga amal ibadah kita diterima dan diganjar pahala berlipat oleh Allah SWT. Aamiin 🤲🏻🤲🏻
Terima kasih semua, Love you all 😘😘
wah gak terasa sudah happy Ending semua, bakalan kangen sama keuwuan mereka semua.
Terima kasih kak , karya kakak bagus banget, dapat menemani aktifitas ku sehari2 selama ini /Pray//Heart//Kiss//Kiss/
Ditunggu lanjutan cerita Nura, thor 🤗
Tinggal dijaga dengan baik spy sehat2 selalu