🏆Juara 1 You Are A Writer 2024 Genre Pria🏆
Xiao Chen, seorang pendekar muda yang sejak kecil dihina karena lahir dari seorang ibu yang menikah secara tertutup dengan anggota Klan yang berseberangan.
Sebagai seorang anak laki-laki ia diperlakukan seperti anak perempuan di rumah keluarga besarnya di Klan Xiao. Ia mengikuti marga ibunya dan menjadi anak yang menyendiri sejak kecil.
Hingga suatu hari ia mengalami kecelakaan, ruang penyimpanan rahasia keluarga Xiao terbuka saat ia sedang bertugas membersihkannya. Sebuah kekuatan ajaib memasuki tubuhnya, kekuatan gelap yang haus akan darah dan juga pertempuran.
Keadaan ini mengubah kepribadian Xiao Chen, membawanya ke petualangan bertemu dengan ayah kandungnya. Di saat itulah keajaiban lain terjadi, energi hitam di tubuh Xiao Chen menghilang dan menjadikan ia memiliki kesadaran untuk bertanggungjawab atas perbuatan masa lalunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengorbanan Seorang Ayah
Ye Chen mengabaikan kewaspadaannya, ia memeluk erat sosok tubuh pemuda berlumuran darah itu. Sangat jelas, itu adalah darah keturunannya langsung, sosok pemuda kurus itu terangkat dan menunjukkan sebuah tulisan pada batu, "Xiao Nie"
"Ini.. Ini mustahil..." Ye Chen kembali tercengang, sebelumnya ia tidak memperhatikan makam siapa yang berada dibalik tubuh putranya itu.
"Buuggh"
Tubuh Ye Chen melorot ke tanah, ia menangis putus asa dengan mata merah.
Ye Chen benar-benar tidak berdaya, perjalanan jauh yang ia lakukan kini sia-sia. Kekuatannya yang ia bangun dalam keterasingan pun tidak berguna, wanita yang ia sangat cintai telah tiada. Bahkan putra yang belum sempat ia lihat dan sentuh kini tak bergerak dengan tubuh bersimbah darah.
"Nie'er.. Maafkan aku.. Maafkan aku" Ye Chen meraung, keheningan malam telah terguncang, suaranya seperti merobek keperkasaan langit di angkasa.
Dari jarak di sebelahnya tampak Qin Chenyu ikut merasakan kesedihan yang dialami oleh sahabat sekaligus atasannya tersebut. Ia sendiri memiliki keluarga, seorang istri dan satu orang putri namun karena suatu keadaan mereka terpisah dalam tempo yang cukup lama. Setelah menemani sahabatnya ini barulah ia akan kembali ke kampung halamannya di tempat yang sangat jauh dari hingar bingar Kota besar.
"Sebaiknya kita sembuhkan anak ini terlebih dahulu, mungkin belum terlambat" ucap Qin Chenyu membuyarkan kesedihan Ye Chen.
Ye Chen buru-buru tersadar setelah mendengar perkataan dari Qin Chenyu.
"Kau benar.. Putraku masih punya harapan hidup" jawab Ye Chen sambil buru-buru bangkit.
Dengan perlahan ia mengangkat tubuh kurus putranya, entah apa yang terjadi namun ia merasakan jika putranya tersebut tampak sangat luar biasa.
"Sungguh luar biasa, andai aku memiliki kesempatan yang cukup maka kamu pasti akan menjadi pendekar yang sangat hebat" gumam Ye Chen saat menyadari jika putranya memiliki fisik yang berbeda dengan orang lain.
Namun detik berikutnya ia terkejut ada hawa gelap yang menyelimuti tubuh putranya, ini berasal dari semacam tekad yang kuat dan jiwa pemberontakan yang berasal dari jiwa yang terdalam.
Ye Chen memandang langit, ia tidak merasa lelah meskipun dia baru saja menempuh perjalanan jauh dan sebelumnya tanpa tidur. Sebaliknya, ia merasa seperti mendapatkan kehidupan baru meski kondisi yang ini berlaku kejam pada dirinya.
Setelah meletakkan tubuh putranya di atas ranjang yang sangat sederhana, Ye Chen sedikit menjadi lebih tenang, setelah menarik napas dalam-dalam ia mulai menyadari jika putranya benar-benar berada di ujung tanduk. Sebagai seorang kultivator, Ye Chen curiga jika putranya baru saja terlibat dalam pertarungan besar ini. Namun demikian ia tidak bisa menebak sejauh mana keterlibatan putranya tersebut, yang ia tahu adalah jika putranya baru saja menghabiskan esensi darahnya dan juga energi vitalitasnya secara ekstrim.
Semua kecemasan yang melanda dirinya di malam sebelumnya kini berkecamuk lebih kuat, ia menjumpai istrinya telah meninggal dan putranya berada dalam kondisi meregang nyawa. Sejenak Ye Chen termenung, jika hal ini harus sesuai kehendak takdir maka ia dapat mengatasi kesulitan di depan matanya hanya dengan pikiran yang stabil dan menentukan pilihan yang tepat.
Setelah dia dan juga Qin Chenyu dengan hati-hati membersihkan luka pada putranya, ia membiarkan separuh bajunya terbuka memperlihatkan tubuh kurusnya. Kalung kebanggaan keluarga Ye juga masih menggantung di leher putranya, bertuliskan Ye Chen.
"Apa yang harus kita lakukan selanjutnya?" tanya Qin Chenyu dengan ekspresi bingung.
"Putraku terluka sangat parah, ia telah kehilangan energi vitalitasnya serta esensi darahnya telah rusak" ucap Ye Chen sambil menghela napas panjang.
"Aku bisa menyelamatkannya, namun aku harus mengorbankan kehidupanku" ucap Ye Chen kemudian, lalu ia melepaskan cincin penyimpanannya dan melingkarkannya ke jari putranya.
"Apa?" Qin Chenyu tersentak kaget.
"Itu adalah satu-satunya cara, esensi darah setiap orang sangat langka dan berbeda bergantung pada garis keturunannya. Beruntung aku dan dia memiliki kemiripan yang sama, anggap ini sebagai kesempatan ku untuk menebus kesalahanku karena telah menyia-nyiakan keluarga" ucap Ye Chen dengan tegas, ia menyesal namun pada saat yang sama ia juga bangga karena bisa memberikan suatu yang berarti kepada putranya.
"Apakah tidak ada solusi lainnya?" ucap Qin Chenyu dengan nada berat.
"Tidak, walaupun aku berhasil menyelamatkan nyawanya mungkin ia tidak sepenuhnya kembali normal. Tetapi setidaknya ia akan tetap hidup bisa menjadi orang yang baik dan berguna bagi masyarakat di masa mendatang" ucap Ye Chen dengan serius, secara perlahan ia mulai menyentuh dada putranya.
Ye Chen tidak ingin membuang waktu lagi, ia tahu jika terlambat sedikit lagi maka nyawa putranya akan melayang. Detik berikutnya ia langsung membakar esensi darahnya dan menyalurkannya ke dalam tubuh putranya, bersamaan dengan itu ia juga mentransfer energi vitalitasnya.
Qin Chenyu melihat pemandangan ini dengan ekspresi rumit, ia pun akan melakukan hal yang sama jika mendapati posisinya seperti Ye Chen.
"Tolong makamkan aku di sebelah makam istriku, biarkan kami tetap bersatu di nirwana" ucap Ye Chen sebelum energinya semakin melemah.
Mendengar perkataan dari Dewa Perang wilayah selatan itu hati Qin Chenyu seperti tertusuk duri yang sangat tajam, ia hanya bisa mengangguk pelan tanda setuju.
Sementara di dalam tubuh Xiao Chen terjadi penyatuan energi yang mengalir dengan cukup deras, esensi darah Xiao Chen yang semula terlihat sangat kering kini mulai terisi kembali. Secara perlahan proses itu berjalan, aura kehidupan yang sebelumnya sangat tipis kini mulai terisi kembali. Bahkan secara tidak langsung energi murni bawaan dari ayahnya tersebut mampu membersihkan hawa gelap yang disebabkan oleh iblis hati, hanya kehangatan dan kedamaian yang ada di dalam diri Xiao Chen selama proses transfer energi tersebut.
Ye Chen tersenyum puas, ia melihat perkembangan putranya yang sudah berhasil melewati masa kritisnya setelah ia mengorbankan hampir seluruh energi vitalitasnya. Kini hanya beberapa saat lagi ia bertahan hidup dan memandang wajah putranya dengan senyum merekah. Bisa dikatakan ini adalah senyum terindah yang keluar dari mulutnya selama dua puluh tahun terakhir ini, ia puas dengan hasil ini hingga akhirnya ia jatuh dan menghembuskan napas terakhirnya.
"Komandan..." raung Qin Chenyu dengan penuh kesedihan.
Dengan sigap ia menopang tubuh Ye Chen yang kini sudah tidak bernyawa tersebut, ia benar-benar terharu dengan adegan yang baru saja terjadi di depan matanya.
Qin Chenyu merasakan denyut jantung pemuda yang merupakan putra dari sahabatnya sudah berdetak, denyut nadinya juga sudah dapat ia rasakan. Hanya saja pemuda tersebut belum sadarkan diri, masih butuh kesabaran untuk membuatnya benar-benar bangun.
Sementara itu Qin Chenyu segera menyiapkan pemakaman untuk atasan sekaligus sahabatnya itu, tepat di samping makam Xiao Nie ia menguburkan jenazah Ye Chen dengan penghormatan tertinggi.
semoga sampai TAMAT....
tap....tappppl