Perjalanan waktu seorang wanita yang sangat luar biasa, penuh dengan talenta di setiap bidangnya bukan hanya itu dia juga menjadi rebutan semua pria dan bahkan dia adalah bos besar dari seluruh mafia.
Namun sayang dia harus berakhir dengan pengkhianatan dari keluarganya sendiri hingga membuatnya tewas, namun takdir berkata lain dia pun kembali tersadar dan berada di tubuh gadis lain yang dijuluki sampah, dengan tekadnya yang sangat kuat dia akan berusaha kembali ke puncak.
" Huff... ternyata tidak hanya di kehidupan sebelumnya bahkan dikehidupan inipun aku masih menjadi rebutan, melelahkan."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae Linge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jalang dan Sampah
Setelah Maeli Su mendengarkan semua penjelasan tentang ibu dari raga yang ditepatinya, kini dia pun bertekad untuk menjadi kuat bahkan lebih kuat dari dirinya di kehidupan sebelumnya.
Ketika Maeli Su asik dengan pemikirannya tiba-tiba dia di kejutkan dengan kedatangan Lira Su yang langsung masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu dan Lira Su pun datang dengan di dampingi dayang-dayangnya.
"Hai kakak ku yang sampah dan buruk rupa, bagaimana keadaan mu? Aku datang kemari untuk memberi tau kan sebuah berita baik untuk mu bahwa sebentar lagi pernikahan mu akan resmi di batalkan dan aku akan menggantikan mu menikah dengan putra mahkota" ucap Lira Su dengan penuh tawa kemenangan dan tatapan merendahkan.
Maeli Su yang mendengar hal itu pun hanya memasang ekspresi datar lalu bersikap acuh tak acuh, dan hal tersebut membuat Lira Su sangat marah.
Lira Su tau jika Maeli Su sangat menyukai pangeran mahkota, dulu jika Lira Su berkata seperti yang dikatakannya tadi maka Maeli Su akan langsung memohon kepada Lira Su untuk tidak membuat pernikahannya dengan putra mahkota batal, bahkan dia sampai berlutut di kakinya.
"Apakah sekarang sampah seperti mu juga sudah tuli sehingga tak mendengar apa yang ku katakan?" Ucap Lira Su dengan nada suara yang mengejek sebab dia memang sengaja datang ke kediaman Maeli Su untuk melihat sampah itu berlutut di kakinya, namun sayang tak sesuai dengan apa yang diharapkannya.
Maeli Su yang mendengar perkataan adiknya itu pun menyunggingkan senyum yang sangat tipis hingga tak ada yang menyadarinya dan dengan santai dia berkata "aku tak tuli, dan jika kau mau menikah dengannya silahkan aku akan sangat bahagia jika itu benar terjadi".
Lira Su yang mendengar hal itu sontak tak percaya namun dia senang sebab itu akan sangat menguntungkannya dan dengan percaya dirinya dia pun berkata "akhirnya kau sadar jika sampah sepertimu memang tak pantas untuknya, dan ingatlah selalu apa yang kau ucapkan tadi"
Maeli Su yang mendengar perkataan Lira Su pun tertawa dan berkata "Tenanglah aku bukan ****** yang akan merebut milik orang".
Karena merasa tersinggung Lira Su pun mulai marah dan menunjuk nunjuk ke arah Maeli Su" "Kurang ajar lancang sekali mulut mu dasar sampah buruk rupa, ingat lah sampah akan tetap selamanya menjadi sampah"
Dengan amarah yang semakin tinggi Lira Su ingin menampar pipi Maeli Su, namun dengan cepat tangan itu pun di tangkap Maeli Su dan mendorongnya hingga terjatuh, Lira Su pun kaget dengan apa yang di lakukan Maeli Su.
"Jangan coba-coba untuk mengusik ku, karena aku akan membalasnya jauh melebihi dengan apa yang kau lakukan" ucap Maeli Su dengan tatapan mematikannya.
"Pergi dari ruangan ku dan kau dengarkan baik-baik aku tak akan pernah menjadi penghambat antara kau dan putra mahkota, aku sama sekali tak menyukainya lagi, bahkan menurut ku ****** dan sampah itulah baru pasangan yang serasi.
Dengan kemarahan yang sangat besar Lira Su keluar dari kediaman Maeli Su sebab entah kenapa hatinya merasa tak tenang dengan aura yang di keluarkan Maeli Su.
"Kau sangat hebat dalam mengatasi ******" ucap Momo yang muncul dan duduk di pangkuannya.
"Itu bukan apa-apa untuk ku" jawab Maeli Su dengan mengelus bulu Momo yang sangat lembut.
"Ulurkan tangan mu" perintah Momo yang kemudian di lakukan oleh Maeli Su.
Seketika muncullah dua pil dan sekantong serbuk di tangannya, melihat hal itu dia pun kaget sebab ini pertama kali dia mengalaminya.
"Aku bisa mati muda jika terus-terusan kaget seperti ini" batin Maeli Su
"ke dua pil itu harus kau minum secepat mungkin agar racun di tubuh mu menghilang" ucap Momo.
"Baiklah, namun kenapa warna pilnya berbeda? Apakah masing-masing dari pil ini memiliki fungsi yang berbeda" tanya Maeli su
"Kau benar, kedua pil itu memang memiliki fungsi yang berbeda, yang berwarna merah untuk racun yang ada di tubuh mu dan membuat tubuh mu kebal dari racun apapun, sedangkan yang berwarna hitam untuk membuat tubuh mu memiliki reaksi kepekaan yang tinggi dimana saat kau akan memakan atau pun meminum sesuatu kau akan tau apakah terdapat racun atau tidak, dan juga hebatnya lagi semua meridian mu akan langsung terbuka di saat yang bersamaan, dan dengan bantuan ku kau bisa menutupi hal itu dari siapapun bahkan tak akan ada yang bisa melihat tingkatan mu" jelas Momo panjang kali lebar.
Maeli Su yang mendengarkan hal itu pun merasa takjub dengan khasiat pil itu lalu dia pun bertanya "Lalu bagaimana dengan serbuk ini apakah harus aku gunakan langsung setelah meminum pil ini?
"Serbuk itu tidak harus kau gunakan setelah meminum pil itu, kau bisa menggunakannya kapan pun tapi kau harus memakainya berendam seminggu penuh tidak boleh di selingi" jelas Momo.
"Baiklah kalau begitu" ucap Maeli Su dan dengan segera dia pun menelan ke dua pil itu.
"Kenapa tidak ada apapun yang terjadi pada tubuh ku? Bukankah seharusnya akan ada yang terjadi, apakah pil itu palsu? Tapi tidak mungkin pil itu palsu atau apakah karena aku yang luar biasa hebat hingga efek obat itu tak berpengaruh pada ku" ucap Maeli Su dengan penuh ke sombong.
Tak berselang lama dia pun merasa perutnya tak enak, dia mulai merasa mual seperti ada yang ingin keluar dari perutnya dan tanpa bisa melakukan apa pun dia langsung memuntahkannya dan keluarlah darah hitam yang sangat kental juga sangat bau dari mulutnya, hal itu pun terjadi beberapa kali hingga di akhiri dengan darah merah segar.
Melihat hal itu Momo pun berkata "Jangan pernah sombong, sebab kau tak akan tau apa yang terjadi setelahnya, namun kau Tenanglah lima hari lagi kau akan langsung sembuh dan semua khasiat obat itu pun akan langsung dapat kau rasakan.
Mendengar hal itu Maeli Su tak bisa berkata apa pun lagi dia hanya diam dan tak sanggup lagi berkata apapun sebab kini badannya sangatlah lemas dan wajahnya pun sangat pucat, namun dia setuju dengan apa yang di katakan Momo.
Tak berapa lama datanglah Lili yang masuk setelah mengetuk pintu terlebih dahulu, dia baru saja selesai melakukan tugas yang sengaja di berikan oleh Lira Su sebab Lira Su ingin berjumpa dengan Maeli Su, ketika melihat keadaan nonanya dia pun langsung menangis dan dengan segera berlari ke arah nonanya itu.
"Nona apa yang terjadi, kenapa Nona bisa seperti ini?" Tanya Lili dengan tangisan yang memilukan.
Maeli Su tak dapat menjawab pertanyaan Lili dia hanya terus memandangi Lili yang menangis semakin keras, dan tanpa sadar dia pun telah pingsan.
Lili yang melihat nonanya pingsan seketika keluar dari ruangan itu dan menuju ke tempat nyonya rumah meminta tolong memanggilkan tabib untuk memeriksa keadaan nonanya, namun sayang bukannya mendapatkan tabib tapi nyonya rumah dan ke dua anaknya malah menyumpahi nonanya agar segera mati, dan itu membuat Lili sangat sedih.
Dengan langkah gontai dan perasaan pilu dia pun kembali ke kediaman nonanya, setelah sampai dia langsung membersihkan lantai yang penuh dengan darah lalu dia dengan cekatan membersihkan tubuh nonanya dan tak lupa pula dia mengganti pakaian yang di pakai nonanya karena pakaian sebelumnya terdapat banyak bercak darah.