Aluna adalah seorang gadis cantik dan seorang Hacker yang sangat hebat, namun ia menutupi kehebatannya itu untuk membalas dendam kepada seseorang dimasa lalunya, sampai ia bertemu dengan CEO menyebalkan yang membuat harinya berwarna, mampukah Aluna membalaskan dendam masa lalu yang telah menghancurkan hidupnya, dan juga mampukah Aluna menerima cinta pria menyebalkan yang terus mengusik harinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sabia X, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ajakan Arjuna
Matahari sudah condong kearah barat,Luna menggeliatkan tubuhnya perlahan dan semakin mempererat pelukannya, tangan mungilnya meraba-raba.
“Kok keras sekali gulingku.” gumamnya dan dengan susah payah membuka matanya, mata indah itu mengerjab perlahan dan mendapati warna putih dihadapannya.
“Sayang, jangan bangun dulu, aku masih mengantuk.” gumam Juna kembali merengkuh tubuh Luna semakin rapat dalam pelukannya.
“Kyaaa!! Plak!"
“Sakit sayang!” teriak Juna yang langsung terduduk mengusap lengannya, yang terkena pukulan Luna dengan keras.
“Dasar mesum ngapain kamu di kamarku!” hardik Luna emosi.
“Sayang, jangan marah-marah ingat-ingat dulu, aku tidak mesum, kamu yang tertidur di pelukanku, kalau tidak aku pindah ya capek lah aku, mana kamu disuruh tidur sendiri gak mau malah peluk aku erat.” bohong Juna agar Luna tak marah, Luna terdiam mengingat –ingat apa yang terjadi.
“Sudah ingat, aduh sakitnya, kalau gak mukul tuh kenapa, gak bisa banget diajak romantis.” gerutu Juna menahan tawa melihat wajah Luna yang sedang mengingat sesuatu.
“Maaf, aku lupa sakit ya.” Luna tersenyum Juna berpura-pura cemberut, dan mengangguk.
“Sini aku lihat.” Luna mendekat dan secepat kilat Juna meraih tubuh Luna yang mungil dalam pangkuannya.
"Jangan mulai deh, mau aku pukul lagi," Luna melotot Dengan garang membuat Juna hanya tersenyum tanpa dosa dan langsung mencium pipi Luna dengan gemas, membuat Luna mendorong wajah Juna dengan telapak tangan nya menjauh dari wajahnya.
“Stop.” Juna menghentikan aksinya dan tertawa terbahak, Juna memeluk tubuh Luna erat.
"Malah tertawa," dengus Luna sebel.
"Habis kamu menggemaskan sayang aku jadi gak tahan." ucap Juna jujur sembari kembali mendekatkan wajahnya.
"Ih, jauh-jauh geli tahu," Juna kembali terbahak.
“Maaf, ayo kita menikah sayang sebelum khilaf, aku hanya lelaki normal yang tak bisa mengendalikan hawa nafsu.” bisik Juna lembut, membuat Luna terdiam diantara deru nafas yang mulai ia coba normalkan, ia akui Luna juga manusia biasa yang kapan saja juga pasti bisa khilaf terbawa suasana.
“Baiklah terserah kamu saja, tapi aku tidak ingin orang lain tahu dulu.”
“Baik sayang, siap laksanakan.” Juna sangat bahagia Luna mau menikah dengannya, diciuminya wajah Luna bertubi-tubi hingga membuat Luna kembali memberontak karna geli.
“Geli, lepas, aku lapar mau makan.” pinta Luna yang seketika menghentikan aksi Juna.
“Ayo sayang aku juga mau makan, kita makan diluar apa disini?”
“Disini saja, aku masih banyak pekerjaan.”
“Baiklah, ayo sayang." Juna langsung mengangkat tubuh Luna ala bridal style menuju meja makan.
“Duduklah sayang, aku panasi dulu masakannya, hari ini aku akan jadi kokinya." ucap Juna penuh semangat.
“Emang bisa nyalain kompor.” olok Luna dan langsung mendapat tatapan tajam dari Juna.
“Sayang, jangan mengolok ku ya, begini-begini aku bisa masak, waktu aku kuliah diluar negeri, aku masak sendiri lo, apa lagi kalau hanya manasi sayur begini, kecil lah.” jawab Juna bangga membuat Luna mengembangkan senyumnya ternyata kekasihnya tak semanja yang terlihat.
“Baiklah kalau begitu aku serahkan semua padamu.” Juna mengangguk dan mulai menggulung lengan kemejanya sampai batas siku, dan membuka dua kancing kemejanya membuat ia semakin terlihat gagah dan semakin tampan, membuat Luna memalingkan pandangannya tak mau melihat keindahan tubuh Juna semakin lama takut khilaf. Juna dengan cekatan menghangatkan semua sayur, dan mengambil nasi dari rice cooker menaruhnya semua diatas meja bersama piring dan juga tak ketinggalan air putih, dan duduk disamping Luna penuh senyum.
“Tuh kan aku bisa sayang, jangan khawatir nanti kalau kita sudah menikah, bukan hanya kamu yang masak aku juga akan memasak untuk istri tercintaku, ayo makan sayang, aku sudah lapar.” Juna menyendok kan nasi ke piring Luna begitupun dengan sayur dan ikannya, membuat Luna tersenyum haru dengan ucapan dan perbuatan yang Juna berikan membuat hatinya meleleh oleh sikap manis Juna.
“Terimakasih mas.” Juna terkekeh mendengar ucapan terimakasih serta panggilan yang berganti.
“Sama-sama sayang, ayo habiskan makannya aku suka kau memanggilku seperti itu sayang, terdengar lucu namun aku suka." Luna hanya mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan Juna, mereka pun makan dengan khusuk tanpa suara setelah selesai Luna mencuci piring mereka berdua sementara Juna sedang asik bertelepon dengan Bara, Luna sudah kembali kemeja kerjanya.
“Sayang..”
“Hmm” Luna menoleh karna panggilan itu.
“Aku harus pulang dulu, ada hal penting yang harus aku kerjakan, dan aku juga akan segera mengurus surat-surat pernikahan kita segera, tunggu ya sebentar lagi kita akan bersama.” Juna berucap dengan semangat di wajahnya.
“Iya mas, pergilah, aku juga ada kerjaan yang harus aku kerjakan.”
“Sayang, aku lupa menanyakan sesuatu kepadamu dari kemaren, apa kamu yang membuat Bilfex..” belum Juna selesai bicara Luna sudah mengangguk membuat Juna tersenyum dan mengusap pucuk kepala Luna lembut.
“Ya sudah aku pulang, tidak usah mengantarku.” Aluna kembali mengangguk membiarkan sang Arjuna hatinya pergi dari hadapannya menyisakan kesunyian kembali dalam ruangan itu. Notifikasi terdengar dari laptopnya, segera Luna membukanya, dan langsung memicingkan matanya, karna ada peringatan penyusupan untuk perusahaan Juna, dengan cepat ia merespon dan sialnya ia kalah cepat memblok.
“Shiit, lumayan juga mereka.” gumam Luna terus memberi perlawanan, sementara disebuah ruangan dua orang laki-laki tersenyum penuh kemenangan.
“Ternyata ia tak sehebat yang dibicarakan.” ucap salah satu pemuda yang terus memainkan jarinya tanpa jeda terus memberi perlawanan senyumnya terus merekah saat sandi perusahaan ia dapatkan.
“Kena kau.” teriaknya penuh percaya diri sembari menunggu proses pengunduhan file ketika mencapai tujuh puluh persen layar laptopnya berkedip tiga kali dan.
“Door!! Laptop itu meledak membuatnya langsung berpaling.
“Shiit, sialan!" teriaknya kesakitan karna sebagian pecahan itu mengenai wajahnya membuat pria yang satunya melompat menghindar dari layar komputernya takut bernasib sama, kedua laki-laki itu dengan nafas memburu menatap layar yang masih beroperasi dan seketika layar itu menggelap dan muncul emoji tersenyum sebelum ikut meledak, membuat kedua orang itu kembali mengumpat penuh emosi. Di Ruangannya Luna tertawa senang karna kembali bisa memperdaya mereka, yah Aluna sang Ratu Hacker yang belum pernah terkalahkan dan selalu menjadi no satu di dunia nya, bahkan kalangan hacker banyak yang tidak pernah tahu identitasnya karna Luna selalu memberi nama samaran setiap ikut komunitas bahkan lomba saling bantai dikalangan hacker dunia, banyak yang sangat penasaran dengan pemenang yang lima tahun selalu merajai dunia tersebut karna Luna selalu menamai dirinya Bro X, sedangkan untuk kerja yang ringan selalu memakai nama samaran L. sedangkan ia dengan santainya kuliah mengambil jurusan bisnis yang sangat bertolak belakang dengan hobinya.
*
ceritanya..
ini masa ketembak lsg ambruk pdhal ga ngenai vital.